Minuman khas palembang ini adalah jenis minuman yang selain segar juga menyehatkan, karena es kacang merah ini mengandung susu dan tentunya kacang merah itu sendiri. Es kacang merah sebenarnya juga bukan hanya terdapat di Palembang, tetapi di kota Manado juga ada, tetapi walaupun namanya sama es kacang merah yang ada di Palembang dan yang ada di manado Manado sangat berbeda, hanya kacang merahnya saja yang membuat keduanya sama, tapi untuk yang lainnya berbeda. Dan disini saya akan fokus membahas es kacang merah yang ada di palembang. Di dalam es kacang merah terdapat berbagai macam campuran bahan, yaitu cincau, tape, dawet, nangka dan yang tentunya kacang merahnya. Sedangkan untuk sirupnya sendiri adalah sirup merah (coco pandan), susu dan untuk tambah nikmatnya adalah cokelat cair. Bisa di bilang minuman ini adalah minimalis dari segi bahan tetapi maximalis dari segi rasa.silahkan lihat resep dan cara membuatnya disini . Di kota plembang dan sek...
Orang lebih tau kalau makanan khas dari palembang adalah empek-empek padahal ada makanan lain dari palembang yang rasanya tidak kalah dari empek-empek, makanan itu adalah celimpungan. Celimpungan adalah makanan yang berbahan dasar sagu dan ikan. klik disini untuk melihat resepnya. Kota palembang memang identik dengan makanan-makanan yang berbau ikan dkk. Celimpungan bisa disajikan dengan lontong dan sayur dan lauknya, bisa juga hanya disajikan sendiri. Kalau lagi ada hari raya, biasanya celimpungan adalah salah satu menu favorit. Perbedaan di antara celimpungan dan empek-empek terletak pada bentuk dan kuahnya. Celimpungan berbentuk bulat dengan diameter 10 cm dan tipis (pipih). Kuahnya terbuat dari santan dan racikan bumbu-bumbu lainnya. Celimpungan dimakan bersama sambal gorengnya
Salah satu jajanan khas Palembang yang sangat terkenal adalah Kue Gandus . Kue gandus sendiri merupakan kue ringan, biasanya makanan ini cocok disajikan sebagai bahan pembuka (appetizer) karena rasanya yang gurih. Kue ini berbahan dasar tepung sehingga berwarna putih serta bagian atasnya diberi taburan ebi, seledri dengan irisan cabai merah serta bawang goreng yang ditaruh diatasnya. Berikut ini resep pembuatanya : Bahan : - 250 gram tepung beras - 1/2 sendok teh garam - 850 ml santan dari 1 butir kelapa Bumbu: - 25 gram ebi, seduh, goreng - 3 butir bawang merah, iris tipis, goreng - 1 tangkai daun seledri, cincang halus, goreng Cara Membuat: 1. Didihkan 350 ml santan (dari 850 ml santan). 2. Aduk rata bumbu. Sisihkan. 3. Campur tepung beras dan garam. Aduk rata. Tuang santan panas sedikit-sedikit sambil diaduk sampai rata. Masukkan sisa santan. Aduk rata. 4. Tuang diloyang 20×20 cm yang dioles minyak. Kukus 15 men...
Kota Palembang tidak hanya kuliner empek empeknya yang terkenal ,ada satu jenis kuliner lain yang wajib dicoba yakni Tekwan . Tekwan adalah hidangan sup yang terbuat dari ikan dan sagu yang dibuat dalam ukuran kecil-kecil, dan disajikan dengan menggunakan kuah udang dengan rasa yang khas. Biasanya pelengkap tekwan adalah bihun, irisan bengkoang dan jamur, serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng. Bagi yang ingin membuat sendiri berikut ini resep pembuatanya : Resep Tekwan Palembang Bahan Tekwan : - 500 gram ikan tenggiri fillet - 120 gram putih telur - 100 ml air es - 10 gram penyedap rasa - 25 gram garam halus - 350 gram sagu tani Cara Membuat Tekwan : 1. Campur ikan tenggiri, putih telur, dan air es menjadi satu, kocok dengan mixer dan aduk hingga rata dan lembut selama 5 menit. Masukkan garam dan penyedap rasa aduk sambil dituangkan kembali air es hingga tercampur rata.. 2. Masukkan sagu sedikit...
