Nada-nada indah terdengar mengiringi sebuah tarian khas Suku Moy yaitu Tari Wutukala. Tarian yang berasal dari wilayah pesisir Sorong ini bercerita tentang upaya penangkapan ikan dengan menggunakan air tuba. Lagu daerah yang mengiringi pun bercerita tentang hal yang tidak jauh berbeda dan lagu ini berjudul Atawenani. Sama seperti Tari Wutukala, Lagu Atawenani juga merupakan lagu daerah khas suku Moy. Lagu ini berirama cepat dan bernuansa gembira. Atawenani menceritakan tentang kisah para nelayan suku Moy yang mencari ikan dengan tombak, namun mengalami kesulitan. Hingga pada akhirnya, para kaum wanita membawa racun tuba yang membuat ikan-ikan pusing dan akhirnya mudah untuk ditangkap. Atawenani adalah sebuah lagu pengiring tari Wutukala dengan makna yang berisi ucapan syukur dan kebahagiaan Suku Moy. Lagu Atawenani akan dimulai dengan sebuah hentakan bertempo cepat di awal tarian Wutukala. Para Penari pria pun masuk dan menggambarkan usaha mereka dalam mencari ikan dengan to...
Kami adalah manusia berdosa. Kami mohon ampun padaMu ya Tuhan. Kami bersyukur atas semua kebaikanMu. Ya Tuhan, terimakasih atas Panen Sagu ini. Tuhan baik dan kami manusia berdosa. Syair di atas adalah terjemahan bagian dari sebuah lagu tradisional yang dinyanyikan oleh suku Asmat ketika masa panen sagu tiba. Kira-kira seperti ini lirik lagu tersebut apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Sebuah lagu yang penuh religiusitas dimana pengakuan dosa menyatu dengan ucapan syukur mendalam atas berkat panen sagu yang telah dianugerahkan Tuhan Semesta Alam. Nyanyian Pesta Ulat Sagu merupakan bagian dari Pesta Panen Sagu yang biasa dilakukan suku Asmat ketika mereka mulai menuai hasil perkebunan sagu mereka. Lagu ini biasa dinyanyikan bersamaan dengan tarian yang juga dilakukan atas dasar ungkapan syukur terhadap limpahan berkat Tuhan. Seperti kita ketahui, sagu adalah makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Papua, termasuk suku Asmat. Oleh karena itu, sagu memiliki ar...
Suku Asmat dikenal sebagai salah satu suku besar di Papua yang memiliki kearifan lokal luar biasa. Mereka sangat menghormati alam dan kehidupan para pendahulu mereka. Seperti halnya suku-suku lain di Papua, biasanya penghormatan ini ditunjukkan di dalam berbagai kesenian yang mereka miliki seperti tarian, lagu-lagu, dan ukiran kayu khas Asmat. Salah satu hasil kesenian yang mencolok dimiliki oleh suku Asmat adalah hiasan kepala yang begitu memukau. Hiasan atau mahkota khas suku Asmat ini memang tidak memiliki nama khusus. Masyarakat Asmat menyebutnya hanya sebagai hiasan atau mahkota yang mereka anggap bagian dari pakaian adat. Bentuk mahkota ini sebenarnya menyerupai sebuah anyaman pucuk daun sagu yang dapat diikatkan ke kepala. Beberapa bulu burung dipasang di sekitar anyaman dan menjadi aksesoris yang memperindah mahkota. Bulu-bulu ini diambil dari burung-burung yang mempunyai arti penting bagi suku Asmat seperti Kasuari atau Kakatua putih. Sepe...
Permainan ini berasal dari Kabupaten Biak Numfor. Untuk memainkan permainan ini, kita membutuhkan media kayu sebagai tongkat dan anak tongkatnya. Tempat bermain ini diusahakan di tanah lapang yang cukup luas untuk menghindari kerusakan barang atau kecelakaan dari permainan ini. Step-step permainannya: Bagi lah dua kelompok yang masing-masing kelompoknya berisi 3-5 orang. Kemudian menentukan kelompok yang akan bermain terlebih dahulu. Letakkan kayu yang memiliki panjang 20 cm di atas permukaan tanah yang telah di lubangi. Perwakilan pemain akan memegang kayu sepanjang 50 cm di salah satu ujung kayu dengan kedua tangannya. Kemudian ayungkan lah kayu tersebut hingga mengenai kayu yang telah di tancapkan diatas tanah. Tugas pemain lain dalam kelompok itu harus menangkap kayu yang telah dilempar sebelum mengenai permukaan tanah. Jika kayu tidak dapat tertangkap, kelompok yang bermain akan melanjutkan ke tahap berikutnya. Letakkan kayu 20 cm secara melintang di atas lubang atau didalam l...
