Arwan Sir-Sir adalah merupakan makanan tradisonal warisan dalam kebudayaan masyarakat agraris yakni daun ketela pohon diolah menjadi sayur yang yang memenuhi asupan gizi. Arwan Sir-Sir telah menjadi makanan pokok masyarakat yang berdomisili di Kepulauan Kei kabupaten Maluku Tenggara. Arwan Sir-Sir sering di jadikan sebagai hidangkan pokok pada upacara-upacara tradisonal, seperti pelantikan raja, dupacara perkawinan sebagainya. Proses pembuatanya pun sangat sederhana dimana para wanita mengambil daun ketela pohon dan kemudian diperas untuk hilangkan getahnya kemudian di tumis dan menghasilkan sayur yang sederhana namun berguna dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Fungsi sosialnya adalah semata sebagai perekat keberlanjutan keharmonisan keluarga baik dalam skala kecil maupun besar dengan melibatkan semua keluarga. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=2015
Enbal Tutuil adalah merupakan makanan tradisonal warisan dalam kebudayaan masyarakat agraris ketela pohon diolah menjadi tepung yang menghasilkan enbal. Enbal ini menjadi makanan pokok masyarakat yang berdomisili di Kei Besar Kabupaten Maluku Tenggara. Enbal sering di jadikan sebagai hidangkan pokok pada upacara-upacara tradisonal, seperti pelantikan raja dan sebagainya. Proses pembuatanya pun sangat sederhana dimana para wanita mengambil hasil panen ketela pohon dan kemudian diparut dan di jsaduh airnya ketika kering maka di bakar pada adonan yang terbuat dari bambu muda yang yang telah di sediakan. Alamat Penjual: Jl. Jend. Sudirman, Langgur, Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=4196
Kubil Noslu adalah makanan tradisional berupa kue. Keunikan dari kubil nosalu adalaha bahwa kue ini khusus dibuat untuk pembangunan rumah. Kubil dibuat oleh saudara perempuan yang kemudian diperuntukkan bagi saudara lelakinya yang telah selesai membangun rumah. Manakala pembangunan rumah telah rampung, maka saudara perempuan akan membawakan kubil yang kemudian akan ditutup dengan kain putih oleh saudara lelaki tersebut. Kue ini kemudian tidak untuk disantap saudara lelakinya, namun diserahkan bagi kepala tukang atau disebut juga bas, yang membangun rumah tersebut. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=4824
Piarya merupakan jenis makanan tradisonal yang tumbuh di daratan pulau Masela Kabupaten Maluku Barat Daya. Jenis makanan tradisional ini dalam bentuk biji-bijian yang diambil dari bijih mangga pau yang tumbuh sebagai vegetasi alam di pulau Masela khusunya di Desa Telalora. Jenis makanan tradisonal ini biasanya di konsumsi setelah bijih mangga pau tersebut di iris halus-halus kemudian di rendam di air laut agar zat garam mengilangkan zat getah yang ada pada bijih tersebut selama 1 minggu kemudian di ambil dan di di jemur hingga kering dan di campur dengan jagung untuk di konsumsi. masyarakat mengkonsumsinya sebagai bahan lokal yang dapat membuat masyarakat bertahan dalam musim gagal panen. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=4838
Untuk membuat sopi biasanya dipilih pohon Koli atau Lontar yang sudah menghasilkan buah. Biasanya batang yang menghasilkan buah dipotong kemudian airnya yang disebut nira akan keluar. Air nira ini yang kemudian ditampung dalam sebuah bambu yang telah disiapkan. Kemudian air nira ini diturunkan dari pohon Koli dan dibawa pulang untuk nantinya disuling atau dimasak untuk mengambil air yang mengandung kadar alkohol. Proses penyulingannya yaitu dengan cara dimasak sampai uap air yang mengandung alkohol naik ke atas. Air yang mengandung kadar alkohol yang sudah terpisah kemudian ditampung dalam sebuah bambu (zaman dahulu), sekarang telah memakai botol. Air yang pertama keluar itu yang biasanya mengandung kadar alkohol paling tinggi. Sopi yang telah siap ini kemudian akan disimpan untuk waktu yang tidak menentu dan akan dikeluarkan ketika kampung atau orang tersebut akan melakukan sebuah upacara adat. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&a...
