budaya
120 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tari Buja Kadanda
Tarian Tarian
Nusa Tenggara Barat

Tari Buja Kadanda adalah tarian tradisional berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Tarian ini menggambarkan dua prajurit yang sedang berperang. Tarian ini biasanya akan dibawakan oleh 2 (dua) orang penari pria yang berpakaian prajurit bersenjatakan tombak dan juga perisai. Tari buja kandanda ini merupakan salah satu dari tarian tradisional yang cukup populer dikalangan masyarakat Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.   Sejarah Tari Buja Kadanda Menurut sejarah, Tari Buja Kadanda ini awalnya merupakan tarian yang tumbuh serta berkembang di luar istana kerajaan. Sehingga bisa diartikan bahwa tarian ini murni diciptakan oleh rakyat. Berkat dukungan dari Kerajaan Bima dan juga para seniman istana, tarian ini kemudian mulai dikenal oleh masyarakat luas. Buja kadanda sendiri merupakan sebuah tombak berumbai bulu ekor kuda yang digunakan para penari sebagai atribut dalam menarinya. Oleh karena itu tarian ini juga disebut dengan Tari Buja Kadanda atau juga Mpa’a Buja...

avatar
Novan
Gambar Entri
Masjid Wetu Telu Karang Bayan
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Nusa Tenggara Barat

Desa Adat Karang Bayan yang masuk wilayah Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, merupakan basis penduduk suku Sasak. Di desa Adat ini juga menjadi cermin tentang kerukunan umat beragama yaitu Islam dan Hindu. Di sebelah barat, mayoritas warga beragama Islam, sedangkan di timur umumnya beragama Hindu. Penduduk Desa Karang Bayan dahulu dikenal sebagai penganut Islam yang berakulturasi dengan Hindu sehingga banyak budaya Karang Bayan yang berbau kedua agama tersebut. Dulu mereka mengerjakan salat Waktu Telu (tiga waktu) yaitu saat Dzuhur, Ashar dan Magrib, bukan lima waktu sebagaimana lazimnya umat Islam. Penduduk Karang Bayan juga memiliki kepercayaan bahwa mereka masih satu nenek moyang dengan orang Bayan yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Hal ini dibuktikan dengan adanya bentuk bangunan mirip dengan yang ada di Desa Adat Bayan, Lombok Utara baik itu bangunan rumah maupun masjid. sumber : https://kanalwisata.com/desa-adat-karang-bayan-lombok-barat &n...

avatar
Maharani
Gambar Entri
Tari Lenggo
Tarian Tarian
Nusa Tenggara Barat

Apakah Tari Lenggo itu?   Tari Lenggo  adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah  Bima, NTB . Tarian ini dibagi menjadi dua jenis tarian yaitu  Tari Lenggo Melayu  dan  Tari Lenggo Mbojo . Tari Lenggo Melayu ini merupakan jenis Tari Lenggo yang dimainkan oleh penari pria, sedangkan Tari Lenggo Mbojo dimainkan oleh penari wanita. Tarian lenggo awalnya merupakan tarian klasik yang muncul serta berkembang di lingkungan istana Kerajaan Bima, dan hanya ditampilkan pada acara-acara tertentu saja.   Sejarah Tari Lenggo   Seperti yang disampaikan di atas, Tari Lenggo dibagi menjadi dua jenis tarian, yaitu Tari Lenggo Melayu dan Tari Lenggo Mbojo. Menurut sumber sejarah yang ada, Tari Lenggo yang pertama kali diciptakan adalah Tari Lenggo Melayu. Tari Lenggo Melayu ini diciptakan oleh seorang mubalig dari Sumatera barat bernama  Datuk Raja Lelo . Tarian ini awalnya diciptakan khusus untuk...

avatar
Chairunissa Manoto
Gambar Entri
Batik Sasambo
Motif Kain Motif Kain
Nusa Tenggara Barat

Batik telah menjadi warisan budaya nusantara. Bahkan dunia pun telah mengakui bahwa batik ini milik Indonesia. Ini tidak lepas dari setiap daerah yang mempunyai batik sebagai kerajinan tradisional yang telah melekat. Tidak hanya di Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pun mempunyai batik sebagai kerajinan tangan yang indah. Batik khas Nusa Tenggara Barat ini bernama sasambo. Sasambo merupakan gabungan dari tiga etnis yang mendiami bumi Nusa Tenggara Barat (NTB), yaitu Sasak di Kabupaten Lombok, Samawa di Kabupaten Sumbawa, dan Mbojo Kabupaten di Bima. Ketiga Suku ini bersatu didalam hal kerajinan tangan tradisonal dan dibuatlah batik sasambo ini sebagai medianya. Untuk motif, batik sasambo mempunyai motif sasambo, motif kakando, motif made sahe (mata sapi), dan motif uma lengge (rumah tradional dengan kubah yang menyerupai kerucut). Batik dari masing-masing daerah ini pun dapat dibedakan dari corak dan juga warna yang dihasilkan. Kain yang halus dan motif artistik dapat menja...

