Tari Piso Surit Tari piso surit merupakan tarian tradisional Sumatera Utara suku Batak Karo yang menjadi tarian selamat datang. Tarian ini biasanya dibawakan sekelompok penari pria dan wanita dimana nama tarian diambil dari kata peso surit yang berarti burung yang senang bernyanyi. Dalam tarian Sumatera Utara ini menceritakan tentang seekor burung piso surit yang sedang berceloteh seperti sedang memanggil manggil. https://budayalokal.id/tarian-sumatera-utara/
Tari Moyo Tari daerah Sumatera Utara bernama tari moyo juga sering disebut dengan tari elang sebab gerakan tari yang terlihat seperti burung elang saat terbang. Tarian ini umumnya akan dibawakan oleh wanita yang asal usulnya sendiri masih belum diketahui dengan jelas. Akan tetapi dari beberapa sumber, tarian Sumatera Utara ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan dikatakan hanya dipertunjukkan untuk kaum bangsawan pada masanya. Akan tetapi dengan perkembangan zaman, tari moyo ini mulai dikenal masyarakat bawah dan dipelajari banyak gadis hingga saat ini terus dilestarikan untuk acara adat, hiburan atau acara budaya. https://budayalokal.id/tarian-sumatera-utara/
Tari Maena Tari maena menjadi tarian khas Sumatera Utara selanjutnya yakni tarian rakyat yang akan diperagakan secara massal atau bersama sama. Dari sejarah, tari maena ini menjadi tari tradisional masyarakat suku Nias yang sudah ada sejak dulu dan diwariskan secara turun temurun hingga sekarang. Tarian Sumatera Utara ini sejak dulu sering dijadikan seremonial adat masyarakat suku Nias sekaligus juga sebagai tarian hiburan. Untuk masyarakat Nias, tari ini memiliki makna khusus seperti kebersamaan dan persatuan. Ini bisa terlihat dari cara para penari melakukan gerakan dengan rasa suka cita. Semakin banyak orang yang ikut menari, maka suasana juga semakin semarak sekaligus hangat. https://budaya-indonesia.org/q/
Samosir, suarausu.co – Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir mengangkat ritual Manguras Tao dalam acara samosir fiesta yang akan dilaksanakan Sabtu 31 Maret nanti. “Ritual ini usulan dari tetua-tetua adat Samosir,” kata Penggarap Proyek Charles Malau, Rabu (28/3). Charles menjelaskan ritual ini merupakan upacara untuk menolak kerawanan dari penghuni Danau Toba yang dipercaya orang batak. Dalam ritual ini akan ada persembahan sesajen khas batak seperti, sinopingan, air jeruk purut, dan persembahan lainnya. Pun ada pelepasan ayam putih dan ayam merah ditengah Danau Toba. Kemudian pengunjung yang ingin meminta permohonan harus meletakkan daun sirih ke Danau Toba sembari berdoa menurut kepercayaan. Ritual ini akan didoakan oleh Pendeta dan Pastor. Tetapi saat pembacaan mantra dan pemberian sesajen akan dipimpin oleh Panuturi (tetua dari agama suku). Acara ini juga diisi dengan pertunjukan Tortor Partutuaek Kolosal...
