jawa tengah
2.310 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Candi Jalatunda
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Candi Jalatuunda  terletak di Dukuh Balekambang, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Candi ini berada di lereng Gunung Bekal, salah satu dari bagian pegunungan Penanggungan. Candi Jalatunda dikenal juga sebagai Petirtaan Jalatunda, karena bangunan Candi Jalatunda terdiri dari suatu dasar persegi empat, merupakan bangunan pemandian yang terletak di lereng sebelah barat Gunung Penanggung di tengah hutan lindung. Bangunan Candi Jalatundo terbagi atas teras I, teras II, dan teras III. Pada teras I dinding luar sisi selatan terdapat dua buah tulisan Jawa Kuno yang berbunyi “Udayana Dan Mrgayati”. Teras II dinding sebelah timur sisi utara terdapat tulisan Bahasa Jawa Kuno berbunyi “Gempeng” dan sisi selatan terdapat angka tahun 899 Saka (977 M). Dapat dijelaskan bahwa candi ini merupakan pemandian Jalatunda yang dibangun pada akhir abad X Masehi, dihubungkan dengan tempat penguburan Raja Udayana Bali yang mempersunti...

avatar
Sriutanti
Gambar Entri
Candi Kalicilik
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Candi Kalicilik  terletak di Desa Candirejo, Pongok, Blitar, Jawa Timur. Candi yang terbuat dari bata dan batu berukuran panjang 6,8 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 8,46 meter itu sudah tidak lengkap lagi. Bagian yang tersisa dari Candi Kalicilik ini hanya kaki dan tubuh candi. Menurut N.J. Krom dalam bukunya  Inleideing tot de Hindoe-Javaansche kunst  (1923) ketika ditemukan kaki candi dalam keadaan rusak parah, sehingga tidak dapat menopang tubuh candi dengan baik. Di atas pintu masuk  Candi Kalicilik  terdapat hiasan kala dan angka tahun 1271 Saka (1349 Masehi) yang dipahatkan di atas sebuah balok batu. Hiasan kala pada Candi Kalicilik terbilang unik karena memiliki taring ganda diapit oleh naga dan dihias dengan permata yang membentuk motif tengkorak.

avatar
Sriutanti
Gambar Entri
Candi Pari
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Ditemukan pada tanggal 16 Oktober 1906,  Candi Pari  terletak di Desa Candi Pari, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda,  Candi Pari  pernah dipugar dan diberi tambahan kayu pada bagian langit-langit pintu masuk, lalu dipugar kembali pada tahun 1994-1999 di bawah BPCB Jawa Timur. Candi Pari  merupakan bangunan persegi empat dari batu bata, menghadap ke barat, dengan ambang serta bagian atas gerbang terbuat dari batu andesit. Ukuran panjang bangunan 18,86 meter, lebar 14,10 meter, dan tinggi 13,40 meter. Candi Pari  tidak memiliki pembagian yang jelas antara batur, tubuh, dan mahkota (atap). Di atas pintu masuknya terdapat angka tahun pembuatan bangunan, yaitu 1293 Saka (1317 Masehi). Terdapat pula sangka bersayap yang kemungkinan menunjukkan fungsi candi sebagai pendharmaan. Candi Pari  bernafaskan agama Hindu. Setiap tahun di Candi Pari pada bulan Sabar (tanggalan Jawa) diselenggarakan upacara selam...

avatar
Sriutanti
Gambar Entri
Don Bosco Te Huis
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Don Bosco Te Huis  terletak di Jalan Tidar No. 115, kelurahan Sawahan, kecamatan Sawahan, Surabaya Jawa Timur. Luas lahannya 22361m² dan luas bangunannya 38500m². Don Bosco Te Huis  adalah Panti Asuhan anak-anak, yang berdiri sejak tanggal 8 Maret 1927, merupakan yayasan yang didirikan oleh pastur G.J Ter Veer yang menjadi Direktur pertama dari tahun 1927 sampai dengan 1933. Pada awal tahun 1927, yayasan telah mempunyai tanggungan banyak anak, tetapi karena belum memilki panti sendiri maka anak-anak ditampung di panti-panti lain dan di rumah pondokan. Pada tanggal 2-12-1931 panti pertama kali di rumah sewaan di jalan Ngemplak No. 7 – 8 Surabaya. Selanjutnya tahun 1936 membeli tanah di jalan Tidar yang dibangun dan ditempati sampai sekarang. Don Bosco Te Huis  dirancang oleh Henrie Estour dengan gaya arsitektur perpaduan modern dan alam tropis. Ditandai dengan adanya galeri berfungsi sebagai koridor yang menghubungkan kamar-kamar penahan...

