Lutung Kasarung (artinya Lutung yang Tersesat ) adalah cerita pantun yang mengisahkan legenda masyarakat Sunda tentang perjalanan Sanghyang Guruminda dari Kahyangan yang diturunkan ke Buana Panca Tengah ( Bumi ) dalam wujud seekor lutung (sejenis monyet ). Dalam perjalanannya di Bumi, sang lutung bertemu dengan putri Purbasari Ayuwangi yang diusir oleh saudaranya yang pendengki, Purbararang. Lutung Kasarung adalah seekor mahkluk yang buruk rupa. Pada akhirnya ia berubah menjadi pangeran dan mengawini Purbasari, dan mereka memerintah Kerajaan Pasir Batang dan Kerajaan Cupu Mandala Ayu bersama-sama.
Boboyongan dengan nama lain Surak Ibra, diciptakan oleh Rd. Djadjadiwangsa putera Rd. Wangsa Muhammad (Pangeran Papak) pada tahun 1910 di Kampung Sindangsari Desa Cinunuk Kecamatan Wanaraja. Kesenian ini menggambarkan keinginan masyarakat untuk mempunyai pemerintah dan pemimpin sendiri, dengan semangat kebersamaan untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan antara pemerintah dan masyarakat. Kesenian ini didukung oleh 40 sampai 100 orang pemain, dengan alat kesenian yang digunakan seperti kendang penca, angklung, dog-dog, kentongan dan lain-lain. Kesenian ini juga berupa sindiran/protes terhadap pemerintahan Belanda yang bertindak sewenang-wenang terhadap masyarakat pribumi.
Melambangkan kuatnya hembusan do’a yang dipanjatkan kehadirat Allah SWT, oleh segenap masyarakat dan pemerintah Majalengka. Do’a dipanjatkan tiada henti dari 8 arah mata angin, tak kenal ruang dan waktu, bagaikan angin Majalengka yang bertiup kencang, tak kenal waktu dan musim. Demi terwujud maksud – tujuan (cita-cita bersama), “Gemah Ripah Repeh Rapih Sindangkasih Sugih Mukti Kartaraharja”. Angin majalengka perlambambang penolak bala dan gambar (motif) 8 (delapan) penjuru mata angin melambangkan ; kekuatan, keperkasaan, kewibawaan, keteguhan, ketegaran, ketangguhan, kesigapan, dan keberanian masyarakat dan pemerintah Majalengka dalam berkeputusan, mengambil langkah-langkah jitu. sumber: http://batikmajalengka.blogspot.com/2014/05/motif-kota-angin.html
Motif Buah Gedong Gincu ini perlambang sebuah pengharapan yang besar dari pengharapan pemerintah Majalengka, agar tetap selalu diberi karunia alam yang subur, sehingga terus bisa eksis bertani (berkebun) dan diharapkan tumbuh subur berbagai pepohonan, khususnya pohon mangga gedong gincu, yang merupakan salah satu unggulan dari hasil bumi Majalengka bagian dari penunjang tumbuh berkembangnya ekonomi kerakyatan di bidang argo, demi mewujudkan cita-cita bersama; Majalengka yang Religius, Maju dan Sejahtera. Digambarkan dengan motif buah gedong gincu yang bergaris lingkaran tiga buah. Sedang gambar (motif) yang berbentuk sayap, ukel, akar dan garis kotak (empat persegi panjang) melambangkan dengan tekad bulat masyarakat Majalengka berserta pemerintah yang terus menerus berkesinambungan, tak kenal lelah (tak kenal putus asa), tak berpamrih untuk terus berjalan, bergerak dalam menegakkan cita-cita luhur bersama terseb...
Motif batik ini dibuat sebagai perlambang rasa syukur yang dalam kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah banyak di limpahkan kepada masyarkat dan pemerintah Majalengka, yang salah satunya adalah bahwa di Majalengka memiliki berbagai potensi perikanan yang baik, berdaya guna dan berhasil guna. Yang sudah barang tentu merupakan aset daerah yang dapat dibanggakan, dapat dirasakan manfaatnya bagi kepentingan, keuntungan segenap masyarakat dan pemerintah Majalengka. Melambangkan pula masyarakat dan pemerintahan Majalengka yang dinamis, berprinsip, berdedikasi, berprestasi, bergerak terus untuk berkembang (maju) bersatu padu dalam kebersamaan untuk mewujudkan cita-cita luhur, serta menjunjung harkat dan martabat kemanusian. Gambar (motif) ikan yang berjumlah 5 yang sedang menari mengelilingi bunga mekar berbentuk l...
