Batik Jambi merupakan salah satu hasil akulturasi budaya Kerajaan Melayu Kuno Jambi dengan berbagai bangsa asing (Tiongkok, Turki, India, dan sebagainya), termasuk dengan kota-kota pesisir di pulau jawa. Inisiatif menghidupkan Batik Jambi pada tahun 1875 di Desa Mudung Laut, Pelayangan, Jambi, dilakukan oleh Haji Mahibat dari Jawa Tengah.
Video Parade Tengkuluk Jambi, diambil pada saat parade 9 Maret 2016 di Komplek Candi Muaro Jambi: https://www.youtube.com/watch?v=C6fcWHMMPGQ Seputar Tengkuluk: Tengkuluk berarti penutup kepala dan sering disebut takuluk atau kuluk. Selain berfungsi sebagai salah satu pelengkap busana tradisional, tengkuluk juga bisa digunakan dlm acara formal, pesta adat serta pelindung kepala saat di sawah. Seiring bergulirnya waktu, fungsi tengkuluk tidak hanya sekedar penutup kepala saja, tetapi menjadi lebih kompleks, sebagai alat atau penunjuk agama dan status sosial. Hingga kini, tengkuluk masih tetap setia menjadi simbol kecantikan dan keluhuran budi wanita Melayu Jambi. hingga saat sekarang tengkuluk dalam bentuk asli masih di pakai oleh orang - orang tua di dusun dusun, yang mena penggunaan tengkuluk yaitu dengan melilitkan kain di atas kepala sesuai dengan pungsinya, tanpa menggunakan peniti ataupun jarum. cerminan keluhuran budi terlihat pada saat wanita wan...
Kuluk Keteleng Petang Kuluk ke umo (sawah/ladang)ini biasa dikenakan oleh wanita di daerah pegunungan maupun yang tinggal di daerah pantai. Biasanya mereka menyangkutkan ambung (keranjang rotan/bambu)dikepalanya, untuk membawa makanan pergi ke umo dan sekembali dari umo mereka membawa kayu dan hasil kebun. Fungsi kuluk ini untuk melindungi kepala dari sengatan matahari. Umumnya mereka menggunakan kuluk ini dilengkapi dengan baju kurung pendek yang bersiba, dibelah depan dengan kain sarung dipasungkan tergantung (3/4). Cara mengenakan: 1. Sehelai kain sarung batik pada sisi lebarnya diletakkan di tengkuk, kedua ujung dibawa ke depan. 2. Kedua ujung diikat ke kening (gambar no dan 3) 3. Kedua sisi panjang digulung ke tengah hingga selebar +/-30 cm. 4. Ujung kain kemudian dilipat dan disampirkan ke belakang kepala. Referensi: Dalam buku "Kuluk Penutup Kepala Warisan Luhur dari Jambi" Penggagas Ratu Munawwaroh Zulkifli Nurdin
Tutup Kepala Daun Kuluk ini juga dipakai dalam kegiatan sehari-hari oleh para wanita yang sudah menikah. Biasanya dikenakan bersama kebaya katun pendek yang kedua ujungnya diikatkan di perut. Pandanannya adalah sarung yang dikenakan betis. Fungsi penutup kepala ini adalah melindungi kepala dari sengatan matahari. Cara mengenakan: sehelai selendang batik (+/-2 meter)pada sisi panjang diletakkan di tengkuk sama panjang kiri kanan. Ditarik kedepan kening lalu disilangkan, dilipat ke belakang sampai tengkuk,kemudian disimpulkan dan bagian ujungnya dibiarkan tergantung seperti daun. Sumber Dalam Buku" Kuluk Penutup Kepala Warisan Luhur dari Jambi" penggagas Ratu Munawwaroh Zulkifli Nurdin
Kuluk Duo Kain Penutup kepala ini sangat sederhana dan biasa dikenakan oleh para wanita yang berada di seberang Sungai Batanghari ketika keluar rumah. Saat malam hari hanya bagian mata saja yang tampak. Sedangkan pada siang hari wajah boleh diperlihatkan. Cara menggunakan: 1. Sehelai Kain Batik Jambi ditutupkan di kepala. 2. Salah satu sisi lebar di selipkan di belakang bahu dengan ketat. 3. Tarik sisi yang lain ke depan menutupi wajah (kecuali mata) Sumber: Dalam Buku" Kuluk Penutup Kepala Warisan Luhur dari Jambi" penggagas Ratu Munawwaroh Zulkifli Nurdin
Kuluk ke Umo Kungkai (Anak Daro) Kulok Selendang batik beribai dihias rumbai perak ini dipakai oleh anak gadis di daerah kecamatan Kungkai, Jambi. Kuluk ini digunakan untuk pergi ke sawah menuai padi, dipadankan kebaya pendek. Cara mengenakan: Sehelai kain batik diletakkan diatas kepala. Pelintir kedua sisinya. Putar kedua sisi tadi menggiling kepala sebanyak dua kali. Selipkan sisi ujung kain masing-masing di atas telinga dan biarkan kedua ujung tersebut melambai. Sumber: Dalam Buku " Kuluk Penutup Kepala Warisan Luhur dari Jambi" penggagas Ratu Munawwaroh Zulkifli Nurdin.
Kuluk Kungkai Kembali dari Ladang Kuluk selendang batik beribai ini dipakai penutup kepala anak gadis di kecamatan Kungkai pulang dari ladang. Cara mengenakan: 1. Sehelai selendang batik diletakkan diatas kepala dan pegang kedua ujungnya. 2. Silangkan di atas kepala. 3. Setiap sisi ujung kain dilipat dan di sampaikan di belakang kepala. Sumber: Dalam Buku " Kuluk Penutup Kepala Warisan Luhur dari Jambi, penggagas Retno Munawwaroh Zulkifli Nurdin.
Pencipta Lagu/Lirik dan Syair : NN Arranger : Rino Dezapati (Riau Rhytm Chambers Indonesia) String Arrange : M Santoso David dan Rino Dezapati Selendang... Selendang Mayang Rambutnya Merah Menawan Hati Hati Kasih Setara Sayang Hati Yang Baik Di Bawa Mati Tanjung Selamat Kotanya Baru Makanlah Nenas Berkuah Susu Beri Selamat... Beri Selamat Pengantin Baru Darilah Anak... Darilah Anak Sampai Ke Cucu Kalaulah Tuan Tanam Selasih Jangan Di Tanam Di Bawah Titi Kalaulah Tuan... Kalaulah Tuan Memadu Kasi Darilah Hidup... Darilah Hidup Sampai Ke Mati Selendang... Selendang Mayang Rambutnya Merah Sebelah Tepi Hati kasih Sertalah Sayang Budi Yang Baik Di Bawa Mati Selendang... Selendang Batik Makin Ku Pandang Makin Tertarik Selendang... Selendang Mayang Selalu Berjumpa Hatiku Bimbang Burunglah Tiung Terbang Ke Bukit...
Riang-riang Bunga Atlas adalah motif batik khas Jambi