Upacara bulan Kapat atau yagn sering juga dikenal dengan upacara selamatan bumi, air, kayu dan segala macam tanaman beserta hasil buminya. Upacara ini dilakukan oleh masyarakat suku Tengger untuk membawa hasil bumi mereka ke Rumah Sanggarnya di masing masing Dusun. Upacara kapat ini juga sebenarnya berhubungan dengan siklus pertanian. Upacara kapat lebih menekankan kepada usaha masyarakat untuk menolak-bala agar terhindar dari berbagai bencana yang dapat merugikan manusia, tanaman dan binatang piaraan. Tempat : Rumah Sanggar Mantra : Pujan Sharon.
Tanggal 1 bulan Kawolu merupakan hari untuk melaksanakan upacara yang bertujuan untuk memperingati terjadinya manusia. Perayaan itu dilangsungkan sebagai akhir megeng pada Pujan Kapitu. Upacara tersebut ditujukan untuk meminta selamat kepada Hong Pukulun, agar manusia serta alam sekelilingnya terhindar dari malapetaka. Upacara kawolu juga ditujukan untuk menghormati Bumi, sebagai tempat semua makhluk. Penghormatan kepada bumi juga dilambangkan sebagai ibu pertiwi. Unsur-unsur alam lain yang dihormati ialah: banyu (air), Geni (api), angin, bintang, bulan, matahari.
Umat Hindu Tengger mempercayai bahwa sembilan penjuru alam semesta ini dijaga oleh Manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa dalam wujud Dewata Nawa atb Sanga yang meliputi Dewa Wisnu, Sambu, Iswara, Maheswara, Brahma, Rudra, Mahadewa, Sangkara dan Siwa. Upacara adat ini dilaksanakan tiap satu tahun sekali yang jatuh pada Panglong ke Sanga (9) setiap Bulan Kesanga menurut hitungan Kalender Tengger. Berbeda dengan Kasada, dalam upacara adat “Pujan Kasanga” terbagi menjadi 3 (tiga) sesi yaitu resik, puja mantra/bantenan dan mubeng dheso. Sarana yang dibutuhkan dalam sesi pertama adalah sesajen yang terdiri dari panggang ayam, tumpeng, bunga panca warna, pisang ayu, suruh dan jambe ayu. Selain itu, persembahan yang berupa beberapa ekor ayam utuh dan bahan pangan lainnya dan pada akhir upacara adat persembahan ini akan diserahkan kepada para sesepuh Desa. Semua dikumpulkan di rumah Kepala Desa untuk dibacakan japa mantra oleh Dukun Adat yang disebut Rama Dukun Pandito. Masyarakat tengger mempe...
Upacara Walagara yaitu memohon kepada Tuhan dipimpin Dukun Pandita melalui sarana sesaji, dupa, dan kemenyan. Upacara Walagara memiliki 7 prosesi upacara. Yaitu Upacara Pras Pangresikan, Dedolit, Antrem-antrem, Gelang Lawe, Beboreh, Mangsu, dan Sepasar. Upacara Walagara menjadi upacara terakhir dalam prosesi pernikahan Suku Tengger. Itulah upacara dalam prosesi pernikahan yang dilansir dari catatan Sanggar Tengger Tenggering Budi Luhur. sumber: https://surabaya.tribunnews.com/2018/12/09/prosesi-pernikahan-suku-tengger-ini-makna-temu-manten-hingga-walagara?page=all
Upacara Tugel Kuncung atau Tugel gombak juga merupakan salah satu upacara tradisional yang diselenggarakan oleh masyarakat Tengger di Desa Wonokerso, kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo. Upacara ini diadakan untuk anak laki-laki yang berumur empat tahun, yang siap untuk melakukan khitan. Proses pertama yang dilakukan adalah memotong rambut dahi dari anak laki-laki yang mengikuti jalannya upacara, untuk mendapatkan berkat dan kesejahteraan dari Tuhan. Sementara itu, Tugel Gombak adalah upacara untuk anak perempuan. Upacara ini wajib bagi masyarakat Tengger dan yang akan selalu diadakan sekali dalam seumur hidup. Sebelum upacara, masyarakat menggelar doa bersama di Pura setempat. Lalu, dukun yang memimpin upacara ini akan memotong rambut para peserta inisiasi. Masyarakat setempat percaya bahwa Tugel Kuncung dan Tugel Gombak dilakukan untuk melempar nasib buruk jauh dari remaja pubertas, dan diharapkan mereka akan terhindar dari berbagai rintangan dalam hidup dan memiliki kemak...
Bersih Desa merupakan slametan atau upacara adat Jawa untuk memberikan sesaji kepada danyang desa. Sesaji berasal dari kewajiban setiap keluarga untuk menyumbangkan makanan. Bersih desa dilakukan oleh masyarakat dusun untuk membersihkan desa dari roh-roh jahat yang mengganggu. Maka sesaji diberikan kepada danyang, karena danyang dipercaya sebagai penjaga sebuah desa. Dengan demikian, upacara bersih desa diadakan di makam danyang. Di desa yang mempunyai pengaruh muslim kuat, upacara bersih desa diadakan dilaksanakan di Masjid. Adapun isinya adalah doa-doa dalam Muslim. Sementara, di beberapa desa yang tidak memiliki makam danyang, upacara bersih desa diadakan di rumah kepala desa maupun di Pendopo Kantor Kepala Desa. Bersih desa juga dimaknai sebagai ungkapan syukur atas panen padi, maka upacaranya dilakukan setelah panen padi berakhir. Bersih desa biasanya diadakan pada bulan Sela atau Syawal, yaitu bulan ke-11 Kalender Jawa. Untuk tanggal, setiap desa berbeda pelaksanaannya, namun...
Petik laut adalah sebuah upacara adat atau ritual sebagai rasa syukur kepada Tuhan, dan untuk memohon berkah rezeki dan keselamatan yang dilakukan oleh para nelayan. Umumnya, kegiatan ini diadakan di seluruh pulau Jawa. itual diawali pembuatan sesaji oleh sesepuh nelayan. Kemudian perahu kecil (perahu sesaji) disiapkan dan dibuat seindah mungkin mirip kapal nelayan yang biasa digunakan melaut, kemudian sesaji tersebut di hanyutkan ke laut. Dalam upacara petik laut para nelayan menghias perahu seindah mungkin, selain itu berbagai perayaan-perayaan yang dilaksanakan seperti halnya mengadakan pengajian, orkes dangdut, dan sebagainya sesuai keinginan para nelayan di masing-masing daerah. Di Madura, semua jenis bahan yang dihanyutkan mengandung nilai filosofis kehidupan sehari-hari. pelaksanaan upacara ini bukan hanya di Probolinggo saja tetapi juga dilakukan di seluruh pulau Jawa seperti Banyuwangi dna Madura.
Alkisah Prabu Kertamarta, Raja Kerajaan Daha, memiliki dua orang putri, Galuh Ajeng dan adiknya, Candra Kirana. Si sulung, Galuh Ajeng memiliki paras cantik, namun Candra Kirana jauh lebih cantik. Si Bungsu Candra Kirana telah memiliki tunangan, yaitu seorang pangeran tampan, putra mahkota Kerajaan Kahuripan bernama Raden Inu Kertapati. Diam-diam Si Sulung, Galuh Ajeng juga mencintai Raden Inu Kertapati. Oleh karenanya ia sangat iri melihat keberuntungan Candra Kirana. Galuh Ajeng kemudian mempunyai niat jahat menyingkirkan adiknya dari istana Kerajaan Daha. Ia meminta bantuan seorang nenek sihir jahat. Nenek sihir jahat tersebut terkenal memiliki mantra kutukan sangat mengerikan. Galuh Ajeng meminta nenek sihir agar mengutuk Candra Kirana menjadi sesuatu hal mengerikan. Nenek sihir menyanggupi permintaan Galuh Ajeng. Tapi Ia memberikan syarat Candra Kirana harus dikeluarkan terlebih dahulu dari istana sehingga ia bisa leluasa menyihirnya. Setelah bertemu nenek sihir jahat, Galuh Aj...
Alalabang merupakan tradisi yang berasal dari Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Tradisi ini merupakan tradisi lisan berpantung dengan menggunakan sajian topeng dalang. Kesenian yang menyajikan sastra lisan dari satu rumah ke rumah yang lain. Bentuk keseniannya bermacam-macam ada yang menyanyi tanpa iring-iringan musik, ada juga melantunkan syair-syair agama dengan pukulan 3 buah gendhang rebana, dan ada berupa rombongan anak-anak kecil, 2 anak di depan berpakaian pengantin sedang yang lainnya bertindak sebagai penyanyi cilik. Masing-masing wilayah mempunyai bentuk alalabang yang berbeda. Lebih-lebih rombongan alalabang, akan banyak menyedot penonton, ketika para rombongan itu membawakan sebuah kesenian topeng dalang