Batik Minangkabau dikenal dengan motif sicam, siku-suku barag, pucuk rebung, dan kalauk paku. Terdapat juga motif tradisionalnya yaitu berupa burung hong dan kuda laut. Sumber : https://fnrbatik.com/motif-batik/
                    
            Sumber: Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Sumatera Barat Deta (destar)adalah jenis tutup kepala dari selembar kain persegi empat, berukuran 80 x 80cm. Ada yang terbuat dari kain hitam yang kemudian dihiasi dengan benang emas dan batik yang berwarna keputih-putihan kemerah-merahan, kehitam-hitaman dan lain-lain. Pemakaian deta ini tidak terbatas pada tua atau mudanya usia seseorang. Biasanya deta berwarna hitam digunakan dalam bersilat dan deta batik digunakan pada perhelatan dan pakaian sehari-hari. Hampir setiap daerah di Sumatera Barat orang memakai deta. Walaupun dernikian pada setiap daerah terdapat perbedaan baik mengenai nama, cara meikat/jenis ikatan, lipatan, maupun tinggi rendahnya. p.p1 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 12.0px 'Helvetica Neue'} p.p2 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 12.0px 'Helvetica Neue'; min-height: 14.0px}
                    
            sumber: kabar12.com Tanah Datar, KABA12.com — Ada yang membanggakan bahwa di daerah kita sendiri di Nagari Tuo Pariangan Tanah Datar memiliki motif batik kuno yang terdapat dalam tambo milik keluarga Irwan Malin Basa. Setelah ditemukan pada beberapa tahun lalu Oktober 2017 Pemerintah Kabupaten Tanah Datar melalui Dinas Koperidag melaksanakan pelatihan membatik yang diikuti 30 orang peserta pelatihan yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan remaja putus sekolah dari nagari Pariangan. Pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan kembali produksi batik asli Pariangan yang selama ini tidak lagi diproduksi. Dari hasil pelatihan tersebut saat ini di kecamatan Pariangan telah berdiri 3 kelompok UKM yang khusus memproduksi batik dan salah satunya adalah rumah UKM Batik Nagari Tuo Pariangan. Ketua kelompok Rumah UKM Batik Nagari Tuo Pariangan, Zelmawati menyebutkan saat ini kelompoknya memiliki 10 orang anggota yang telah mengikuti pelatihan. Sehin...
            Fajar baru saja tiba. Matahari mulai menampakkan dirinya di kaki cakrawala. Semburat sinarnya yang kuning keemasan mulai menerangi seluruh alam. Bari, bocah berusia sepuluh tahun itu mulai menuruni tangga Omo Hada miliknya. Omo Hada adalah rumah adat khas suku Nias yang terdapat di Desa Bawomataluo. Pagi ini, ia berniat menjumpai Ina yang tengah sibuk menumbuk padi di dalam lisung batu. Ia sudah tak sabar ingin memulai hari-hari barunya di Tano Niha, sebutan suku Nias untuk menyebut kampung halaman mereka, Tanah Nias. Ia yakin hari ini adalah waktu yang tepat baginya untuk menyapa dunia barunya ini. Sejak kedatangannya sebulan yang lalu, ia sama sekali belum pernah ke luar rumah walaupun hanya sekadar bercengkrama dengan keluarga barunya. “Bari! Mau ke mana kau? Siapa yang suruh kau ke luar rumah?” teriak Ina yang langsung meletakkan alu, alat untu kemnumbuk padi di dalam suatu wadah yang biasanya disebut lisuung batu. Ia bergegas menarik Bari kembali ke dalam Omo Hada mereka....