DAGO INANG SARGE Lirik lagu rambadia ini adalah tegur sapa orang Batak dengan orang baru atau bisa dikatakan ucapan salam kenal orang-orang Batak. Seperti menanyakan asal dari mana, marga apa, dan lain-lain. Intinya kalau orang Batak kenalan nggak terlalu peduli dengan nama, asalkan marga sama dan satu rumpun semua akan terjalin dengan baik. Kurang lebih begitu arti lirik dan chord lagu daerah rambadia. Semoga dengan hadirnya lirik dan chord lagu daerah Sumatera Utara Rambadia ini mampu menggugah kita untuk selalu tetap melestarikan budaya-budaya negara kita. Dan mampu mendongkrak lagu-lagu daerah yang mulai tersisihkan oleh perkembangan musik-musik modern yang ada di Indonesia. Semoga kita menjadi warga negara yang selalu membanggakan dan cinta dengan budaya negeri ini. https://www.silontong.com/2017/12/10/lagu-daerah-sumatera-utara/
KETABO Salah satu lagu daerah terkenal dari Sumatera Utara yaitu berjudul “Ketabo”. Ketabo dalam bahasa Indonesia berati “marilah.” Lagu Mandailing ini diciptakan oleh Nahum Situmorang. Lagu Ketabo menceritakan tentang Kota Sidempuan. Ajakan untuk datang ke Sidempuan. Dalam liriknya, disebutkan bahwa di Sidempuan sedang musim salak. Kita ketahui bersama bahwa Kota Padang Sidempuan dijuluki sebagai “Kota Salak”. Kota ini dikelilingi oleh perkebunan salak terutama di kaki Gunung Lubukraya. Tak hanya daya tariknya dengan buah salak. Lirik Ketabo menceritakan bahwa ketika musim Salak tiba, banyak gadis-gadis yang berjualan. Gadis-gadis itu semuanya cantik-cantik. Jika pelancong datang ke Sidempuan, dan terpincut gadis Sidempuan, berkenalanlah lebih lanjut agar benar-benar saling mengenal. Siapa tahu bisa Markusip. Dalam istilah Mandailing, Markusip berarti memadu kasih. Markusip ini berarti ber...
Cikala Le Pong Pong Lagu ini merupakan sebuah lagu tradisional dengan tempo up beat. Lagu ini sangat populer di masyarakat pakpak. Lagu Cikala Le Pong-Pong kerap dinyanyikan baik diacara formal maupun diacara non formal. Lagu lagu yang berasal dari setiap daerah merupakan bukti keberagaman dan kekayaan budaya berupa di Indonesia. Sebagai warga negara yang hidup di tanah air ibu pertiwi sudah sepantasnya kita melestarikan kebudayaan tersebut. https://www.silontong.com/2017/12/10/lagu-daerah-sumatera-utara/
Tradisi memburu kepala manusia setidaknya berhasil membuat orang-orang asing berpikir seribu kali jika ingin mengusik masyarakat Nias. Stefan Anitei (2007) dalam The Island of the Head Hunters menceritakan, nyali para saudagar dari Arab ciut begitu mendengar kebiasaan aneh ini sehingga mereka lari tunggang-langgang meninggalkan daratan Nias dan kembali ke kapalnya. Namun, mangai binu tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Hanya mereka yang memiliki kedudukan sosial yang tinggi, serta punya kekuasaan dan kekayaan, yang boleh berperan sebagai emali, atau setidaknya meninggalkan pesan terakhir sebelum wafat seperti yang pernah dilakukan oleh Awuwukha dulu. “Adalah seorang raja, bangsawan, kepala suku, atau tetua adat yang akan meninggal, ia akan berpesan kepada anak dan keturunannya,” jelas Hezatulö Nduru, seorang kurator di Museum Pusaka Nias, seperti dikutip dari Liputan6 . “Apabila meningg...
Bukit Katarina adalah nama sebuah bukit kecil di kawasan Kelurahan Sei Renggas, Kec. Kisaran Barat, Kab. Asahan, Sumatera Utara. Lokasi ini tidak jauh dari RS. Ibu Kartini, dan berada di dalam areal HGU PT. Bakrie Sumatera Plantations (BPS) di tepi Sungai Silau. Oleh sebab itu, dibukit ini terdadapat tanaman pohon karet perkebunan milik PT. BPS. Nama bukit Katarina itu sendiri menurut cerita dari mulut kemulut diambil dari nama RS. Ibu Kartini yang dulunya sering disebut dengan nama RS. Katarina. Konon, untuk pertama kalinya dokter di RS itu bernama Dokter Chatherine yang ditugaskan dari negeri Belanda. Jika dilihat sepintas, bukit Katerina merupakan gundukan tanah biasa yang tingginya mencapai kurang lebih 50 meter. Tempat ini sepertinya tidak terdapat hal-hal yang aneh atau luar biasa. Bahkan, ketika terjadi gempa Nias, Sumatera Utara pada malam hari, sekitar pukul 23.00 wib, beberapa tahun yang lalu, terdengar pula isu tsunami di wilayah Asahan. Tak ayal, bukit...