 
            Tradisi Bakar Gunung Api merupakan salah satu warisan budaya Suku Serawai di Bengkulu dalam rangka penyambutan datangnya Hari Kemengan Umat Islam. Bakar Gunung Api merupakan sebuah ritual membakar batok kelapa yang disusun seperti tusuk sate yang dirangkai kayu dan dibuat tinggi menjulang. Maksud dari ritual ini adalah sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah SWT dan pemberian doa kepada arwah keluarga agar tenteram di akhirat. Bakar Gunung Api dilaksanakan pada malam takbiran. Suku Serawai melaksanakan Bakar Gunung Api di halaman dan atau di belakang rumahnya. Pelaksanaan ritual diiringi dengan takbir serta doa-doa syukur. Berdasarkan kepercayaan Suku Serawai, apabila salah satu anggota keluarga tidak turut serta dalam pelaksanaan Bakar Gunung Api, maka hal tersebut dapat mendatangkan bala. Upacara Bakar Gunung Api dilakukan serentak oleh semua masyarakat kampung tepat setelah shalat Isya. Pembakaran...
 
                     
            Masjid terletak di Desa Padang Betua, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu. Berdasarkan sejarah, kata Padang Betua berasal dari bahasa Minangkabau yakni Padang Batuah yang berarti Pedang Sakti. Nama Padang Batuah berubah menjadi Padang Batua menurut lisan Melayu Bengkulu. Menurut Tambo Bengkulu serta keterangan tokoh masyarakat disebutkan bahwa nama tersebut dipilih untuk mengenang peristiwa Datuk Bagindo Maharajo Sakti utusan Raja Pagarayung dan rombongan dalam mengambil pedang saktinya ketika sedang mencari daerah baru untuk memperluas wilayah kekuasaan di daerah sepanjang barat pesisir selatan. Masjid dibangun pada tahun 1823 dipimpin oleh seorang ulama dan tokoh masyarakat setempat, yakni Haji Mansyur. Pada awal pembangunan, atap masjid berbentuk sederhana seperti gudang, terbuat dari dari daun rumbia dan hampir seluruh bahan bangunannya mempergunakan kayu. Kemudian pada tahun 1920 atapnya diganti dengan seng serta berubah menjadi tumpang bersusun t...
 
                     
            Putri Kemang adalah seorang perempuan, tetapi sifatnya seperti laki-laki. Kesukaannya pergi berburu, memancing ikan di sungai dan berjalan masuk hutan. Kampungnya terletak di pinggir hutan yang lebat. Bapaknya seorang raja. Oleh sebab itu Putrì Kemang seperti laki-laki dididik sebagai prajurit, belajar bermain pedang, memanah dan menombak. Pada suatu hari Putri Kemang pergi berburu rusa. Peralatannya sebilah pedang dan sebatang tombak. Anjing kesayangannya dibawanya pula. Berjalanlah ia, masuk hutan keluar hutan, masuk rimba keluar rimba, masuk padang keluar padang, naik gunung turun gunung, batang air diseberangjnya. Kalau tidak pakai rakit, ia berenang. Setelah lama berjalan, bertemulah ia. dengan seekor rusa belang kakinya. Rusa dibidiknya dengan panah, tetapi tidak kena. Panas hatinya. Lalu dikejarnya rusa itu. Diikutinya terus ke mana perginya rusa itu. Sedikit pun tak lepas dari pandangannya. Setelah lama kejar mengejar itu, tiba-tiba rusa berhenti di bawah sebatang...
 
                     
            Perayaan Tabot pada mulanya dibawa dan dikembangkan oleh orang-orang India asal Siphoy yang datang bersama datangnya tentara Inggris ke Bengkulu tahun 1685. Mereka datang ke Bengkulu dari Madras-Benggali India bagian selatan, bersama-sama bangsa Inggris semasa pendudukannya di Bengkulu. Salah satu pendatang tersebut adalah Ulama Syiah bernama Syeh Burhanuddin yang kemudian lebih dikenal dengan nama Imam Senggolo. Seperti telah diuraikan sebelumnya, nama "Tabut" berasal dari kata Arab yaitu Tabut, yang secara harfiah berarti Kotak Kayu atau Peti. Konon menurut kepercayaan kaum Bani Israil pada waktu itu bahwa bila Tabut ini muncul dan berada di tangan pemimpin mereka, akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Namun sebaliknya bila Tabut tersebut hilang maka akan dapat mendatangkan malapeta bagi mereka. Karena upacara ini sudah cukup lama tumbuh dan berkembang di sebagian masyarakat Kota Bengkulu, maka akhirnya dipandang sebagai upacara tradisional orang Bengkulu. Baik dari...
 
