Motif batik bakaran sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Sempat tenggelam dan hampir dilupakan. Kini, batik bakaran mulai bergeliat lagi. Saat ini, lebih dari 300 perajin terus melestarikannya. Selain motifnya yang unik, batik bakaran juga memiliki kisah sejarah yang erat dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit. Penjaga museum pusaka dan pembuat seragam prajurit dari Kerajaan Majapahit, Nyi Banoewati, menularkan keterampilannya membatik ketika melarikan diri ke daerah Bakaran di Juwana, Pati, Jawa Tengah, pada abad ke-14 Masehi. Dikutip dari: http://female.kompas.com/read/2012/01/09/0907545/Batik.Bakaran.Batik.Warisan.Majapahit
Budaya Jawa, China, dan Arab bertemu pada acara "Dugderan"½ Semarang, pawai yang menandai tepat satu hari sebelum Ramadhan, Minggu. Perpaduan tiga budaya tersebut terlihat dari sejumlah tarian dan busana dari para peserta pawai Dugderan yang dimulai dari Halaman Balai Kota Semarang Jalan Pemuda, Semarang. Acara pawai yang menyedot minat masyarakat itu, tidak hanya dimeriahkan tarian khas Kota Semarang, tetapi juga adanya aksi barongsai, rombongan sepeda "onthel"½, dan drumband dari Akpol setempat, kereta kencana yang dikendarai Wali Kota Semarang, prajurit berkuda, 80 warak ngendok, dan 80 bendi yang dikendarai para camat dan pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Sepanjang jalan dari kawasan Balai Kota Semarang Jalan Pemuda menuju tempat tujuan pertama pawai Masjid Kauman, sekitar Pasar Johar, dipenuhi masyarakat yang ingin menyaksikan pawai dari dekat. Pawai tidak hanya berhenti di Masjid Kauman, tetapi juga diteruskan ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). "...
Jika sebelumnya saya membahas Jaka Tarub dan Nawang Wulan a la negeri lain, kali ini saya mengisahkan versi di Indonesia. Kisah ini terkenal berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Konon dipercaya kalau keturunan Jaka Tarub dan Nawang Wulan menjadi raja-raja tanah Jawa. Namun mengingat keberadaan cerita yang serupa di negara lain, saya tidak menutup kemungkinan kalau ada daerah lain di Indonesia yang juga memiliki dongeng serupa meski dengan nama-nama tokoh yang berbeda. Di Jawa Timur, Jaka Tarub lebih dikenal dengan nama Aryo Menak. Sementara Nawang Wulan dikenal dengan nama Tunjung Wulan. Diceritakan kembali oleh Andhika Wijaya. Jaka Tarub adalah seorang pemuda gagah yang memiliki kesaktian. Ia sering keluar masuk hutan untuk berburu maupun menimba ilmu. Ketika suatu hari di malam bulan purnama ia memasuki hutan, dari kejauhan ia mendengar sayup-sayup suara wanita yang sedang bercanda. Terdorong oleh rasa penasaran, Jaka Tarub berjalan mencari arah...
Tabe-tabe uluk salam mulya... Musik tradisional adalah ciri khas musik Indonesia di dunia. Mulai dari gamelan, angklung, maupun yang lainnya. Seperti halnya di Cilacap, kota yang dekat dengan Pulau Napi ini telah mempunyai musik khas tradisional hasil rakitan Ki Ajar Sidik Purnama Negara atau yang bernama asli Sodikin. Rakitan musik khas Cilacap ini beliau dapatkan dari hasil maneges/ ngesti/ semedi. Konon, asal-usul musik ini berkaitan dengan Prabu Jala Bhumi (Penghuni Kerajaan Ghaib, Keraton Nusa Tembini) di Pulau Nusakambangan. Maka racikan musik tradisional khas Cilacap ini disebut Musik Jala Bumi. Musik ini terdiri dari 3 perangkat utama, yaitu Calung, siter, dan kendang. Ketiga alat musik itu bila dipadukan menghasilkan alunan musik yang klasik dan membuat suasana bahagia (ceria). Walaupun demikian, alunan petikan siter menyeimbangkan untuk menhayati isi lagu yang dibawakan. Seperti halnya gamelan, musik ini juga mengacu pada laras pelog dan slendro. Grup pembawa...
