
Samosir, suarausu.co – Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir mengangkat ritual Manguras Tao dalam acara samosir fiesta yang akan dilaksanakan Sabtu 31 Maret nanti.
“Ritual ini usulan dari tetua-tetua adat Samosir,” kata Penggarap Proyek Charles Malau, Rabu (28/3).
Charles menjelaskan ritual ini merupakan upacara untuk menolak kerawanan dari penghuni Danau Toba yang dipercaya orang batak. Dalam ritual ini akan ada persembahan sesajen khas batak seperti, sinopingan, air jeruk purut, dan persembahan lainnya.
Pun ada pelepasan ayam putih dan ayam merah ditengah Danau Toba. Kemudian pengunjung yang ingin meminta permohonan harus meletakkan daun sirih ke Danau Toba sembari berdoa menurut kepercayaan.
Ritual ini akan didoakan oleh Pendeta dan Pastor. Tetapi saat pembacaan mantra dan pemberian sesajen akan dipimpin oleh Panuturi (tetua dari agama suku).
Acara ini juga diisi dengan pertunjukan Tortor Partutuaek Kolosal dan lomba tradisional air. Seperti lomba tarik tambang Solu (perahu kecil), lomba membawa air dalam kuali, lomba menyelam, lomba marakkat tunjang di Aek, dan lomba pukul bantal yang dilakukan di hari H. Perlombaan ini pun terbuka untuk umum.
Ia berharap akan banyak pengunjung yang hadir dalam acara ini. Ia juga berharap nantinya pengunjung yang datang dominan berasal dari kawula muda “Karena meraka sasaran dari kebudayaan ini dan yang meneruskannya nanti,” katanya.
Sevenry Harianja warga desa Ambarita, mengatakan sangat penasaran dengan ritual Manguras Tao. Ia mengaku baru pertama kali mendengar ritual Manguras Tao. Ia berharap pengunjungnya banyak sehingga kebudayaan itu tetap terlestari. “Semoga saja nanti sempat berkunjung,” tutupnya.
Sumber : https://suarausu.co/samosir-fiesta-angkat-ritual-manguras-tao/
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang