Cerita tentang Kadipaten Donan diperkirakan pada periode awal perkembangan Islam di Tanah Jawa. Donan tidak berlokasi di dekat pantai selatan Cilacap, tetapi di daratan bagian utara, sekarang masuk sekitar Kota Cilacap. Dalam cerita itu dikatakan bahwa Donan pada mulanya merupakan daerah hutan. Daerah itu mulai dibuka menjadi daerah pemukiman migrasi orang-orang Banyumas. Salah satu kelompok pendatang adalah rombongan Raden Ronggosengoro utusan dari Adipati Mrapat, seorang menantu dari Adipati Wirasaba. Raden Songgosengoro beserta rombongannya akhirnya menetap di wilayah itu. Ia pandai memimpin rakyat dengan mengubah daerah Donan yang semula sepi menjadi pemukiman yang ramai. Ronggosengoro kemudian diangkat menjadi Adipati di Donan oleh Adipati Wirasaba. Di bawah kepemimpinan Adipati Ronggosengoro daerah Donan secara berangsur-angsur berubah menjadi daerah yang ramai dan makmur. Penduduknya hidup dalam kecukupan, tidak kekurangan sandang maupun pangan. Keam...
Wahyu Temurun adalah batik kraton yang mempunyai arti Wahyu berarti anugerah , tumurun berarti turun , dengan menggunakan kain ini kedua pengantin mendapatkan anugerah dari yang Maha Kuasa berupa kehidupan yang bahagia dan sejahtera serta mendapat petunjukdari Tuhan Yang Maha Kuasa. Motif Pola mahkota terbang tampak lebih menonjol dengan tambahan motif sepasang ayam atau burung yang berhadap-hadapan. Di dalam mahkota biasa diberi isen bunga-bunga. Sebagai motif tambahan, ada yang membubuhkan berbagai pola tumbuh-tumbuhan yang bersemi, atau dalam ragam batik lebih dikenal dengan motif semen. Bisa juga dihiasi motif bunga-bunga yang bersebaran atau truntum, motif ukel, sogan, juga granitan. Motif tambahan ini sebagai variasi dari motif utama wahyu tumurun. Sejarah Batik ini telah dikenal sejak tahun 1480 di wilayah Jogjakarta, kemudian menyebar ke berbagai daerah. Di masing-masing daerah inilah motif wahyu tumurun mengalami perkemba...
Motif batik Sido Luhur merupakan jenis batik keraton yang berasal dari Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Di Keraton Surakarta, biasanya motif Sido Luhur dikenakan oleh temanten putri pada malam pengantin. Batik motif Sido Luhur memiliki filosofi keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup memang untuk mencari keluhuran materi dan non materi. Keluhuran materi artinya bisa tercukupi segala kebutuhan ragawi dengan bekerja keras sesuai dengan jabatan, pangkat, derajat, maupun profesinya. Sementara keluhuran budi , ucapan, dan tindakan adalah bentuk keluhuran non materi. Orang Jawa sangat berharap hidupnya kelak dapat mencapai hidup yang penuh dengan nilai keluhuran. Motif Sido Luhur juga bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat. Filosofi Filosofi makna di balik motif batik Sido Luhur juga berarti berhasil mengembangkan, menyempurnakan diri menjadi manusia yang berb...
Sembada terkejut ketika siang itu Dora, temannya, tiba-tiba berkata, “Tuanku Ajisaka menyuruhku untuk mengambil keris.” “Keris yang mana?” tanya Sembada heran. “Keris pusaka yang kita jaga,” kata Dora mantap. “Tadi aku bertemu dengan utusan Tuanku Ajisaka dari Medang Kamulan. Beliau menginginkan keris itu dibawa ke sana,” lanjut Dora. “Kunci kotak penyimpanannya kamu yang bawa, kan? Serahkan padaku supaya aku bisa membuka kotak itu dan mengambil kerisnya.” “Tidak mungkin!” bantah Sembada keras. “Tuanku Ajisaka sudah berpesan, keris itu tidak boleh diberikan pada siapa pun sampai beliau sendiri yang mengambilnya.” Sembada memandang Dora dengan curiga. Jangan-jangan Dora sendiri yang menginginkan keris itu. Keris yang mereka jaga merupakan keris yang sangat sakti. Konon, tidak ada apa pun di muka bumi ini yang tidak dapat ditembus oleh keris itu. Bahkan ada yang mengatakan ker...
