dongeng cerita rakyat
170 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tari Bedhaya Semang
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Komposisi tari putri klasik gaya Yogyakarta yang dianggap sebagai pusaka dibawakan oleh sembilan penari puteri dan bertemakan cerita legenda, babad atau sejarah. Misalnya : -          Bedhaya semang, yang merupakan pusaka Mataram, menggambarkan pertemuan leluhur antara Panembahan Senopati dan Ratu Kidul.            Tari Bedhaya disebut  Bedhaya sanga  karena penarinya berjumlah  sanga  atau sembilan, sebuah komposisi tari kelompok puteri yang ditarikan oleh sembilan penari wanita.       Tari  bedhaya  ini termasuk tarian putri yang halus, luhur, serta adiluhung, indah dan ritual. Melalui tari  bedhaya  para putri sultan dilatih dan ditanamkan pendidikan tentang etika, estitika dan kehalusan budi pekerti oleh sultan sebagai bekal hidup di lingkungan istana. Menurut  Babad Nitik, Bedhaya  adalah gubahan Kan...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tari Bedhaya Ketawang
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tari Bedhoyo Ketawang (Tarian yang percintaan antara raja Mataram dengan  Ratu Kencanasari)   Menurut kitab Wedbapradangga yang dianggap pencipta tarian Bedhoyo Ketawang adalah Sultan Agung (1613-1645) raja ke-1 dan terbesar dari kerajaan Mataram bersama Kanjeng Ratu Kencanasari, penguasa laut selatan yang juga disebut Kanjeng Ratu Kidul. Sebelum tari ini diciptakan, terlebih dahulu Sultan Agung memerintahkan para pakar gamelan untuk menciptakan sebuah gendhing yang bernama Ketawang. Konon penciptaan gendhingpun menjadi sempurna setelah Sunan Kalijaga ikut menyusunnya. Tarian Bedhoyo Ketawang tidak hanya dipertunjukan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga pertunjukan setiap tahun sekali bertepatan dengan hari penobatan raja atau " Tingalan Dalem Jumenengan ". Bedhoyo Ketawang tetap dipertunjukkan pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwana ke-XII (sekarang), hanya saja sudah terjadi pergeseran nilai filosofinya. Pertunjukan Bedhoyo Ketawan...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana X. Karya tari ini merupakan legitimasi Sri Sultan Hamengku Buwana X kepada swargi (almarhum Sri Sultan Hamengku Buwana IX), yang mempunyai konsep filosofis, yakni setia kepada janji, berwatak tabah, kokoh, toleran, selalu berbuat baik dan sosial, konsep dan ide dasar tari ini dari Sri Sultan Hamengku Buwana X. Sedangkan koreografinya oleh K.R.T.Sasmintadipura.  Bedhaya Sang Amurwabhumi dipentaskan pertama kali di Bangsal Kencono pada saat pengangkatan dan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada tahun 1990.  Bedhaya Sang Amurwabhumi ditarikan oleh sembilan putri (penari) dan berdurasi dua setengah (2,5 ) jam, diiringi irama dramatik yang menggambarkan kelembutan sebagai simbolisasi yang paling hakiki karena setiap raja selalu mempunyai ekspresi dan konsep sendiri dalam setiap pengabdian kepada rakyatnya dengan mencoba menggalang kepemimp...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tari Bedhaya Herjuna Wiwaha
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada masa Sultan Hamengkubuwana I beliau membangun tari bedhaya tersebut sebagai tarian ritual istana. Disebut ritual karena ada persyaratan-persyaratan tertentu di dalam penyelenggaraannya. Justru persyaratan inilah yang membuat tari bedhaya ini unik dan mengagumkan. Persyaratan itu misalnya seperti penari harus suci (tidak sedang menstruasi), sebelum pertunjukan harus berpuasa, tempatnya suci di Bangsal Kencana, ada sesaji, waktunya tertentu, ada pemimpin, dan lain-lain. Ada sebuah cerita yang menyatakan bahwa apabila syarat-syarat penyelenggaraannya ada salah satu yang dilanggar maka akan berakibat fatal. Bisa saja penarinya pingsan, gila, atau bahkan yang paling buruk meninggal. Sehingga tidak sembarang orang boleh dan bisa menarikan tarian bedhaya ini di bangsal Kraton Ngayogyakarta pada saat upacara adat maupun ritual.     Tari klasik bukanlah semata-mata komposisi gerak tubuh yang disusun menjadi satu kesatuan sajian tontonan yang utuh. Tapi diba...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tari Bedhaya Angron Sekar
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Cerita dalam  Tari Bedhaya Angron Sekar i adalah Sutawijaya yang menaklukan Arya Penangsang. Istri Arya Penangsang, Angron Sekar, yang tahun kalau pasangannya ditaklukkan Sutawijya bermaksud balas dendam. Namun akhirnya justru Angron Sekar jatuh cinta terhadap Sutawijaya. Bedhaya Angron Sekar ini merupakan karya dari K.R.T. Sasmintadipura. (Sumber:  http://kilasbaliknusantara.blogspot.com/2010/12/kekayaan-tari-klasik-gaya-yogyakarta.html)