Candi Bumi Ayu merupakan salah satu situs peninggalan agama Hindu yang terdapat di pesisir sungai lematang, di hilir desa siku sebagai desa paling hilir dari kecamatan rambang dangku masih kawasan Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan. dengan kata lain suksesnya candi bumi ayu sebagai tujuan wisata akan berpengaruh pada perkembangan rambang dangku. Candi-candi di Bumi ayu merupakan death monument, artinya monumen yang telah ditinggalkan masyarakat pendukungnya. Candi tersebut ditinggalkan mungkin seiring dengan terdesaknya kekuatan politik Hindu oleh Islam pada sekitar abad ke-16. Kemudian candi-candi itu rusak dan terkubur tanah hingga ditemukan kembali oleh E.P. Tombrink tahun 1864. Tinggalan monumental itu beserta sistem budayanya benar-benar hilang pula dari ingatan kolektif pewarisnya. Hal itu tampak bahwa penduduk Bumi ayu tidak mengenal fungsinya semula. Cerita penduduk yang dicatat oleh A.J. Knaap tahun 1902 menyatakan bahwa apa yang sekarang disebut...
Engkak Ketan Engkak Ketan adalah salah satu jenis kue basah khas nusantara yang cukup digemari di daerah Sumatera Selatan dan Lampung karena rasanya yang enak. Kue ini banyak ditemui pada saat acara adat, hidangan syukuran, dan juga hidangan saat lebaran. Engkak ketan dibuat dengan cara dipanggang berlapis – lapis dengan menggunakan loyang. Telur dan mentega merupakan bahan dasar dalam pembuatan kue ini. Sekilas engkak ketan terlihat seperti lapis legit dengan tekstur kenyal. Berikut adalah cara pembuatan resep engkak ketan : Bahan : 1. 15 butir telur ayam (untuk ukuran Loyang 22 x 22cm) 2. Satu kg gula pasir 3. Susu kental manis 1 kaleng 4. Tujuh sendok makan terigu 5. Tiga sendok makan mentega cair 6. 0,5 kg tepung ketan rose brand 7. Lima gelas santan kental Cara pembuatan: 1. Campurkan tepung ketan, santan dan terigu aduk biasa sampai semua bahan menyatu. 2. Kocok telur dan gula hingga mengembang dan berubah warna putih....
Guritan Besemah adalah salah satu jenis sastra daerah masyarakat Besemah yang eksistensinya ditampilkan dalam bentuk “teater tutur”. Artinya, ia dituturkan secara monolog oleh seorang tukang cerita dalam bahasa Besemah dengan lagu tertentu dan memakai alat (bantu) yang disebut sambang yang dililit dengan kain (digetang) dan ditopangkan di bawah dagu, dan kadang-kadang pada kening penutur. Pada masa lalu guritan dituturkan pada malam hari di rumah warga dusun yang ditimpa musibah kematian, sejak hari pertama setelah jenazah dikebumikan sampai 3 malam berturut-turut. Penuturnya selalu laki-laki, biasanya berumur 50-an tahun ke atas. Tangan kanan penutur memegang pertengahan sambang atau agak ke bawah dan tangan kiri diletakkan di atas sambang, kemudian keningnya ditempelkan di atas tangan kiri itu. Penutur guritan tidak memandang penonton (audience) ketika sedang menuturkan cerita, ia memejamkan mata sebagai bentuk ekspresinya yang dalam. Lakon-lakon (judul) guri...
Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya. Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning. Jenis pempek yang terkenal adal...
Gambar prasasti. Teori Proto-Melayu yang didukung oleh Robert von Heine-Geldern, Johan Hendrik Caspar Kern, JR. Foster, James Richardson Logan, Slamet Muljana dan Asmah Haji Omar [1] Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 Ã-- 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146. Alih aksara svasti ÅrÄ« ÅakavaÅÅÄtÄ«ta 605 (604 ?) ekÄdaÅÄ« Åu klapakÅa vulan vaiÅÄkha dapunta hiya<mï¨> nÄyik di sÄmvau mangalap siddhayÄtra di saptamÄ« Åuklapak&...