Dodog Lojor adalah salah satu kesenian tradisional orang Sunda yang memperpadukan antara seni gerak dan vokal yang syair-syairnya bersifat lelucon. Nama dogdog lojor sendiri diambil dari alat musik yang digunakan, yaitu dogdog karena jika dipukul mengeluarkan bunyi “dog”. Dan, karena dogdog pada umumnya berbentuk lojor (panjang), maka keseniannya disebut sebagai “dogdog lojor”. Pada masa lampau dogdog lojor merupakan pelengkap upacara adat, seperti upacara: sesudah panen, ngalaksa, seren taun, dan ngaruat. Namun demikian, manakala ada kenduri khitanan dan perkawinan biasanya (tanpa diundang) para pemain dogdog lojor tampil dengan berpakaian khasnya, yaitu baju kampret dan celana pangsi berwarna hitam. Mereka berjalan mengelilingi rumah si empunya hajat tiga kali sambil memukul dogdog dan membunyikan angklung. Setelah mengelilingi rumah milik si empunya hajat, mereka pergi menuju rumah-rumah lainnya sambil tetap membunyikan alat-alat yan...
1. Asal-usul Di daerah Cianjur -Selatan, tepatnya di Kecamatan Kadupandak ada satu jenis kesenian tradisional yang bernama rampak kohkol. Kesenian ini juga sering disebut sebagai bedug kidulan atau dulag kidulan karena berada dan dari kidul (selatan). Tumbuh dan berkembangnya Kohkol (kentungan) dan bedug adalah dua alat bunyi yang selalu ada di setiap mesjid dan langgar (surau). Fungsi kedua alat bunyi tersebut adalah sebagai alat komunikasi untuk memberitahukan kepada masyarakat, khususnya para muslim (penganut agama Isalam) tentang waktu sholat wajib (subuh, dluhur, ashar, magrib, dan isya). Selain itu, juga untuk memberitahu saatnya sholat Jumat. Bunyi kohkol dan atau bedug yang bertepatan dengan saatnya sholat subuh disebut “bedug subuh”; bertepatan dengan saatnya sholat dluhur disebut “bedug lohor”; bertepatan dengan saatnya sholat ashar disebut “bedug ashar”. Kemudian, yang bertepatan dengan saatnya sholat magrib disebut “bed...
Cianjur adalah salah satu kabupaten yang secara administratif termasuk dalam Provinsi Jawa Barat. Di kabupaten ini ada satu jenis kesenian yang disebut sebagai “Mamaos Cianjuran”. Kesenian ini sangat erat kaitannya keturunan rundayan (Dalem Ciabjur). Konon, di masa lalu adalah seorang yang bernama R. Aria Wangsaparana. Ia adalah salah seorang keturunan Sunan Talaga Majalengka. Sunan Talaga Majalengka beragama Hindu, sementara R. Aria Wangsaparana beragama Islam. Oleh karena itu, ia meninggalkan talaga (pindah ke Sagaraherang Cagak Subang. Di sana ia mendirikan Nagari Sagaraherang dan menyebarkan agama Islam di daerah sekitarnya. Ia mempunyai putera yang bernama Jaya Sasena yang bergelar R.A. Wiratanudatar yang sering disebut juga sebagai Dalem Cikundul karena dimakamkan di Cikundul, Cikalong Kulon, Cianjur. R.A. Wiratanudatar itu sendiri mempunyai beberapa anak, yaitu: R.A. Wiramanggala Dalem Tarikolot (R.A.A. Wiratanudatar II) yang kemudian menggantikan kedudukan...
Tarawangsa adalah alat musik tradisional Jawa Barat yang dimainkan dengan cara di gesek. Alat musik tradisional tarawangsa ini keberadaannya lebih tua dari alat musik rebab. Terbukti alat musik tradisional tarawangsa disebutkan dalam naskah kuno abad ke 18 sewaka darma . Alat musik ini dapat ditemui di beberapa daerah di Jawa Barat dan Banten. Yaitu di daerah Rancakalong (Sumedang), Cibalong dan Cipatujah (Tasikmalaya), Banjaran (Bandung) dan Kanekes (Banten) Walaupun alat musik ini memiliki 2 dawai, namun hanya satu dawai saja yang dibunyikan dengan cara digesek. Selebihnya dawai tersebut dibunyikan dengan dipetik dengan jari telunjuk tangan kiri. Tarawangsa sebagai salah satu alat musik tradisional ini sering dimainkan dengan diiringin oleh alat musik sejenis kecapi yang disebut dengan Jentreng. Pemain tarawangsa hanya terdiri dari dua orang, yaitu satu orang pemain tarawangsa dan satu orang pemain jentreng. Semua Pemain Tarawangsa terdiri dari laki-laki, dengan...
