Cacaian adalah alat musik tradisional Sunda yang cukup unik. Selain karena ukurannya yang sangat keil, alat musik tradisional yang ini menghasilkan suara yang ramai tapi tidak berisik ditelinga, suara yang dihasilkan seperti gemericik air yang mengalir. Untuk memainkan alat musik ini sangat mudah, cukup dengan membalik-balikkan tubuh dari alat musik ini nantinya ia akan menghasilkan suara. Cacaian mempunyai wujud berupa potongan batang bambu yang panjang dan dibuang ruasnya lalu berisi biji-bijian pada bagian dalamnya. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-sunda/
Calung Rantay memiliki 7 wilahan (ruas bambu) atau lebih yang tabungnya di deretkan dan diurutkan dari yang terbesar ke terkecil. Cara memainkan Calung rantay adalah dengan dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersila, Calung bisa ditemukan terikat pada pohon atau bilik rumah pada daerah Banjaran, Bandung. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-sunda/
Degung merupakan alat musik yang terkenal berasal dari Sunda, menurut kegunaannya Degung dibagi menjadi 2 macam arti yaitu sebagai perangkat gamelan Jawa dan juga sebagai bagian dari laras Salendra yang biasa dimanfaatkan untuk mengiringi acara tradisional seperti wayang, tari, kliningan, jaipongan dan lain-lain. Dahulu, Degung hanya ditabuh secara gendingan atau secara instrumental dan sempat ada larangan untuk musik yang digunakan dalam permainan Degung ini di Cianjur pada tahun 1912-1920, karena permainan musik ini dianggap mengganggu “keseriusan”nya. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-sunda/
Suara yang terdengar sangat unik, sepeti halnya pesawat yang sedang akan terbang dekat dengan kita dicampur dengan suara layangan “koang” yang pitanya ditiup oleh angin tapi suara itu terdengar sangat tegas dan tidak sumbang pada telinga kita. Fungsi alat musik ini bisa menjadi gong besar maupun gong kecil sebagai mana yang dikutip dari fungsi Goong tiup ini. Goong tiup nyaeta goong anu dijeun tina awi gombong, diamenkeun ku cara ditiup . Pungsina bisa jadi goong gede ieung goong leutik (kempul). Gede-leutikna sora gumantung kana cara ngeser jeung ngatur panyocok mu aya dina awi. Teknik bermain goong ini bergantung dari pemainnya, goong tiup sangat indah jika dimainkan secara kelompok (setidaknya 2 orang). Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-sunda/
Berikut Resep Nangka Nenas Goreng Subang: 1/2 buah nenas madu Subang 5 potong buah nangka tepung terigu secukupnya gula putih secukupnya air secukupnya minyak goreng secukupnya Pelengkap : 4 sendok makan tepung gula Cara Membuat Nangka Nenas Goreng Kupas kulit nenas, buang mata nenasnya, lumuri dengan garam baru dicuci bersih. Potong-potong dengan ukuran agak besar, sisihkan. Setiap potongan buah nangka dibelah dua, sisihkan. Siapkan wadah mangkuk yang agak besar. Masukkan tepung terigu, banyaknya disesuaikan dengan jumlah nenas dan nangka. Lalu masukkan gula pasir sedikit saja agar gorengan tidak menjadi berwarna hitam. Sekarang tuangkan air sedikit demi sedikit, aduk rata hingga adonan agak kental. Masukkan satu per satu potongan buah nenas dan nangka ke dalam adonan tadi. Balutkan hingga tertutup sempurna. Panaskan wajan, masukkan buah nenas dan nangka yang sudah terbalut tadi. Atur posisi celupnya, jangan sampai berdekatan karena kalau tidak begitu akan berdempetan. Masak hingg...
