gotong royong
415 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Legenda Lau Kawar
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

Pada zaman dahulu kala tersebutlah dalam sebuah kisah, ada sebuah desa yang sangat subur di daerah Kabupaten Karo. Desa Kawar namanya. Penduduk desa  ini  umumnya bermata pencahadan sebagai petani. Hasil panen mereka selalu melimpah ruah. Suatu waktu, hasil panen mereka meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Lumbung-lumbung mereka penuh dengan padi. Bahkan banyak dari mereka yang lumbungnya tidak muat dengan hasil panen. Untuk mensyukuri nikmat Tuhan tersebut, mereka pun bergotong-royong untuk mengadakan selamatan dengan menyelenggarakan upacara adat. Pada hari pelaksanaan upacara adat tersebut, Desa Kawar tampak ramai dan semarak. Para penduduk mengenakan pakaian yang berwarna--warni serta perhiasan yang indah.  Kaum  perempuan pada sibuk memasak berbagai macam masakan untuk dimakan bersama dalam upacara tersebut. Pelaksanaan upacara juga dimewahkan dengan pagelaran 'Gendang Guro-Guro Aron', musik khas masyarakat Karo. Pada pesta yang hanya...

avatar
Meta Indriyani Kurniasari
Gambar Entri
dewa belian menjala
Ritual Ritual
Kalimantan Timur

Prosesi ini dimulai dengan Dewa laki bangkit dari duduknya sambil menyeret perahu/biduk/gubang berwarna kuning mengelilingi area Tambak Karang. Sedangkan Dewa bini menghamparkan kain kuning panjang, juga berkeliling.   Para hadirin dan kerabat melemparkan/memasukkan uang logam dan kertas ke dalam perahu/biduk di atas kain kuning panjang hingga menumpuk. Prosesi ini menggambarkan mencari ikan dengan menggunakan perahu, jala, dan mendapatkan hasil untuk kehidupan sehari-hari. Lebih jauh melambangkan tradisi gotong royong untuk saling membantu.  

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
erau (serentetan ritual kutai )
Ritual Ritual
Kalimantan Timur

Erau berasal dari bahasa lokal/daerah etnis Kutai, dan disebut juga EROH yang berarti ramai, hilir mudik, bergembira, berpesta ria. Erau dilaksanakan secara adat oleh Kesultanan atau kerabat kerajaan dengan maksud tertentu dan diikuti oleh seluruh masyarakat umum dalam wilayah administratif kesultanan. Erau berasal dari bahasa lokal/daerah etnis Kutai, dan disebut juga EROH yang berarti ramai, hilir mudik, bergembira, berpesta ria. Erau dilaksanakan secara adat oleh Kesultanan atau kerabat kerajaan dengan maksud tertentu dan diikuti oleh seluruh masyarakat umum dalam wilayah administratif kesultanan. Terdapat tiga pelaksanaan ERAU adat di lingkup Kesultanan Kutai Kartanegara, yakni : 1. ERAU TEPONG TAWAR yaitu erau adat yang dilaksanakan oleh kerabat keraton pada waktu tertentu berdasarkan keinginan (hajat) terhadap suatu pekerjaan. Dalam pelaksanaan ini Raja bergerak bebas artinya tidak melakukan batsan tertentu yang disebut "TUHING" 2. ERAU...

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
Tradisi Narik Gintingan Subang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Barat

Gintingan adalah tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat Subang. Berupa mekanisme gotong royong yang dilakukan masyarakat Subang untuk menolong sesama dalam masyarakat itu. Gintingan berasal dari kata gantang . “ Gantang itu semacam baskom tempat untuk mengukur satuan beras,” ujar Kang Kur. Sehari-harinya mekanisme gintingan berlangsung ketika dalam masyarakat ada seseorang yang sedang mempunyai hajat/kebutuhan yang penting maka ada tolong-menolong untuk membantu seseorang dalam masyarakat tersebut. Agar hajatannya itu bisa berlangsung lancar. Inisiatif masyarakat dalam melakukan gintingan muncul dari masa kolonial. Gintingan muncul dari inisiatif masyarakat untuk membantu tetangganya ketika mereka mempunyai kebutuhan yang mendesak. Misalnya ketika seseorang membutuhkan dana 30 juta untuk menyelenggarakan hajatan, maka seseorang itu akan memberitahukan tokoh masyarakat/informal. Setelah itu tokoh masyarakat akan memberitahu kepada masyarakat seki...

avatar
muhammad baidowi
Gambar Entri
Tradisi Resik Lawon
Ritual Ritual
Jawa Timur

Warga Lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mempunyai ritual unik yang sudah digelar selama ratusan tahun. Mereka mencuci lawon (kain kafan) yang digunakan untuk menutup makam petilasan Ki Buyut Cungking. Ki buyut Cungking, adalah tokoh yang dipercaya oleh warga sekitar. Konon, dulunya warga sekitar ditempa oleh berbagai bencana. Mulai dari paceklik hingga penyakit yang melanda warga desa. Namun, setibanya buyut Cungking (Kuncung Wingking) di desa tersebut dia melakukan apapun sehingga warga desa menjadi makmur dan terhindar dari bencana. tradisi itu adalah Resik Lawon (membesihkan kain kafan). Ritual tersebut digelar antara tanggal 10 sampai 15 Ruwah dalam kalender Jawa pada Kamis atau Minggu. Untuk tahun ini, ritual yang diadakan setiap tahun tersebut jatuh pada hari Kamis Awalnya mereka membersihkan dengan cara menyapu makam Ki Buyut Cungking lalu mereka membuka kain kafan penutup makam. Warga kemudian secara bergotong royong m...