Siapa sih yang enggak kenal angklung? alat musik tradisional yang berasal dari daerah Jawa Barat ini sudah mendunia, dan tentu saja kita sebagai generasi penerus Bangsa mempunyai tanggung jawab yang sama untuk melestarikan kebudayaan Indonesia ini. Angklung adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyang. Benturan antara badan pipa bambu akan menghasilkan bunyi yang memiliki nada-nada tertentu disesuaikan dengan besaran bambu yang digunakannya. Tidak jelas sejak kapan angklung digunakan masyarakat Jawa Barat, namun dari bentuknya diduga angklung mulai digunakan ketika terdapatnya kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara sampai awal penanggalan modern, sehingga angklung merupakan bagian dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara. Namun demikian catatan mengenai alat musik angklung ini ada pada masa kerajaan sunda yaitu pada abad ke 12 sampai 16. Kalo sobat kebetulan sedang ke kota Bandung, saya sarankan untuk...
Es lilin mah didorong-dorong dibantun mah dibantun ka Sukajadi abdi isin dunungan samar kaduga sok inggis mah aduh henteu ngajadi Es lilin mah ceuceu buatan Bandung dicandak mah geuning ka Cipaganti abdi isin jungjunan duh bararingung sok inggis mah aduh henteu ngajadi Itu saha dunungan nu nungtun munding digantelan geuning ku saputangan itu saha dunungan ku ginding teuing sing horeng mah aduh geuning jungjunan Es lilin mah ceuceu dikalapaan raosna mah geuningan kabina-bina abdi alim dunungan paduduaan sok sieun mah dibantun kamana-mana Kamana mah geuningan ngaitkeun kincir ka kaler mah ka kaler katojo bulan kamana mah dunungan ngaitkeun pikir moal paler geuningan da ku sabulan Cipt. NN Sumber : http://www.tradisikita.my.id/2014/10/14-lagu-lagu-daerah-jawa-barat.html#ixzz46wODMkP9
Neng geulis pujaan eungkang Neng geulis akang hoyong tepang Upami teu aya pamengan Langkung sae urang keunalan Neng geulis pujaan eungkang neng geulis akang hoyong teupang upami teuaya pamengan sasih paun yu urang tunangan eta saha anu acuk bodas eta saha snu acuk kayas pipi koneng irung mancung putri Bandung Neng geulis pujaan eungkang neng geulis akang hoyong teupang upami teuaya pamengan sasih paun yu urang tunangan Cipt. Iar Winarsih Sumber : http://www.tradisikita.my.id/2014/10/14-lagu-lagu-daerah-jawa-barat.html#ixzz46wP253ZA
Panon hideung pipi koneng Irung mancung Putri Bandung Putri saha di mana bumina Abbi reseup kaanjeunna Siang wengi kaimpi-impi Hate abdi sara redih Teuemut dahar Teuemut nginum Emut kanu geulis Panon Hideung Arti Lagu Panon Hideung : Mata hitam pipi kuning Hidung mancung putri Bandung Anak siapa di mana rumahnya Aku suka padanya Siang malam terimpi-impi Hatiku merasa sedih Lupa makan Lupa minum Ingat pada si cantik Mata hitam Cipt. Ismail Marzuki Sumber: http://www.tradisikita.my.id/2014/10/14-lagu-lagu-daerah-jawa-barat.html#ixzz46wPdmknm
Dimana-mana Di kampung di kota Tos kakoncara Ku nikmat rasana Sampeu asalna Teu direka-reka Naon namina Duh matak kabita Peuyeum Bandung kamashur Pangaosna teu luhur Ku sadaya kagaleuh Sepuh jeung murangkalih Mangga cobian Bilih panasaran Peuyeum ti Bandung Henteu sambarangan Cipt. Sambas Sumber : http://www.tradisikita.my.id/2014/10/14-lagu-lagu-daerah-jawa-barat.html#ixzz46wQvJfhN