https://www.si.edu/object/batik-kain:nmnhanthropology_13001680?page=1&edan_q=indonesian&destination=/search/collection-images&searchResults=1&id=nmnhanthropology_13001680
Pengobatan dengan bekam biasanya banyak dilakukan untuk mengatasi masuk angin, tapi ada juga yang melakukan bekam untuk mengatasi kolesterol atau darah tinggi. Bekam sendiri adalah teknik pengambilan darah kotor yang terbagi jadi dua jenis, yaitu basah dan kering. Basah berarti pengambilan darah kotor nya akan disertai dengan melakukan sayatan, oleh karena itu harus dilakukan oleh orang yang sudah terlatih. Pada umumnya, masyarakat lebih banyak melakukan bekam kering untuk mengatasi gejala-gejala ringan seperti masuk angin. sumber: mahligai-indonesia.com/featured/pengobatan-tradisional-indonesia-7476
Berikut adalah bumu dapur atau rempah-rempah yang bisa digunakan untuk mencegah penyakit jantung: Ketumbar Aslinya, rempah-rempahan ini sudah sering digunakan sebagai obat tradisional di daratan Mediterania, Timur Tengah dan Asia. Ketumbar sendiri masuk ke dalam varian tanaman biji-bijian yang sudah digunakan sejak zaman dulu. Apalagi kalau bukan untuk menurunkan kolestrol – penyebab penyakit jantung. Jahe Yang satu ini memang terbilang ‘asing’ dan jauh dari jangkauan kebanyakan orang. Padahal jahe sebagai minuman dapat berkhasiat lebih sakti dibanding minuman-minuman penyegar dengan rasa nikmat! Ya, meski pedas, jahe mengandung enzim aktif untuk mencegah darah beku dan menghilangkan kolesterol jahat dalam darah. Kayu Manis Siapa bilang kalau rempah-rempah satu ini bisa menaikkan kadar gula dalam tubuh? Aslinya, meski namanya mengandung kata ‘manis’, justru rempah-rempah ini bisa mengontrol gula dalam darah. Plus kesaktiannya termasuk mengurangi risiko jantung, turunkan koles...
Dahulu kala, hidup seorang penguasa tertinggi kerajaan langit bernama Batara Guru. Suatu hari ia memerintahkan para dewa dan dewi untuk melakukan kerja bakti guna membangun sebuah istana baru yang lebih megah di Kahyangan. Ia pun mengancam akan memotong tangan dan kaki siapa saja yang malas mengerjakan perintahnya. Dialah Antaboga, seorang dewa ular yang merasa cemas dengan ancaman yang dibuat oleh Batara Guru. Mengetahui kondisi tubuhnya yang tidak memiliki tangan dan kaki, tentu ia akan merasa kesulitan untuk bekerja. Namun, jika ia tidak bekerja, lehernya akan dipenggal. Dihantui rasa takut, ia pun pergi meminta nasihat kepada Batara Narada, yang merupakan saudara Batara Guru. Sesampainya di kediaman milik Batara Narada, ia menyampaikan tentang apa yang membuatnya risau. Mendengar curahan hati Antaboga, Batara Narada justru kebingungan dan tidak memiliki solusi. Kemudian Antaboga menangis meratapi nasib buruk yang harus menimpa dirinya. Tak disangka, tetesan air matanya berubah...
Suatu hari, ada seorang nenek tua yang sangat miskin. Ia tidak memiliki apa-apa selain pakaian lusuh yang melekat di tubuhnya. Setiap harinya, wanita tua tersebut hanya berkerja mencari kayu dan daun-daunan di hutan untuk ditukarkan dengan makanan. Pada saat musim kemarau, terjadi kekeringan di sungai-sungai. Sehingga sungai menjadi kering dan kekurangan air. Suatu hari nenek tua itu pergi ke hutan dan ia sampai ke salah satu sungai di sana. Di sungai itu tidak terdapat banyak air dan banyak ikan gabus yang sulit bernapas karena kekurangan air. Nenek itu sangat senang saat ia menemukan banyak ikan gabus di dalam sungai. Ia berpikir bahwa ia dapat membawa pulang beberapa ikan gabus itu, dan menyantapnya nanti, dan sisa nya dapat ia jual. Tidak lama setelah berpikir demikian, ia berjongkok di tepi sungai itu dan memperhatikan ikan-ikan gabus itu. Lama-lama wanita itu berubah pikiran, katanya “Kasihan sekali ikan-ikan ini, tidak bisa menyelamatkan diri nya sendiri”. Karena perubahan...
