Don Bosco Te Huis terletak di Jalan Tidar No. 115, kelurahan Sawahan, kecamatan Sawahan, Surabaya Jawa Timur. Luas lahannya 22361m² dan luas bangunannya 38500m².
Don Bosco Te Huis adalah Panti Asuhan anak-anak, yang berdiri sejak tanggal 8 Maret 1927, merupakan yayasan yang didirikan oleh pastur G.J Ter Veer yang menjadi Direktur pertama dari tahun 1927 sampai dengan 1933. Pada awal tahun 1927, yayasan telah mempunyai tanggungan banyak anak, tetapi karena belum memilki panti sendiri maka anak-anak ditampung di panti-panti lain dan di rumah pondokan. Pada tanggal 2-12-1931 panti pertama kali di rumah sewaan di jalan Ngemplak No. 7 – 8 Surabaya. Selanjutnya tahun 1936 membeli tanah di jalan Tidar yang dibangun dan ditempati sampai sekarang.
Don Bosco Te Huis dirancang oleh Henrie Estour dengan gaya arsitektur perpaduan modern dan alam tropis. Ditandai dengan adanya galeri berfungsi sebagai koridor yang menghubungkan kamar-kamar penahan sinar matahari langsung dan air hujan terhadap pintu kamar yang terbuka.
Berdenah “U”, terdiri dari bangunan induk dan diapit dua jajaran bangunan. Di antara bangunan induk dan bangunan samping terdapat ruang terbuka yang dijadikan taman. Pada bagian tengah (pusat) terdapat bangunan gereja (kapel). Seluruh bangunannya berlantai satu dengan jendela-jendela besar di tiap kamar. Jendela ini sebagai ventilasi dan lubang cahaya. Jendela dan pintu menggunakan kusen berbahan kayu jati. Pada bagian depan bangunan ini, terdapat satu buah pintu masuk berbentuk lengkung (arch) dengan ukuran tinggi 225cm dan lebar 250cm model kupu tarung yang disatukan dengan galeri depan. Sementara itu, gevel depannya horisontal dengan atap datar dan berbentuk kubus. Pada bagian belakang memiliki sumur-sumur pembuangan air limbah sehingga air yang dibuang ke sungai dibelakang bangunan telah mengalami penyaringan.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja