Matahari merangkak naik di Desa Benua Raja, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Senin (26/6/2017). Jam menunjukkan pukul 10.00 WIB. Lokasi istana itu di sisi kanan jalan lintas jalan Kuala Simpang – Rantau, Aceh Tamiang. Memasuki kompleks kerajaan Islam Melayu terbesar di Aceh Tamiang itu suasana tampak hening. Sebuah mobil sedan warna hijau terparkir di depan istana. Kompleks ini terdiri dari dua bangunan, yaitu bangunan utama istana dan pendopo kerajaan. Bangunan utama ini bergaya Belanda, dibangun dari beton dengan atap genting, khas tempo dulu. Persis di samping istana terdapat satu bangunan semi permanen. Di situlah pendopo. Di sana sang raja kerap memimpin pertemuan kenegaraan. “Misalnya bertemu panglima perang dan petinggi kerajaan, para datuk dan raja-raja kecil lainnya juga ketemu di pendopo dengan raja,” kata Tengku Muhammad David yang akrab disapa Iboy, cucu keturunan Raja Sulong, raja terakhir Kerajaan Benua Raja. Iboy, putra dari Tengk...
Istana Benua Raja adalah bangunan bersejarah peninggalan kerajaan Benua Tunu. Letaknya tidak jauh dari Kuala Simpang. Tepatnya ada di Desa Benua Raja, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang. Hingga kini istana menjadi kediaman ahli waris dan terawat dengan baik. Istana dijadikan cagar budaya Pengaruh kebudayaan Belanda dapat terlihat dari arsitektur bangunan istana. Tepat disamping istana terdapat pendopo semi permanen tempat raja biasa memimpin pertemuan kenegaraan. Dalam bangunan utama istana terdapat enam ruangan, pada sisi dan belakang bangunan istana terdapat kompleks kandang kuda peliharaan raja dan kolam buaya putih kesayangan raja. Namun berdasarkan komunikasi langsung dengan ahli waris bahwa situs ini belum dikelola oleh pemerintah setempat. Menariknya juga hingga kini sepeninggal Raja Sulong ke-17 pada tahun 2007 ada beberapa peninggalan kerajaan masih disimpan dengan baik oleh ahli waris seperti baju kebesaran, stempel (cap sikuerung), senjata kebanggan keraja...
Lokasi Istana Karang Aceh Istana Karang berada di Desa Tanjung Karang, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, tepat di pinggir jalan lintas Medan-Banda Aceh. Istana Karang Aceh Istana Karang ini dulunya adalah istana tempat tinggalnya raja Tamiang. Aceh Tamiang merupakan nama Kerajaan Tamiang. Kerajaan melayu yang masih punya hubungan kekeluargaan dengan kerajaan kesultanan Deli di Medan Sumatera Utara. Istana Karang adalah sebuah istana peninggalan Kerajaan Karang di Aceh Tamiang. Meskipun namanya istana karang, tetapi istana ini dibangun dari beton dan bergaya bangunan Belanda. Sejarah Istana Karang Aceh Berdasarkan sejarahnya, Tamiang pada masa lalu terpecah dua hingga menjadi dua kerajaan yakni Kerajaan Karang dan Kerajaan Benua Tunu. Tapi kedua kerajaan itu tetap tunduk pada Negeri Karang. Meskipun bernama istana karang, tetapi istana ini tidak dibangun menggunakan batu-batu karang seperti Istana Karang yang ada di Cirebon melainkan dari...
Aceh. Ratusan telah menyerahkan hidup mereka kepada Yeshua, dengan Roh Kudus meneguhkan firman-Nya secara kuat melalui tanda-tanda ajaib. Dan banyak orang disembuhkan. Tidak pernah di dalam sejarah Aceh pernah ada sebuah pertemuan umum Kristen pernah dilaksanakan seperti yang terjadi pada tahun 2010 ini. Ini benar-benar suatu sejarah yang besar untuk orang Aceh, khususnya pembicara utamanya adalah seorang penginjil perempuan: Mss. Suzette Hattingh, pemimpin dari Voice in the City. Beberapa menit sebelum kotbah diberikan pada pertemuan terakhir, Mss. Suzette tiba-tiba merasakan bahwa ia harus memimpin para hadirin kedalam doa syafaat. Tidak lama kemudian setelah doa syafaat, dikabarkan bahwa 13 terroris yang mencoba mengacaukan pertemuan rohani tersebut telah ditangkap oleh tentara. Pertemuan Kebangunan Rohani ini telah terlaksana atas kerja sama yang baik antar gereja di Aceh, para pemimpin gereja Injili mengatur pertemuan-pertemuan, musik dan pujian dilayani ol...
Lokasi Sentral Telepon Militer Belanda Terletak di Jalan Teuku Umar No. 1 Kelurahan Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Sentral Telepon Militer Belanda Sumber : https://situsbudaya.id foto : Sentral Telepon Militer Belanda Aceh Bangunan bercat putih menjulang yang berada di daerah Blower menuju ke arah Seutui ini menarik perhatian bagi pengendara yang melintasnya. Bangunan dua lantai berbentuk menara yang dikelilingi rimbunan pohon trembesi (Samanea Saman) ini merupakan bangunan kuno peninggalan Belanda yang masih berdiri tegak di Kota Banda Aceh. Bangunan tersebut dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Gedung Menara Sentral Telepon Militer Belanda. Berdasarkan catatan sejarah yang ada, Gedung Menara ini dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1903 atau pada era kepemimpinan Sultan Muhammad Daudsyah (1874 – 1903). Hal ini didasarkan pada angka 1903 yang tertera di bagian atas bangunan dekat ventilasi jend...
