Teater Topeng Betawi Teater ini berbeda dengan teater lenong. Teater topeng betawi diiringi oleh kliningan sunda, akan tetapi teater lenong diiringi oleh gambang keromong. Teater topeng lebih banyak menggunakan unsur silat daripada teater lenong. Teater ini biasa dimainkan tanpa panggung, hanya beberapa saat saja bermain di atas panggung yang rendah. Teater topeng ini tidak membutuhkan dekor yang banyak untuk tampil, tidak seperti teater lenong yang memerlukan dekor lengkap. Hanya saja pemain mempersiapkan tempat duduk untuk menunggu giliran pemain menampilkan tarian. Tarian tersebut biasanya dimainan oleh wanita, yaitu ronggengan. Teater topeng adalah teater yang menunjukkan tarian yang ditarikan oleh "kembang topeng". Kembang topeng memakai pakaian seperti penari bali, sedangkan pemain lainnya memakai baju biasa. Hanya jagoan dan haji yang memakai pakaian khusus. Tarian yang dilakukan oleh "Kembang Topeng" biasanya dilakukan sambil menyanyi lagu, yaitu lagu Aglio. Lagu ini m...
Teater Topeng Betawi Teater ini berbeda dengan teater lenong. Teater topeng betawi diiringi oleh kliningan sunda, akan tetapi teater lenong diiringi oleh gambang keromong. Teater topeng lebih banyak menggunakan unsur silat daripada teater lenong. Teater ini biasa dimainkan tanpa panggung, hanya beberapa saat saja bermain di atas panggung yang rendah. Teater topeng ini tidak membutuhkan dekor yang banyak untuk tampil, tidak seperti teater lenong yang memerlukan dekor lengkap. Hanya saja pemain mempersiapkan tempat duduk untuk menunggu giliran pemain menampilkan tarian. Tarian tersebut biasanya dimainan oleh wanita, yaitu ronggengan. Teater topeng adalah teater yang menunjukkan tarian yang ditarikan oleh "kembang topeng". Kembang topeng memakai pakaian seperti penari bali, sedangkan pemain lainnya memakai baju biasa. Hanya jagoan dan haji yang memakai pakaian khusus. Tarian yang dilakukan oleh "Kembang Topeng" biasanya dilakukan sambil menyanyi lagu, yaitu lagu Aglio. Lagu ini m...
Pitung adalah nama seorang pemuda betawi yang hidup pada jaman penjajahan Belanda. Ia berasal dari Rawa Belong, kecamatan Kebayoran Lama, bapaknya bernama Piun sedangkan ibunya bernama pinah. Ibu si Pitung mempunyai adik bernama Jiih. Si Pitung dari kecil senang belajar mengaji, menolong yang lemah dan sangat senang belajar bela diri silat. Ibadah tidak pernah dilupakan dan bersifat dermawan. Untuk itulah dia disenangi teman-temannya dan orang lain. Si Pitung menjadi murid Hj Napin dari Rawa Belong. Ia termasuk murid Hj Napin yang paling pandai baik ilmu agama maupun bela diri. Ilmu si Pitung boleh d...
Di daerah Duren, Betawi pinggiran, pada masa lampau hiduplah seorang hartawan. Juragan Boing namanya. Ia lelaki terpandang di daerah kediamannya. Orang-orang segan padanya. Apalagi, ia juga pemarah. Kemarahannya akan segera meledak jika ada sesuatu yang tidak membuatnya senang. Juragan Boing mempunyai seorang anak lelaki, namanya Mat Salim. Ia pemuda baik. Terbilang tampan wajahnya. Banyak gadis yang mengimpikan dapat menjadi istrinya. Juragan Boing memiliki banyak sawah dan ladang, tersebar di berbagai tempat. Beberapa orang yang bekerja padanya, menggarap sawah dan ladang miliknya itu. Selain itu, Juragan Boing mengupah centeng untuk keamanan diri, keluarga, dan hartanya. Bokir nama centeng Juragan Boing. Seperti tuannya, Bokir juga pemarah. Bahkan, kemarahannya pada pekerja kerap melebihi kemarahan Juragan Boing sendiri. Salah seorang pekerja Juragan Boing adalah Bang Maun. Bang Maun telah beristri. Mpok Ida nama istrinya. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan. Jul...
Pada kurang lebih tahun 1840-an di sebuah warung yang terletak di Meester Cornelis seorang nyonya Cina bernama Oeji Kim Nio duduk menyulam sepasang kasut sambil menantikan kedatangan kekasihnya yang bernama Tan Atjong. Nyonya Kim sebenarnya adalah istri dari Li Asam, akan tetapi ia telah bermain api dengan lelaki lain. Selagi nyonya Kim menanti-nanti kekasihnya tiba-tiba ia telah dipeluk dari belakang, sehingga sangat terkejut. Tetapi betapa gembiranya sesudah ia tahu bahwa yang memeluknya adalah Atjong yang telah masuk dari pintu belakang. Perbuatan durhaka kedua orang itu sudah sering diintip oleh Li Koe Nyan, anak Li Asam dengan istrinya yang pertama yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Li Asam sama sekali tidak mengetahui bahwa istrinya yang diharapkan dapat menemaninya dengan setia sampai akhir hayatnya telah berlaku serong. Ia sama sekali tidak menduga bahwa Tan Atjong yang telah berbuat baik dengan meminjami uang untuk mencukupi kebutuhan warungnya telah berlaku...