https://id.wikipedia.org/wiki/Sakuntala Sakuntala शकुन्तला Lukisan Sakuntala karya Raja Ravi Varma (1901). Lukisan Sakuntala karya Raja Ravi Varma (1901). Tokoh Mahabharata dan Purana Nama Sakuntala Ejaan Dewanagari शकुन्तला Ejaan IAST Śākuntalā Kitab referensi Mahabharata, Purana Kediaman Asrama Resi Kanwa, lalu pindah ke Hastinapura Dinasti Kuru Ayah Wiswamitra Ibu Menaka Suami Duswanta Anak Bharata Sakuntala (Dewanagari: शकुन्तला; IAST: Śākuntalā), dalam mitologi Hindu, adalah nama permaisuri Raja Duswanta, leluhur Pandawa dan Korawa dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan Ibu dari Raja Bharata yang menurunkan keluarga Bharata. Ia juga merupakan anak angkat Bagawan Kanwa. Konon Ibu kandungnya adalah bidadari Menaka dari kahyangan.
Riwayat Sakuntala muncul sekilas dalam kitab Adiparwa. Dikisahkan ada seorang pertapa bernama Wiswamitra, dulu merupakan seorang Raja namun kemudian meninggalkan kehidupan istananya karena ingin mendapatkan kejayaan seperti Bagawan Wasistha. Tapanya sangat khusuk, tak tergoyahkan. Melihat hal tersebut, Dewa Indra mengutus bidadari Menaka agar menguji tapa Sang Wiswamitra. Bidadari Menaka terbang ke tempat Wiswamitra bertapa, diiringi Dewa Bayu dan Semara. Ketika sampai di tujuan, bidadari Menaka menjalankan tugasnya. Bidadari tersebut menggoda Sang Wiswamitra sehingga nafsu birahinya muncul. Bidadari Menaka kemudian dihamili oleh Sang Wiswamitra. Setelah merasa tugasnya telah diselesaikan dengan baik, bidadari Menaka terbang kembali ke kahyangan sementara Sang Wiswamitra pergi meninggalkan tempat pertapaannya karena gagal. Di tepi sungai Malini, Sang bidadari melahirkan bayi perempuan. Bayi tersebut ditinggalkan seorang diri di sana sementara ibunya terbang ke kahyangan tanpa cinta...
Pada suatu ketika, Prabu Duswanta pergi berburu sampai ke tengah hutan di kaki gunung Himawan. Setelah masuk jauh ke tengah hutan, ia menemukan lokasi pertapaan yang sangat indah, yang ternyata kediaman Bagawan Kanwa. Di sana ia disambut dengan ramah oleh puteri cantik jelita bernama Sakuntala. Melihat wajah sang puteri petapa yang sangat elok, timbulah keinginan Sang Raja untuk menikahinya. Sakuntala menolak, tetapi dirayu terus oleh Sang Raja. Akhirnya Sakuntala bersedia menikahi Sang Raja dengan syarat bahwa anak yang dilahirkannya harus menjadi pewaris tahta Sang Raja. Karena diselimuti rasa cinta, Sang Raja bersedia memenuhi permohonan tersebut. Kemudian Sang Raja bercinta dengan Sakuntala. Tak lama setelah itu, ia pergi meninggalkan pertapaan karena terikat oleh kewajibannya sebagai seorang Raja. Ia pun pulang dan berjanji bahwa kelak ia akan kembali lagi ke pertapaan tersebut untuk menjemput Sakuntala beserta anaknya jika sudah lahir. Ketika Sakuntala termenung mengenang ke...
Dari hasil hubungannya dengan Raja Duswanta, lahirlah seorang putera rupawan, diberi nama Sarwadamana. Tanda-tanda ia merupakan calon seorang penguasa dunia tampak dari gambar cakra di telapak tangannya. Setelah anaknya lahir, Sakuntala dengan setia menunggu kedatangan Raja Duswanta. Namun Sang Raja tak kunjung datang. Hati Sakuntala menjadi semakin sedih memikirkan masa depan anaknya yang tak kunjung dijemput sang ayah sebagai pewaris kerajaan. Melihat hal tersebut, Bagawan Kanwa menyuruh Sakuntala beserta anaknya agar pergi menghadap Sang Raja di ibu kota.