ANOH Linge Kabupaten Aceh Tengah dalam kisah turun-temurun dikenal sebagai kampung paling bersejarah di dataran tinggi Gayo selain kampung Serule. Disebut-sebut dalam cerita dengan istilah Asal Linge Awal Serule yang maksudnya nenek moyang Urang Gayo berasal dari Linge dan berawal dari Serule, konon mereka menginjakkan kaki pertama sekali tidak terlepas dari kedua kampung tersebut walau belum ditemukan bukti ilmiah kapan itu terjadi. Kampung Linge berjarak sekira 12 kilometer dari persimpangan Ketapang Kampung Owaq, jalan lintas Takengon-Blangkejeren. Tahun 2015 berpenduduk 300-an jiwa dengan 90-an Kepala Keluarga. Bicara Linge kali ini, tidak menyentuh sejarah Kerajaan Linge, namun lebih kepada nama-nama situs sejarah yang ada di tempat tersebut.ANOH Linge Kabupaten Aceh Tengah dalam kisah turun-temurun dikenal sebagai kampung paling bersejarah di dataran tinggi Gayo selain kampung Serule. Disebut-sebut dalam cerita dengan istilah Asal Linge Awal Serule yang maksudnya nen...
Benteng Anoi Itam merupakan sebuah komplek tempat pertahanan Jepang yang terletak di daerah Ujong Kareung, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang. Lokasinya berjarak sekitar 12 KM dari pusat kota Sabang ke arah timur.[1] Karena dekat dengan pantai Anoi Itam maka benteng ini dinamakan sesuai dengan lokasinya yaitu Benteng Anoi Itam. Karena menyajikan wisata sejarah dan alam yang sangat indah maka saat ini Benteng Anoi Itam menjadi salah satu tempat tujuan wisata sejarah yang ada di Kota Sabang Sejarah Pada awalnya benteng ini adalah pusat persenjataan pasukan Jepang yang dibangun pada tahun 1942-1945. Ketika pasukan Jepang mendarat di Sabang pada 12 Maret 1942, mereka langsung menggali terowongan bawah tanah di sepanjang bibir pantai sebagai benteng pertahanan mereka. Tapi saat ini terowongan tersebut telah ditutup oleh pemerintah setempat dengan alasan keamanan. Bangunan benteng dibangun berbentuk tapal kuda berukuran 1,5 meter bujur sangkar dengan menghadap ke laut. Banguna...
Secara umum upacara-upacara adat yang diselenggrakan oleh petani selama mengerjakan sawah dilakukan pada tahap-tahap tertentu. Misalnya pada saat menjelang turun ke sawah untuk pertama kalinya. Pada tahap ini masyarakat biasanya menyebutnya Kenduri ule Lhueng atau babah lhueng . Kenduri ini dilaksanakan pada saat air dimasukkan ke dalam alur yang akan mengairi sawah. Pada saat kenduri ule lhueng dilakukan pemotongan kerbau. Tempat kenduri biasanya dekat mulut alur. Sesudah padi ditanam di daerah adat istiadat Kluet, dilangsungkan keunduri kanji pada saat pai berumur 1-2 bulan, yaitu dengan membawa bubur ke sawah. Mengantar bubur ke sawah dengan upacara tertentu yang dipimpin oleh kejurun belang . Menjelang bunting atau dara atau padi berisi, diadakan kenduri sawah . Sedangkan untuk di daerah lainnya berbeda-beda dalam penyebutannya. Misalnya di Aceh besar biasa disebut keunduri geuba geuco di tempat kuburan yang dianggap kramat, di daerah Aceh P...
Permainan Gegedi Pacih (Engklek), terbuat dari lempengan kayu. Alat permainan ini ada juga yang terbuat dari biji-bijian dan dari batu. Permainan tradisional Aceh ini sering dilakukan pada saat pagi dan sore hari dimusim kemarau. Menurut Dr. Smpuck liur gronje; permainan tradisional Aceh ini berasal dari Hindustan dan dibawa/diperkenalkan oleh orang-orang Keling. Permainan ini secara umum pesertanya adalah anak perempuan berumur sekitar 12 tahun, karena permainan ini terlalu statis (tidak terlalu banyak gerak) sesuai dengan kodrat perempuan. Cara bermain dilakukan secara perorangan. Sarana Permainan ini adalah lapangan yang tidak berumput atau yang agak berdebu. Masing-masing peserta menggunakan sebuah lempengan papan atau balu yang berbentuk bulat/ceper (buah). Setiap permainan terdiri dari 2 – 3 orang. Aturan Permainan; – Setiap pemain memiliki sebuah batu/papan permainan (yang selanjutnya disebut “buah” saja). – Batu te...