avatar
Sriutanti
Gambar Entri
Dharmasunya
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Naskah ini berupa tembang yang berisi filsafat dan mistik. Terdapat candrasengkala yang dapat dibaca berangka tahun 1304 atau 1340 Saka, sama dengan 1382 atau 1418 Masehi. Isinya meliputi "Manusia adalah dunia kecil yang diamsuki kahalusan Bathara Siwa seperti halnya dunia besar". Salah satu ajaran filsafat dalam kitab ini contohnya: Kapas ditenun menjadi kain aneka warna, Ditulis oleh / Ditedunkan: I Nyoman Usana, Nusa Lembongan. Naskah ini merupakan Koleksi Museum Provinsi Jawa Timur, Mpu Tantular Naskah ini dipamerkan pada acara Pameran Gelar Museum Nusantara 2014 "Sabuk Peradaban Nusantara Jejak 1,5 juta tahun" yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pameran diselenggaran pada tanggal 22-24 November 2014 di Jakarta Convention Center. 

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Asal Usul Nama Kota Banyuwangi
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi  Jawa Timur  terdapat sebuah  kerajaan  besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan  bijaksana . Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. “Pagi hari ini aku akan berburu ke  hutan . Siapkan alat berburu,” kata Raden Banterang kepada para abdinya. Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor  kijang  melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya. “Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan ku cari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan...

avatar
Siti Badriah Gofur
Gambar Entri
Nirartha Prakreta
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Nakah ini merupakan koleksi dari Museum Provinsi Jawa Timur, Mpu Tantular Naskah ini berupa tembang dan berisi pelajaran-pelajaran Ilmu Tua atau biasa disebut Ilmu Kasampurnaan (Ilmu Kesempurnaan). Di buat di sebuah Perdikan yang bernama Kencana di daerah Surabaya sebelah selatan pada tahun 1459. Kitab ini telah diteliti oleh Prof, Dr. Purbatjaraka dan diantaranya memuat pelajaran-pelajaran tentang: Seseorang cenderung mengutamakan orang lain yang disukainya, seseorang cenderung membenci kepandaian orang lain dan menganggap kepandaian sendirilah yang paling tinggi. Ditulis oleh / Ditedunkan: I Nyoman Usana, Nusa Naskah ini dipamerkan pada acara Pameran Gelar Museum Nusantara 2014 "Sabuk Peradaban Nusantara Jejak 1,5 juta tahun" yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.   Pameran diselenggaran pada tanggal 22-24 November 2014 di Jakarta Convention Center. 

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Batik Pring Sedapur
Motif Kain Motif Kain
Jawa Timur

Motif batik Pring Sedapur adalah motif batik yang diambil dari bentuk rumpun tanaman bambu. Pring dalam bahasa Jawa adalah bambu. Pring Sedapur berarti Serumpun pohon bambu. Pohon perdu ini banyak ditemukan di daerah pegunungan Kabupaten Magetan, terutama di kecamatan Plaosan. Inspirasi rumpun bambu ini kemudian diaplikasikan dalam motif batik yang dibuat oleh pengrajin batik di Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Di dusun itulah banyak tumbuh pohon bambu yang sangat lebat, sehingga dinamakan Dusun Papringan, yang berarti di bawah pohon bambu.

avatar
Dianasasa
Gambar Entri
Cindelaras Cerita Daerah Jawa Timur
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Alkisah, Raja Kerajaan Jenggala yang bernama Raden Putra mempunyai dua orang istri. Istri pertama adalah Sang Permaisuri yang berhati baik serta sangat cantik wajahnya. Sedang istri kedua Raja Jenggala adalah Sang Selir yang juga cantik wajahya tapi berhati jahat. Sang Selir selalu iri pada Sang Permaisuri. Ia memiliki rencana jahat untuk menyingkirkan Sang Permaisuri dari istana agar perhatian Raden Putra hanya tercurah padanya. Dalam menjalankan aksinya, Sang Selir bekerja sama dengan tabib istana. Sang Selir berpura-pura sakit. Ketika Raden Putra bertanya pada tabib istana perihal sakit istri keduanya itu, tabib istana mengatakan bahwa Sang Selir telah diracun oleh Sang Permaisuri. Raden Putra hampir tidak percaya mendengar Sang Permaisuri telah bertindak jahat dengan meracuni Sang Selir. Akhirnya Raden Putra memerintahkan patihnya untuk membuang Sang Permaisuri ke hutan dan kemudian membunuhnya setelah sampai di hutan. Patih Kerajaan Jenggala merasa Sang Perma...

avatar
Siti Badriah Gofur