Sega Lengko (Nasi Lengko dalam bahasa Indonesia) adalah makanan khas masyarakat pantai utara khususnya Cirebon. Makanan khas yang sederhana ini kaya akan protein dan serat serta rendah kalori karena bahan-bahan yang digunakan adalah 100% non-hewani. Berikut ini Resep Sega lengko khas Cirebon Bahan-bahan: 500 gram beras Lima potong tempe, buat ukuran 3 x 5 cm. Dua potong tahu putih, buat ukuran 5 x 5 cm. 100 gram tauge, silahkan direbus 250 gram minyak goreng kelapa asli. Secawan kucai, silahkan diiris halus. Secawan bawang goreng. Kecap manis secukupnya saja Bahan untuk membuat Sambal: 100 gram kacang tanah, silahkan digoreng. 12 buah cabe rawit. Dua siung bawang putih, silahkan digoreng. Dua buah cabai merah keriting. Sesendok teh garam. 4 buah bawang merah, silahkan digoreng....
Bajigur adalah salah satu minuman tradisional khas masyarakat Sunda dari daerah Jawa Barat, Indonesia. Bahan utamanya adalah gula aren dan santan. Untuk menambah kenikmatan dicampurkan sedikit jahe, garam, dan bubuk vanili. Minuman yang disajikan hangat ini biasa dijajakan bersama Bandrek, kacang rebus, ubi rebus, klepon, dan lain sebagainya dalam satu gerobak. Dalam penyajiannya, kadangkala ditambah dengan sedikit kolang-kaling (atau biasa disebut cangkaleng dalam Bahasa Sunda) yang diiris tipis. Bajigur paling pas untuk dinikmati kala hujan ataupun cuaca dingin. Seiring dengan perkembangan zaman, Bajigur dibuat dalam bentuk instan berupa bubuk yang tinggal diseduh menggunakan air hangat, tujuannya agar bisa dinikmati secara praktis kapanpun dan dimanapun tanpa harus repot-...
Bubur ini adalah apa yang sering disebut oleh banyak orang sebagai bubur candil yang bisa dibilang cukup unik karena berbeda dengan jenis bubur lainnya yang pada umumnya lebih bertekstur lembut. Namun untuk yang satu ini akan terasa agak kenyal ketika digigit, selain itu juga bentuknya yang unik karena berbentuk bulat-bulat sebesar bakso. Bola-bola bubur candil ini terbuat dari tepung sagu atau tapioka, namun ada juga yang membuatnya dengan mencampur tepung tersebut dengan ubi jalar sehingga memiliki rasa yang lebih mantap. Selain itu bubur ini juga memiliki sebutan lain yang juga cukup unik yaitu juga dikenal s...
Gurame Bakar ini mungkin sudah terdengar di telinga kita masyarakat Indonesia. Akan tetepi tahukah anda bahwa Gurame Bakar ini pertama kami diproduksi di kota Kembang Bandung, Jawa Barat. Oleh sebab itulah untuk warga Bandung sudah barang tentu harus dan wajib bisa mengetahui bahan maupun cara membuatnya. Karena penyebaran dan pemasaran Gurame Bakar ini sukses dan banyak disukai oleh masyarakat, bahkan di luar kota Bandung, maka tidak salah juga kan buat kita semua warga Indonesia mencoba membuat Gurame Bakar ini. caranya juga gampang dan bahannya juga banyak kita jumpai di pasaran. Ingin tahu caranya? simak Resep cara membuat masakan Gurame bakarkhas Bandung ini Bahan Pembuatan Gurame Bakar: 1 ekor gurame (ukuran besar ya). 1 buah jeruk nipis besar (dipotong 2 bagian). Bumbu yang dihaluskan: 10 siung bawang...