Dimulai sejak tahun 1925, Bo Liem, seorang peminat seni wayang keturunan Tionghoa yang tinggal di Surakarta membuat aneka cerita dari dunia binatang lewat pagelaran Wayang Kancil. Ada sekitar 100 karakter binatang dengan gaya wayang tradisional Jawa dibuat. Wayang kancil menyajikan cerita-cerita fabel Jawa seperti dari serat Kancil Kridomartono, serat Kancil Salokadarmo atau serat Kancil Amongsastro. Saat ini, salah satu dalang yang melestarikan Wayang Kancil adalah Ki Lejar Subroto, yang tinggal di Yogyakarta. Bersama Ki Lejar, Wayang Kancil telah melanglang buana menjelajah manca negara.
Di Dalem Suryohamijayan ini pertama kali tercipta sendra tari Ramayana. Selain itu Dalem ini juga pernah menjadi tempat penyelenggara PON pertama yang berlangsung di Surakarta
Asal mula kesenian dolalak adalah akulturasi budaya barat (Belanda) dengan timur (Jawa). Pada jaman Hindia Belanda Purworejo terkenal sebagai daerah / tempat melatih serdadu / tentara. Sebagaimana tentara pada jamannya, mereka berasal dari berbagai daerah, tidak hanya Purworejo saja dan dilatih oleh tentara/militer Belanda. Mereka hidup di tangsi / barak tentara. Ketika mereka hidup di tangsi tersebut, maka untuk membuang kebosanan mereka menari dan menyanyi saat malam hari, ada pula yang melakukan pencak silat dan dansa. Gerakan dan lagu yang menarik kemudian menjadi inspirasi pengembangan kesenian yang sudah ada yaitu rebana (kemprang) dari tiga orang pemuda dari dukuh Sejiwan desa Trirejo Kecamatan Loano yaitu : 1. Rejo Taruno 2. Duliyat 3. Ronodimejo Ketiga orang tersebut bersama dengan warga masyarakat yang pernah menjadi serdadu Belanda membentuk grup kesenian. Awalnya pertunjukan kesenian tersebut tidak diiringi instrumen, namun dengan lagu-lagu vokal yang dinyanyik...
Kesenian ini diduga telah ada / mulai dikenal pada abad XVII. Menurut sejarahnya, kesenian ini bermula ketika Demang Kesawen (Kesawen saat ini menjadi salah satu desa di Kecamatan Pituruh Kab. Purworejo) mengikuti Pisowanan di Kadipaten Karangduwur Sambil menunggu acara pisowanan tersebut dimulai, Demang Kesawen bersama 3 (tiga) prajuritnya yang bernama Krincing, Dipomenggolo dan Keling melakukan latihan bela diri di lapangan Kadipaten. Ketika mereka sedang asyik berlatih bela diri dan diketahui oleh Adipati Karangduwur, rupanya beliau tidak berkenan jika Demang Kesawen dan anak buahnya melakukan latihan bela diri di alun - alun Karangduwur. Untuk itu, Adipati memperingatkan kepada Demang Kesawen dan anak buahnya, agar tidak mengulangi kegiatan serupa lagi di masa yang akan datang. Walaupun telah ditegur oleh Adipati Karangduwur, ternyata Demang Kesawen tidak jera. Pada pisowanan yang akan...
Tari Gambyong, Legendanya, dan Sebelum “Naik Takhta” Tari Gambyong yang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah ini merupakan tarian yang sering ditampilkan untuk memeriahkan acara resepsi perkawinan atau menyambut para tamu. Tarian yang konon menggambarkan seorang wanita remaja yang sedang berdandan ini populer dalam kalangan kerajaan jawa. Walaupun begitu, akar tari gambyong tidak terlepas dari pengaruh kesenian rakyat jawa itu sendiri. Banyak pendapat mengenai akar tarian gambyong ini. Salah satunya adalah dari pesindhen yang menyanyi dan menari bersamaan dan akhirnya lahir sebuah tradisi bernama tayuban . Apa sebenarnya tayuban itu? Tayuban mungkin bisa diibaratkan sebagai clubbing dan saweran , sekaligus ajang prostitusi. Dengan satu...