×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Tradisi

Provinsi

Jawa Timur

Asal Daerah

Banyuwangi

Tradisi Resik Lawon

Tanggal 03 Sep 2014 oleh Ninon .

Warga Lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mempunyai ritual unik yang sudah digelar selama ratusan tahun. Mereka mencuci lawon (kain kafan) yang digunakan untuk menutup makam petilasan Ki Buyut Cungking. Ki buyut Cungking, adalah tokoh yang dipercaya oleh warga sekitar.

Konon, dulunya warga sekitar ditempa oleh berbagai bencana. Mulai dari paceklik hingga penyakit yang melanda warga desa. Namun, setibanya buyut Cungking (Kuncung Wingking) di desa tersebut dia melakukan apapun sehingga warga desa menjadi makmur dan terhindar dari bencana.

tradisi itu adalah Resik Lawon (membesihkan kain kafan). Ritual tersebut digelar antara tanggal 10 sampai 15 Ruwah dalam kalender Jawa pada Kamis atau Minggu.

Untuk tahun ini, ritual yang diadakan setiap tahun tersebut jatuh pada hari Kamis Awalnya mereka membersihkan dengan cara menyapu makam Ki Buyut Cungking lalu mereka membuka kain kafan penutup makam. Warga kemudian secara bergotong royong membawa kain kafan ke Dam Krambatan Banyu Gulung yang berada di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Giri untuk dicuci. Lalu kain putih tersebut kembali dibawa ke Balai Tajuk untuk dibilas dan diperas.

Untuk ritual penyucian kain ini hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, sedangkan kaum perempuan menyiapkan masakan.

Banyak warga masyarakat yang meyakini manfaat dari air perasan kain lawon tesebut. Mereka berebut bekas air perasan dari kain kafan. ‘’Apabila meminum bekas air perasan tersebut akan awet muda, mendapat keberkahan serta kesehatan,’’ kata Ahmad warga sekitar.

Untuk setiap lembar kain akan diperas dan dibilas selama 3 kali dalam dua bak yang berbeda.

"Tradisi ini sudah kami lakukan selama ratusan tahun untuk mengawali bulan Ramadhan. Agar jiwa kita baru dan suci pada saat melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Selain itu nanti pada saat Ramadhan dan Syawal kain kafan yang digunakan menutup makam sudah bersih," jelas Jam'i Abdul Ghani (57) juru kunci makam Ki Buyut Cungking

Menurut Jam'i, setiap tahun masyarakat Cungking selalu melakukan tradisi tersebut karena jika tidak dilaksanakan mereka percaya akan terjadi bencana di daerah mereka. "Buyut Cungking merupakan sesepuh yang membangun daerah Banyuwangi yang dulu masih masuk Kerajaan Blambangan. Ritual ini kami lakukan salah satunya sebagai bentuk penghormatan atas jasa beliau," ungkap lelaki yang mengaku garis keturunan kesembilan dari penjaga makam.

Setelah kain putih tersebut dibilas dan diperas, maka secara gotong royong masyarakat lingkungan Cungking menjemur kain sepanjang 110,75 meter tersebut di tengah jalan dengan bantuan bambu dan juga tali tambang warna hitam. Tidak boleh kena tanah itu salah satu syaratnya.

Nantinya setelah kering, kain tersebut akan dilipat dan disimpan di Balai Tajuk selama satu minggu lalu akan dilabuh (dipendam) di sekitar makam Ki Buyut Cungking. "Walaupun masih layak, tidak ada satu pun warga yang berani mengambil kain kafan tersebut karena jika mereka nekat mengambil maka akan terjadi bala. Sedangkan untuk kain pengganti, warga di sini menyumbang dengan sukarela dan dijahit bersama-sama," kata Jam'i.

Tradisi Resik Lawon tersebut ditutup dengan nyekar ke makam Buyut Cungking sebagai permintaan maaf apabila ada kesalahan selama upacara berlangsung. 

Setelah dicuci, lalu kain lawon tersebut di jemur di sepanjang jalan di depan rumah warga

DISKUSI


TERBARU


Rek Ayo Rek

Oleh Annisatyas | 19 Apr 2024.
Seni

Lagu Rek Ayo Rek adalah salah satu lagu asli Surabaya. Lagu ini diciptakan dengan bahasa khas "Suroboyo-an" oleh Is Haryanto. Rek Ayo Rek j...

Simpa Odja

Oleh Andi Redo | 05 Apr 2024.
Ornamen

Simpa Odja adalah ornamen wajib dalam setiap upacara di Kerajaan Gowa Tallo. Ornamen ini terdiri dari dua perangkat yang disatukan yaitu "Simpa&...

Ogoh-Ogoh, Dari...

Oleh Dodik0707 | 28 Feb 2024.
tradisi

Ogoh-Ogoh, Dari Filosofi Hingga Eksistensinya Malang - Jelang Hari Raya Nyepi, warga Dusun Jengglong, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Mal...

Na Nialhotan (D...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Dali Nihorbo atau di Pulau Samosir disebut dengan Na Nialhotan. Dibuat dari susu kerbau yang dimasak dengan garam dan bahan pengental. Ada 3 pilihan...

Pulurpulur

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Pulurpulur Resep khas Simalungun yang bentuknya seperti bola dan disiram saus. Isinya terbuat dari cincang jantung pisang, daun bawang, bawang Batak,...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...