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Beksa Golek Menak / Beksan Menak
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Beksa Golek Menak  Disebut juga Beksan Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak. Tari Golek Menak merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX. Penciptaan tari Golek Menak berawal dari ide Sultan setelah menyaksikan pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari daerah Kedu pada tahun 1941. Sri Sultan Hamengku Buwana IX sangat terkesan menyaksikan pertunjukan wayang golek dari Kedu itu. Maka dibenak beliau timbul ide untuk menarikan wayang golek itu di atas pentas.  Beksa Golek Menak bersumber dari cerita Menak Cina. (Sumber:  http://kilasbaliknusantara.blogspot.com/2010/12/kekayaan-tari-klasik-gaya-yogyakarta.html)

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tari Bedhaya Angron Akung
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tari Bedhaya Angron Akung yang bersumber dari cerita Panji yang muncul di sekitar abad XIII-XIV lalu. Tari Bedhaya ini mengisahkan penyamaran tokoh sentral cerita Panji, yaitu Raden Panji Inu Kertapati yang hendak mencari Dewi Anggraeni yang hilang entah ke mana perginya.  merupakan salah satu tarian kebanggaan Kadipaten Pura Pakualaman yang diciptakan oleh Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Aria (KGPAA) Paku Alam II (1829—1858) dan direkonstruksi/digubah kembali pada masa KGPAA Paku Alam VIII (1937—1998). Tarian ini biasanya dipagelarkan di Bangsal Sewatama Pakualaman untuk menyambut tamu-tamu kehormatan Pura Pakualaman dan dalam rangka memperingati ulang tahun Sri Paku Alam. (Sumber: http://tembi.net/peristiwa-budaya/tari-bedhaya-angron-akung-kisah-penyamaran-raden-panji-inu-kertapati)

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Grebeg Syawal
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang kaya budaya, termasuk dalam menyambut datangnya hari kemenangan Umat Islam pada 1 Syawal. Salah satu tradisi yang masih berlangsung dalam penyambutan Idul Fitri tersebut adalah Grebeg Syawal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Grebeg Syawal merupakan salah satu dari tiga Grebeg yang dilaksanakan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam satu tahun. Grebeg pertama adalah Grebeg Mulud yang dilaksanakan pada Maulid Nabi. Grebeg Kedua adalah Grebeg Syawal. Sedangkan grebeg ketiga adalah Grebeg Besar pada Hari Raya Idul Adha. Dimana berdasarkan catatan sejarah, Upacara Grebeg ini pertama kali diperkenalkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I saat keluar istana membagikan  gunungan  kepada rakyatnya. Kemudian upacara tersebut dilangsungkan turun temurun sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah SWT dan Hajad Dalam  atau sedekah serta kedermawanan Sultan kepada rakyatnya. Grebeg Syawal dilaksanakan setelah Shalat ‘Ied di sekitar Alun...

avatar
Oase
Gambar Entri
Kali Gajah Wong
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Daerah Istimewa Yogyakarta

Konon menurut cerita yang dimitoskan oleh masyarakat Yogyakarta Selatan, terjadilah suatu peristiwa yang sangat menakjubkan. Yakni terjadinya sungai Gajah Wong pada zaman kerajaan Mataram yang diperintah oleh Raja Sultan Agung. Kali Gajah Wong adalah sebuah kali yang terletak ditengah-tengah kota kecamatan Kotagede. Panjang kali ini tak lebih dari 20 kilometer. Pada abad ketujuhbelas, kali ini merupakan kali yang kecil. Masyarakat di situ menyebutnya sebuah kalen, yang artinya kali kecil. Dan kebetulan airnyapun hanya gemercik mengalir sedikit sekali. Pada suatu hari Sultan memanggil seorang Pawang Gajah. “Pawang, cobalah kau mandikan gajah itu hingga bersih”. “Oh…. hamba akan kerjakan kehendak Gusti Sultan,” jawab Pawang. “Di kali sana, yang airnya bening sekali,” sabda Sultan lagi. “Demi Sultan, akan segera kukerjakan perintah ini”. Tetapi mana mungkin, kali ini...

avatar
Oase