U pacara fangnea kidabela yang dalam perspektif budaya Tanimbar merupakan salah satu wujud kearifan lokal yang mengandung makna penguatan/ pengerasan terhadap ikatan persaudaraan dan persahabatan antara seluruh penduduk dari dua kampung atau lebih berdasarkan adat yang bertujuan untuk mempersatukan dan memperkokoh serta memperkuat masyarakat kidabela/ keselibur/awai dalam wadah persekutuan yang tidak mudah pecah atau rusak. Masyarakat Tanimbar mengimplementasikan upacara fangnea kidabela tersebut dalam bentuk pentasan seni tari kebesaran Tanimbar yaitu tnabar ila 'a untuk mengisahkan kembali sejarah asal mula dibentuknya persekutuan kidabela/keselibur/awai antar dua karnpung atau lebih. Jadi penuturan kisah tersebut sebagai bagian dari upacara itu agar seluruh masyarakat mengetahui dan memahami karya para leluhur yang telah meletakan dasar persahabatan dan kekerabatan masyarakat Tanimbar. Perlu ditegaskan bahwa hingga kini bentuk kekerabatan kidabela/ keselibur/awai sebag...
Maluku tumbuh menjadi tempat dimana masyarakatnya sangat arif dan bersahabat. Ditambah dengan destinasi wisata dan kegiatan kebudayaan yang mampu menarik waisatawan lokal maupun manca negara. Salah satunya budaya Timba Laor. Indonesia memang sangat kaya akan keanekaragaman budayanya. Salah satunya adalah Budaya Timba Laor di Ambon, Maluku. Berbicara Maluku saat ini, maka kita tidak lagi membicarakan konflik yang mencekam. Maluku tumbuh menjadi tempat dimana masyarakatnya sangat arif dan bersahabat. Ditambah dengan destinasi wisata dan kegiatan kebudayaan yang mampu menarik waisatawan lokal maupun manca negara. Salah satunya budaya Timba Laor. Sama halnya dengan Festival Bau Nyale di Lombok, Festival Timba Laor adalah ritual mencari cacing laut juga. Hanya saja kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat Ambon. Salah satu lokasi utama festival ini adalah Pesisir Pantai Santai. Pantai yang merupakan salah satu spot atau titik snorkeling. penikmat kekayaan laut...
Setiabakar.jpgp tanggal 15 Mei, di Maluku pemerintah bersama rakyat setempat melakukan prosesi adat dan kebangsaan dalam memperingati hari Pattimura. Yang paling terkenal adalah lari obor dari Pulau Saparua menyebrangi lautan menuju Pulau Ambon, untuk selanjutnya diarak-arak sepanjang 25 kilometer menuju kota Ambon. Prosesi ini diawali dengan pembakaran api obor secara alam di puncak Gunung Saniri di Pulau Saparua. Gunung Saniri adalah salah satu ritus sejarah perjuangan Pattimura karena di tempat itulah, awal dari perang rakyat Maluku melawan Belanda tahun 1817. Dalam sejarahnya, di Gunung Saniri berkumpul para Latupati atau Raja-Raja dan tokoh masyarakat Pulau Saparua. Mereka melakukan Rapat Saniri (musyawarah raja-raja) untuk menyusun strategi penyerangan ke Benteng Durstede di Saparua yang dikuasai Belanda.Thomas Matulessy dari desa Haria lantas diangkat sebagai Kapitan atau panglima perang dengan gelar Pattimura. Penyerangan rakyat ke benteng...
Menyambut hari raya Idul Adha 1425 H, masyarakat Negeri Tulehu, Maluku Tengah, kembali mengadakan tradisi Abdau. Dalam upacara adat tersebut, masyarakat mengantarkan hewan kurban untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan tahunan tersebut juga diharapkan mampu menjadi perekat hubungan antarwarga Maluku yang pernah terlibat konflik.Upacara Abdau di Negeri Tulehu, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah, yang diselenggarakan bertepatan dengan hari raya Idul Adha, Jumat (21/1), merupakan tradisi pengantaran hewan kurban sebagai kaul negeri untuk dibagikan kepada masyarakat yang berhak. Hewan kurban diantar dari rumah Imam Masjid Tulehu ke rumah Raja Negeri Tulehu dan selanjutnya diarak keliling negeri.Saat pengantaran hewan kurban tersebut, ratusan pemuda melaksanakan tradisi Abdau, yaitu berebut bendera yang menjadi simbol agama yang disimpan di masjid negeri. Perebutan bendera tersebut merupakan perlambang pengabdian generasi muda kepada Tuhan untuk sia...