Tidak jarang kita melihat pemain Timnas adalah orang-orang yang berasal dari papua. Ternyata, sebelum sepak bola atau futsal di kenalkan kepada masyarakat papua, mereka telah melakukan permainan serupa yang di sebut Patah Kaleng. Bedanya, peraturan permainan ini tidak mengenal pencetakan Goal karena tidak menggunakannya gawang. Dengan begitu istilah Out dari lapangan dan gawang tidak berlaku dalam permainan ini. Lalu? Bagaimana cara mencetak skor lapangannya? Tidak usah khawatir.. Disinilah letak keseruan dalam permainan ini. Step-step permainannya: Bagilah dua kelompok dengan jumlah pemain yang sama rata. Tentukan lapangan bermain atau jalan depan rumah yang cukup luas. Siapkan bola atau benda bulat lain yang cukup mirip untuk menggantikan bolanya. Dan untuk melengkapi permainan ini, siapkan dua kaleng atau dua botol sebagai titik poin pelemparan bola. Atur tempat kedua kaleng atau botol, sama seperti penempatan gawang. Seperti sepak bola pada umumnya, kaleng yang akan di te...
Inkaropianik adalah permainan rakyat Papua yang menggambarkan sangat kuatnya ikan dalam usaha untuk melepaskan jaring-jaring yang ingin menangkapnya. Disini semakin banyak pemain, semakin seru permainannya. Minimal jumlah pemain setidaknya 6 orang saja. Step-step permainannya: Salah satu pemain akan berperan menjadi Ikan dan pemain lain akan berperan menjadi jaring-jaring perangkapnya. Permainan akan dilakukan di sungai atau kolam renang yang tidak terlalu dalam. Pemain yang menjadi jaring-jaring akan menggandeng tangan satu sama lain hingga serupa dengan jaring-jaring ikannya.Ikan akan memasuki jaring-jaring melalui cela di bagian kaki-kaki pemain. Ikan harus berusaha keluar dari jaring-jaring dengan cara mendorong badan pemain agar mendapatkan cela untuk keluar. Dilarang melewati kaki-kaki pemain, karena akan di anggap sebagai curang. Dengan jatuhnya pemain (jaring-jaring), diumpamakan dengan jaring-jaring yang rusak akibat sang ikan. Jika ikan mampu keluar dari jaring-jaring, pe...
Mungkin beberapa dari kita semua pernah melihat permainan tradisional yang menggelindingkan tali rotan berbentuk lingkaran dengan sebatang tombak. Benar, permainan ini adalah salah satu permainan khas papua. Step-step bermainnya: Siapkan pemain minimal berjumlah 2 orang atau maksimal 20 orang. Carilah tanah lapang yang luas, seperti padang rumput atau lapangan. Siapkan garis Finish. Siapkan rotan berbentuk lingkaran dan tombak sebagai alat lempar. Gelindingkan rotan yang berbentuk lingkaran dengan bantuan tombak tersebut. Pemain yang mencapai garis Finish terlebih dahulu dinyatakan sebagai pemenangnya. (Sumber: http://ditasinthia.blogspot.co.id/2013/01/permainan-tradisional-inkaropianik-dan.html, dengan perubahan)
Tombak digunakan untuk berburu dan perang. Ia dibuat dari kayu pada pegangannya dan batu atau tulang tajam sebagai matanya. Seiring perkembangan zaman, di masa kini mata tombak kerap ditemukan terbuat dari logam. Selain itu, modifikasi mata tombak yang beragam seperti pada gambar di bawah ini juga tak jarang dijumpai. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/10/senjata-tradisional-papua/
Perkawinan merupakan kebutuhan yang paling mendesak bagi semua orang. Dengan demikian masyarakat Papua baik yang di daerah pantai maupun daerah pegunungan menetapkan peraturan itu dalam peraturan adat yang intinya agar masyarakat tidak melanggar dan tidak terjadi berbagai keributan yang tidak diinginkan. dalam pertukaran perkawinan yang di tetapkan orangtua dari pihak laki-laki berhak membayar mas kawin seebagai tanda pembelian terhadap perempuan atau wanita tersebut. adapun untuk masyarakat pantai berbagai macam mas kawin yang harus dibayar seperti: membayar piring gantung atau piring belah, gelang, kain timur (khusus untuk orang di daerah Selatan Papua) dan masih banyak lagi. berbeda dengan permintaan yang diminta oleh masyarakat pegunungan diantaranya seperti: kulit bia (sejenis uang yang telah beredar di masyarakat pegunugan sejak beberapa abad lalu), babi peliharaan, dan lain sebagainya. dalam pembayaran mas kawin akan terjadi kata sepakat apabila orangtua dari pihak laki-laki...