Sumedang adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Di kabupaten ini, tepatnya di Desa Karedok, Kecamatan Jati Gede, ada satu upacara adat yang disebut dengan ngarot. Kata “ngarot” dalam bahasa Jawa dapat diartikan sebagai “berkenduri menjelang mengerjakan sawah” (Prawiro-atmodjo, 198: 422). Sedangkan, dalam bahasa Sunda, kata “ngarot” berasal dari kata “ngaruat” yang artinya adalah “selamatan untuk menolak bala”. Asal usul upacara ngarot di Desa Karedok berawal pada sekitar tahun 1900-an, ketika desa itu dilanda wabah penyakit yang banyak memakan korban, baik manusia maupun hewan peliharaan. Melihat warganya mendapat musibah, Erum, Kepala Desa Karedok waktu itu, meminta bantuan seorang Polisi Desa bernama Ki Maryamin untuk bertapa selama 40 hari-40 malam. Tujuannya adalah mencari tahu penyebab terjadinya wabah penyakit di Desa Karedok. Konon, ketika menjelang malam ke-40 tiba-tiba Ki...
Di Bogor , dulu ada sebuah negeri kecil yang terkenal karena kemakmurannya. Selain tanahnya yang subur, kemakmuran negeri itu juga disebabkan karena adanya campur tangan dari raja negeri tersebut. Raja ini dinilai sangat arif bijaksana dan penuh perhatian pada rakyatnya tanpa memandang sebelah mata. Beliau memiliki seorang anak perempuan yang cantik jelita yang bernama Putri. Selain cantik , Putri tidak sombong dan suka menolong siapapun yang membutuhkan pertolongan. Karena sifatnya itulah banyak sekali pangeran yang jatuh hati kepadanya. Namun, tidak seorang pun berhasil menaklukkan hati Putri. Setiap ada pangeran yang mendekati dan meminta Putri untuk menjadi pasangannya , Putri menolak dan hanya menganggap pangeran-pangeran tersebut sebagai kakaknya saja. Ternyata tidak semua pangeran bisa menerima penolakan yang disampaikan secara halus oleh Putri. Diantaranya ada seorang pangeran yang tersinggung dan bermaksud membalas sakit hatinya kepada Putri karena telah menolakn...
Laporan Adolf Winkler (1690) Setelah melewati sungai Jambuluwuk (Cibalok) dan melintasi “parit Pakuan yang dalam dan berdinding tegak (“de diepe dwarsgragt van Pakowang”) yang tepinya membentang ke arah Ciliwung dan sampai ke jalan menuju arah tenggara 20 menit setelah arca. sepuluh menit kemudian (pukul 10.54) sampai di lokasi kampung Tajur Agung (waktu itu sudah tidak ada). satu menit kemudian, ia sampai ke pangkal jalan durian yang panjangnya hanya 2 menit perjalanan dengan berkuda santai. Penduduk asli Bogor atau mereka yang sudah lama tinggal di kota ini tentunya sudah hapal dengan nama – nama pelosok kota termasuk nama – nama daerah yang sering di lalui, ada nama-nama daerah di Bogor yang ngetop karena memiliki ciri khas atau diidentikkan dengan sesuatu misalkan makanan, jembatan nama pohon atau lokasi dari tempat yang kramat dan unik atau juga dari jaman kerajaan. Salah satunya adalah Tajur, sedikit sekali masyarakat yang mengetahui histo...
Tahu Sumedang merupakan kudapan kebanggaan masyarakat Sumedang, Jawa Barat. Memiliki rasa yang gurih, tahu jenis ini biasanya memiliki tekstur yang lembut di dalam tetapi kasar di luar. Tekstur tersebut berasal dari tahu yang sangat lembut dan digoreng dengan minyak panas. Bermula dari kreativitas yang dimiliki oleh imigran Cina, Ong Kino dan istrinya yang menjadi perintis untuk memproduksi tahu di Sumedang yang awalnya dibuat dari kedelai lurik yang mirip telur puyuh. Tahun demi tahun, Ong Kino beserta istrinya terus menggeluti usaha mereka hingga sekitar tahun 1917, dan anak tunggal mereka bernama Ong Bung Keng untuk melanjutkannya. Ong Bung Keng kemudian melanjutkan usaha keduaorangtuanya yang memilih kembali ke tanah kelahiran mereka di Hokkian, Republik Rakyat Tiongkok. Melalui generasi Ong Bung Keng yang terus melanjutkan usaha yang diwariskan dari kedua orang tuanya hingga akhir hayatnya di usia 92 tahun. Di balik kemasyhuran tahu Sumedang ada pula kisah seper...