Gouw Wi Wean yang kurus karena berpenyakitan bertambah kesal hatinya jika memikirkan penghasilannya sebagai kuli pada bengkel Droogdok Maatschappij di Ancol. Ia tinggal bersama keluarganya di Gang Lonceng Encim Soei istrinya dan Gouw Hian Nio anak gadisnya, yang terdidik menurut adat asli Tionghoa sehingga tingkah lakunya tidak seperti kebanyakan gadis-gadis lain. Lagi pula Hian Nio berparas sangat elok, bertabiat baik. Meskipun Wi Woen hanya bekerja sebagai tukang besi yang mendapat upah harian, tambahan pula ia sering sakit-sakit yang mengakibatkan acapkali kekurangan uang atau hidup penuh kemiskinan, akan tetapi adatnya tinggi sekali, wataknya terpuji. Ia benci kepada perbuatan jahat, memandang sesama manusia semua rata, tidak peduli hartawan, miskin, berderajat rendah, tinggi dan sebagainya serta suka akan perbuatan yang baik. Pada suatu hari Wi Woen merasa kesal sekali. Sudah dua hari tidak masuk bekerja karena sakit. Baru saja ia akan berangkat bekerja hujan turun deng...
Hasan anak Tabrani. Emak Hasan bernama Zainab. Mereka tinggal di Kramatjati, hidup miskin. Waktu Hasan berumur 3 tahun, emaknya meninggal. Hasan kemudian ikut neneknya, Ibu Tabrani. Umur 5 tahun Hasan kembali ke bapanya, yang sudah kawin lagi. Emak tirinya memperlakukan Hasan semaunya, suka memukul. Tatkala umur 10 tahun Hasan bertanya kepada bapanya: Siapa sebenarnya ibu kandungnya. Jawab ayahnya, ibu Hasan telah meninggal. Semula emaknya itu berasal dari Mampang. "Engkong dan nenekmu masih ada di Mampang. Engkongmu namanya Bisri dan onangmu Saonah." Dua hari kemudian Hasan pergi meninggalkan rumah menuju Mampang, rumah kakek dan neneknya. Di Mampang ia tinggal bersama engkong dan onangnya. Penghidupan Pak Bisri (engkong Hasan) mengerjakan tanahnya yang hanya 2 petak dan punya seekor lembu. Setelah Hasan dewasa ia sadar bahwa kehidupan orang-orang yang tinggal di daerah Mampang itu ditindas oleh tuan tanah bangsa Cina bernama Lie Ceng Hun, yang senantiasa menarik pungutan s...
Durjana kan itu anak (mas ?) nakal maling. Durjana itu sih anak seorang bujangan, mengembara. Jadi orang itu sudah tidak punya emak dan bapak, jadi kemana saja. Akhirnya dipungut kepada seorang laki-laki. Ditanya asalnya dari mana. Dia mengaku asalnya dari Banten. Jadi biasanya sampai lu ini mengembara ke lain-lain daerah kerna apa. apa enggak punya sudara. Sudara sih banyak pak, pangkat semua. Pegawe semua. Satu abang saya jadi mandor kedua jadi juragan ketiga jadi Wedana, keempat pencalang, kelima dia. Dia anak yang terakhir, yang paling bungsu. Jadi yang si penerima dengan segala senang. Kalau abang yang jadi pegawai, lu jadi apa. Saya juga pangkat juga pak. Pangkat apa. Pekerjaan saya nyolonh. Tapi nyolong juga dulu pak sekarang enggak berbuat lagi. Karena kenyataan orang berbuat itu masuk penjara. Nggak lagi-lagi. Karena saya sudah insyaf, malu kepada saudara-saudara saya. Oh baiklah jadi anak itu dirawat. Akhirnya dasar kalau kata orang kampung mah emang asalnya nakal. Ya...
Museum Gedung Joang '45 merupakan saksi perjuangan yang menyimpan cukup banyak sejarah tentang berbagai peristiwa ketika kemerdekaan RI akan berlangsung. Gedung Joang 45 ini lokasinya berada di Jl. Menteng Raya 31, Jakarta. Untuk Anda yang tertarik dengan sejarah dari perjuangan kemerdekaan RI, maka Museum Joang 45 merupakan salah satu tempat wisata di Jakarta yang wajib untuk kunjungi. Pada awalnya Gedung Joang 45 adalah sebuah bangunan Schomper Hotel yang sudah dibangun sejak tahun 1920-1938, yang dikelola L.C. Schomper, keturunan belanda. Sumber : Dok.Museum Nasional Indonesia Kemudian pada waktu pendudukan Jepang di Indonesia, hotel ini kemudian diambil alih Ganseikanbu Sendenbu atau Departemen Propaganda dan setelah itu dikenal sebagai Gedung Menteng 31. Gedung ini kemudian menjadi sebuah markas program pendidikan politik yang diselenggarakan untuk beberapa tokoh pemuda yang sangat berperan pada era kemerdekaan, antara lain seperti Sukarni, A.M...