avatar
Novan
Gambar Entri
Tari Wura Bongi Monca
Tarian Tarian
Nusa Tenggara Barat

Tari Wura Bongi Monca adalah salah satu tarian selamat datang atau penyambutan tamu dari Bima, NTB. Tarian ini dilakukan oleh penari perempuan secara berkelompok dengan gerakan yang lemah lembut sambil menaburkan beras kuning sebagai simbol penghormatan dan harapan. Tari Wura Bongi Monca ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal dan masih sering dipentaskan di berbagai acara di daerah Bima, NTB.   Sejarah Tari Wura Bongi Monca Menurut beberapa sumber yang ada, Tari Wura Bongi Monca ini merupakan salah satu tarian tradisional yang sudah ada dan berkembang pada masa Kesultanan Abdul Kahir Sirajuddin tahun 1640-1682. Tarian ini ditampilkan untuk menyambut kedatangan tamu istana yang sedang berkunjung. Dengan paras cantik dan gerak yang gemulai, para penari menyambut kedatangan tamu sambil menaburkan beras kuning sebagai simbol penghormatan dan harapan. Nama Tari Wura Bongi Monca sendiri diambil dari bahasa Bima yang berarti menabur beras kuning....

avatar
Novan
Gambar Entri
Rimpu, Hijab Tradisional Bima
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Nusa Tenggara Barat

Rimpu adalah pakaian adat khas yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Rimpu dibentuk dengan menggunakan 2 kain tenun khas Bima yang di kenal dengan nama "Tembe Nggoli" yang terkenal 'adem' ketika digunakan pada saat hawa panas dan 'hangat' disaat hawa dingin. Yang unik dari Rimpu adalah pakaian ini seolah sedang mengajarkan bagaimana syariat Islam diterapkan di masyarakat Bima. Dulu(sayangnya saat ini sudah sangat jarang), bagi seorang wanita Bima ketika hendak keluar rumah maka biasanya mengenakan rimpu. Rimpu sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu Rimpu Mpida dan Rimpu Colo. Rimpu Mpida adalah jenis Rimpu yang ada cadarnya, biasanya diperuntukkan bagi wanita Bima yang belum menikah. Sedangkan RImpu Colo adalah jenis Rimpu yang tidak menggunakan cadar, umumnya Rimpu Colo digunakan oleh wanita Bima yang telah berumah tangga.  Semoga Bima sampai kapanpun akan tetap menjadi Bima dengan keluhuran budaya berpadu dengan nilai keislaman yang indah teta...

avatar
Ugyastro
Gambar Entri
Pecel Aru - Sumbawa - NTB
Makanan Minuman Makanan Minuman
Nusa Tenggara Barat

Aru adalah nama daun yang hanya tumbuh di Sumbawa. Bahan-bahan: Daun Aru mentah Kecambah (direndam air panas sebentar) Kelapa parut (dibakar dulu) Bawang merah bakar Kemiri bakar Cabe   Cara membuat: Bawang merah, kemiri, dan cabe diulek kasar Campurkan dengan kelapa parut yang sudah dibakar terlebih dahulu Campurkan bumbu tadi dengan daun aru dan kecambah Bisa disajikan dengan ikan panggang suwir   sumber:  http://henioktania.student.umm.ac.id/2016/06/17/budaya-makanan-dan-ciri-khas-kota-sumbawa/  

avatar
Riani Charlina
Gambar Entri
Karoto Sahe - Dompu - NTB
Makanan Minuman Makanan Minuman
Nusa Tenggara Barat

Jajanan Karoto Sahe dibawa oleh orang suku Bugis, Makasar, para masyarakat Suku Bugis tersebut banyak yang merantau ke Kec. Kempo, mereka banyak menikahi masyarakat local yang berada di kecamatan tersebut sehingga terjadilah pembauran suku alkuturasi budaya yang berbeda, sampai saat ini Karoto Sahe merupakan jajanan Khas Masyarakat Dompu yang terus berkembang.     sumber:  https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=1734

avatar
Riani Charlina
Gambar Entri
Bubur Baeq
Alat Musik Alat Musik
Nusa Tenggara Barat

Bubur Beaq dan Bubur Putiq Wali Nyatoq yang merupakan, yang meninggalkan karya budaya tersebut, pelaksanaan ritual selalu di pusatkan di Masjid Kuno Rambitan. Prosesi ritual dilaksanakan untuk menyambut datangnya bulan Muharam (Bulan awal tahun Islam) yang disimbulkan dengan Bubur Putiq sedangkan Bubur Merah untuk menyambut bulan Syafar yang bertujuan sebagai permohonan keselamatan, baik manusia, lingkungan, makhluk hidup di seluruh Alam Jagad ini. Fungsi ritual tersebut sebagai media pembelajaran kepada masyarakat untuk senantiasa bisa membaca hidup, alam dan keseimbangan menyatu dengan alam.   sumber:  https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=1739

avatar
Riani Charlina