avatar
Ninon
Gambar Entri
Marsialapari
Ritual Ritual
Sumatera Utara

     Tradisi gotong royong telah lama hidup dalam masyarakat Indonesia. Tradisi ini dapat terlihat dari kebiasaan masyarakat kita yang saling membantu dalam melakukan setiap kegiatan, misalnya dalam prosesi pernikahan, kematian, serta menjaga lingkungan dan bercocok tanam. Namun beberapa tahun terakhir, tradisi gotong royong tanpa disadari mulai terkikis keberadaannya, terutama pada masyarakat perkotaan yang cenderung lebih individualis.      Sekarang tradisi gotong royong mulai digalakkan kembali oleh pemerintah, masyarakat pun juga mulai menyadari betapa pentingnya gotong royong yang merupakan budaya tradisi bangsa Indonesia. Salah satu suku yang masih mempertahankan budaya tradisi yang mengandung nilai tolong-menolong adalah masyarakat Mandailing di Sumatera Utara. Dulu Mandailing merupakan daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, kemudian daerah tersebut mengalami pemekaran ke dalam empat kabupaten dan satu kota yang disebut Tapanuli Bagian Selatan (T...

avatar
Oase
Gambar Entri
Ngahuma
Ritual Ritual
Banten

Sesuai filosofi masyarakat Baduy yang memandang alam adalah bagian dari kehidupan sehingga harus dijaga keberadaannya maka mata pencaharian masyarakat Baduy adalah berladang atau bercocok tanam di huma. Kegiatan berladang bagi masyarakat baduy sudah dilakukan sejak dulu secara turun temurun. Mata pencaharian masyarakat Baduy bersifat tertutup, hanya untuk kalangan masyarakat Baduy meskipun sekarang ada interaksi jual beli masyarakat Baduy. Mata pencaharian masyarakat Baduy yang mayoritas berladang menurut Garna (1996a.1007:108) adalah wujud kepercayaan masyarakat Baduy terhadap padi sebagai perlambang Nyi Pohaci Sanghyang Asri yang harus ditanam sesuai ketentuan-ketentuan karuhun yaitu sebagaimana nenek moyang mereka menanam padi. Padi ditanam di lahan kering, huma yang berada di luar dan di dalam desa, kecuali tidak boleh ditanam di di hutan larangan yaitu hutan tua di wilayah Baduy dalam. Dengan penanama padi di ladang sekali musim tanam tiap tahun mata pencaharian orang...

avatar
Oase
Gambar Entri
Tiwah
Ritual Ritual
Kalimantan Tengah

Tiwah  di Ngaju Orang Dayak di Kalimantan percaya bahwa ketika mati, jiwa seseorang harus pergi ke dunia kematian; jika tidak akan membuat masalah bagi yang hidup. Maka dari itu harus dilakukan sesuatu setelah kematiannya, yakni dengan melaksanakan upacara tertentu. Upacara ini dimaksudkan untuk memastikan jiwa mencapai tujuan dan agar keseimbangan alam yang terganggu oleh kematian dapat pulih. Ada dua jenis pemakaman yang mendasar dalam suku-suku Dayak. Jenis pertama terdapat dalam masyarakat Modang, Kayan, dan Iban yang hanya melakukan satu kali upacara penguburan. Jenis kedua terdapat pada masyarakat Ngaju dan Ot Danum yang melakukan pemakaman kedua. Pada prosesi pemakaman kedua, mayat disimpan sebentar setelah kematian, kemudian kerangka digali lalu dibersihkan untuk kemudian dipindahkan ke tempat peristirahatan terakhir. Dalam setiap jenis penguburan, mayat diperlakukan dengan berbagai cara: dimasukkan ke dalam keranda atau guci atau dibungkus deng...

avatar
Oase
Gambar Entri
Rumah Adat Baduy
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Banten

Secara umum rumah adat Baduy merupakan rumah panggung yang hampir secara keseluruhan rumah menggunakan bahan bambu. Rumah adat baduy ini sendiri terkenal dengan kesederhanaan, dan dibangun berdasarkan naluri manusia yang ingin mendapatkan perlindungan dan kenyamanan. Bangunan rumah adat Baduy dibuat tinggi, berbentuk panggung, mengikuti tinggi rendahnya/kontur permukaan tanah. Pada tanah yang miring dan tidak rata permukaannya, bangunan disangga menggunakan tumpukan batu. Batu yang digunakan adalah batu kali, berfungsi sebagai tiang penyangga bangunan dan menahan agar tanah tidak longsor. Atap rumah adat baduy terbuat dari daun yang disebut  sulah nyanda .  Nyanda berarti sikap bersandar, sandarannya tidak lurus melainkan agah merebah ke belakang. Salahsatu  sulah nyanda  ini dibuat lebih panjang dan memiliki kemiringan yang lebih rendah pada bagian bawah rangka atap. Bilik rumah dan pintu rumah terbuat dari anyaman bambu yang dianyam secara ve...

avatar
Oase