Batik Motif Ceker Ayam termasuk motif ceplok yang tersusun atas garis putus-putus, titik, dan variasinya yang sepintas lalu seperti motif pada anyaman. Motif batik cakar ayam tersusun menurut bidang geometris. Arti kata cakar ayam berasal dari kata cakar dan ayam. Kesan pertama yang tampak dan menonjol adalah motif yang membentuk jari-jari ayam. Filosofi Kegiatan ayam dalam upaya mencari makan dengan cara menggunakan cakarnya melambangkan semangat hidup manusia di masa mendatang. Sesuai dengan fungsinya motif cakar ayam mengandung harapan dapat mencari nafkah sendiri, banyak rejeki, banyak anak, tenteram dan sejahtera sepanjang masa. Sumber: https://infobatik.id/batik-untuk-acara-adat-cakar-ayam/
"Anglo" yakni tungku gerabah salah satu alat masak untuk menghasilkan panas api yang terbuat dari tanah liat. Pembuatan anglo di Sukoharjo sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1960-an. Supinah adalah salah satu pengrajin dari 5 orang pengrajin anglo yang tersisa di wilayah Sukoharjo. kerajinan anglo di desa tersebut semakin jarang dan hampir punah, sedikit dari pengguna anglo adalah masyarakat kota yang masih menggunakan anglo, biasanya para pedagang makanan, restoran yang menunya bakar," katanya. Sumber: http://sp.beritasatu.com/home/kerajinan-anglo-asal-sukoharjo-masih-diminati/88221
Selain untuk menanak nasi, kukusan juga digunakan untuk menanak tiwul sekaligus untuk mencetak bentuk gunungan. Kukusan adalah alat dapur yang sudah lama digunakan oleh masyarakat Jawa. Alat ini mudah rusak, sehingga sangat jarang ditemukan artefaknya. Untuk melacak keberadaan alat di masyarakat Jawa, salah satunya bisa dirunut di dalam kamus. Kamus Jawa “Baoesastra Djawa” karangan WJS Poerwadarminta (1939), sudah mencatat alat ini. Pada halaman 233 kolom 1, disebutkan bahwa kukusan adalah alat yang dipakai untuk mengukus beras saat ditanak (terbuat dari anyaman bambu berbentuk kerucut). Hingga saat ini masih banyak dijumpai kukusan, baik di rumah tangga maupun di warung penjual alat-alat dapur. Alat dapur itu juga ditemukan di daerah-daerah lain di luar masyarakat Jawa. Selain untuk menanak nasi, kukusan juga digunakan untuk menanak tiwul sekaligus untuk mencetak bentuk gunungan. Kukusan juga sering digunakan untuk mence...
Pawon atau dapur tradisional dalam budaya Jawa merupakan representasi dari tata kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa, baik dari tata letaknya, fungsinya, dan isinya. Pawon atau dapur tradisional juga menegaskan adanya deskriminasi seks dalam pembagian kerja. Dapur, dalam bahasa Jawa disebut pawon, mengandung dua pengertian: pertama, bangunan rumah yang khusus disediakan untuk kegiatan masak-memasak, kedua, dapat diartikan tungku. Kata pawon berasal dari kata dasar awu yang berarti abu, mendapat awalan pa dan akhiran an, yang berarti tempat. Dengan demikian, pawon (pa+awu+an) yang berarti tempat awu atau abu. Kenyataannya memanglah demikian, dapur atau pawon memang tempat abu (bekas pembakaran kayu/arang di tungku), sehingga dianggap sebagai tempat yang kotor. Dapur dalam kehidupan tradisional orang Jawa, memang tempat abu, di sana-sini nampak bergelantungan sawang (jelaga) yang hitam oleh asap api. Demikian juga peralatan memasak...
Tampah adalah penampang bulat dan lebar yang terbuat dari bambu. Fungsinya adalah untuk menampah beras untuk memisahkan sekam beras dan kotoran lainnya pada beras. Tampah adalah alat yang terbuat dari anyaman belahan batang pohon bambu yang di belah yang berbentuk bundar seperti piring berdiameter antara 65-80 cm. Alat ini biasanya digunakan untuk menampi beras yaitu membersihkan beras dari kotoran-kotoran sebelum di cuci dan dimasak dengan cara di ayak secara manual tangan, kemudian kotoran akan otomatis tersisih. Selain untuk menampi beras, tampah juga berguna untuk menaruh jajanan kue yang biasa disebut kue tampah, tampah juga digunakan sebagai tempat alas untuk tumpeng kemudian untuk menjemur kerupuk kerak atau gendar. Alat ini masih banyak digunakan oleh masayarakat Indonesia karena tampah adalah alat yang bagus, murah dan banyak manfaatnya serta ringan bila digunakan. Di samping harga nya juga terjangkau masyarakat luas. Hanya memang alat ini tida...