                     
            Perayaan Tabot pada mulanya dibawa dan dikembangkan oleh orang-orang India asal Siphoy yang datang bersama datangnya tentara Inggris ke Bengkulu tahun 1685. Mereka datang ke Bengkulu dari Madras-Benggali India bagian selatan, bersama-sama bangsa Inggris semasa pendudukannya di Bengkulu. Salah satu pendatang tersebut adalah Ulama Syiah bernama Syeh Burhanuddin yang kemudian lebih dikenal dengan nama Imam Senggolo. Seperti telah diuraikan sebelumnya, nama "Tabut" berasal dari kata Arab yaitu Tabut, yang secara harfiah berarti Kotak Kayu atau Peti. Konon menurut kepercayaan kaum Bani Israil pada waktu itu bahwa bila Tabut ini muncul dan berada di tangan pemimpin mereka, akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Namun sebaliknya bila Tabut tersebut hilang maka akan dapat mendatangkan malapeta bagi mereka. Karena upacara ini sudah cukup lama tumbuh dan berkembang di sebagian masyarakat Kota Bengkulu, maka akhirnya dipandang sebagai upacara tradisional orang Bengkulu. Baik dari...
 
                     
            Alkisah, di daerah Rejang, Bengkulu ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Ratu. Ia seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Di bawah kepemimpinannya, kerajaan tersebut berkembang menjadi sebuah kerajaan yang aman dan makmur. Ratu mempunyai seorang putra bernama Raden Serang Irang dan seorang putri bernama Putri Renong Bulan. Raden Serang Irang adalah seorang pangeran yang tampan dan berbudi pekerti luhur. Selain itu, ia juga mahir bermain silat dan menguasai ilmu peperangan. Tak seorang pun di negeri itu yang mampu mengalahkan kepandaiannya. Sebagai putra tertua, ia senantiasa menjaga dan melindungi adiknya. Siapa pun yang berani mengganggu sang adik, maka dia akan membelanya walaupun nyawa taruhannya. Sementara itu, Putri Renong Bulan adalah seorang putri yang cantik nan rupawan. Wajahnya cerah dan berseri-seri memancarkan sinar keanggunan. Rambutnya panjang terurai dan berwarna hitam berkilauan. Senyumnya pun sangat manis dan murah seolah-olah...
 
                     
            Berasal dari kata ‘tabut’, dari bahasa Arab yang berarti mengarak. Upacara Tabot / Tabuik merupakan sebuah tradisi masyarakat di Bengkulu dan di pantai barat, Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara turun menurun. Upacara ini digelar di hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, dalam kalender Islam untuk memperingati kematian cucu Nabi Muhammad, Husein.
 
                     
            Kain besurek adalah kain tradisional warisan leluhur masyarakat tradisional Bengkulu yang terbuat dari kain katun dan menyerupai batik jawa. Nama besurek berasal dari kata bersurat ataupun menulis. Jadi, batik besurek bisa diartikan sebagai batik bertulisan. Hal ini karena motif batik besurek sangat khas berupa motif huruf arab gundul (kaligrafi) yang telah dikreasikan. Motif kain tersebut terpengaruh unsur kebudayaan Islam dan inilah yang membedakannya dengan motif batik jawa. Proses pembuatannya tidak jauh berbeda dengan batik jawa, ada batik yang ditulis atau dicetak. Warna batik besurek sedikit berbeda dengan batik jawa. Apabila batik jawa identik dengan warna coklat, kuning, merah, hijau, dan biru maka batik bersurek didominasi warna lebih cerah dan beragam. Dalam perkembangan selanjutnya motif kaligrafi tersebut dimodifikasi dengan menambahkan motif lain, seperti motif bunga rafflesia, bunga kibut, burung kuau, atau kembang cengkeh. Satu kain bias...
 
            Tari Andun adalah salah satu tarian rakyat yang berasal dari Bengkulu dan dilakukan pada saat pesta perkawinan. Biasanya dilakukan oleh para bujang dan gadis secara berpasangan pada malam hari dengan diringi musik kolintang . Pada zaman dahulu, tari ini biasanya digunakan sebagai sarana mencari jodoh setelah selesai panen padi . Sebagai bentuk pelestariannya saat ini dilakukan sebagai salah satu sarana hiburan bagi masyarakat, khususnya bujang gadis.