tari
92 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tari Lumense
Tarian Tarian
Sulawesi Tenggara

Tari Lumense berasal dari Kecamatan Kabaena atau Tokotu'a Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara. Kata Lumense sendiri memiliki arti Terbang Tinggi yaitu berasal dari bahasa daerah yaitu kata Lume (terbang) dan Mense (Tinggi).   Pada zaman dahulu tari lumense dilakukan dalam ritual pe-olia, yaitu ritual penyembahan kepada roh halus yang disebut kowonuano (penguasa/pemilik negeri) dengan menyajikan aneka jenis makanan. Ritual ini dilakukan agar kowonuano berkenan mengusir segala macam bencana. Penutup dari ritual tersebut adalah penebasan pohon pisang. Tarian ini juga sering ditampilkan pada masa kekuasaan Kesultanan Buton.   Seiring dengan perkembangan, fungsi tari Lumense pun mulai bergeser. Ada pendapat yang mengatakan bahwa tari Lumense bercerita tentang kondisi sosial masyarakat Kabaena saat ini. Corak produksi masyarakat Kabaena adalah bercocok tanam atau bertani, masyarakat masih melakukan pola tradisional yaitu membuka hutan untuk dijadikan lahan pe...

avatar
Noval Karom
Gambar Entri
Tari Dinggu
Tarian Tarian
Sulawesi Tenggara

Apakah Tari Dinggu itu? Tari Dinggu adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara. Tarian ini merupakan tarian rakyat yang menggambarkan suasana dan aktivitas masyarakat saat musim panen, terutama musim panen padi. Tari Dinggu biasanya ditampilkan oleh para penari pria maupun wanita dengan berpakaian layaknya para Petani pada zaman dahulu. Tarian ini sangat dikenal di masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti pesta panen raya, penyambutan, perayaan hari besar, festival budaya dan lain-lain. Sejarah Tari Dinggu Menurut sejarahnya, tarian ini berawal dari kebiasaan masyarakat Tolaki saat panen raya, terutama masa panen padi. Mereka melakukan aktivitas panen tersebut secara bergotong-royong atau bersama-sama, mulai dari memetik padi, mengangkat padi, dan lain-lain. Setelah padi terkumpul semua maka diadakan Modinggu, yaitu semacam menumbuk padi secara masal yang dilakukan oleh para muda-mudi. Setelah aca...

avatar
Dhika
Gambar Entri
Tari lulo
Tarian Tarian
Sulawesi Tenggara

Tari Lulo adalah tari tradisional yang berasal dari Tokotua, Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Tari Lulo ini dilaksanakan dalam rangka ritual adat Tokotua atas rasa syukur dan terimakasih kepada Yang Maha Pencipta karena limpahan rezki panen beras yang melimpah. Tari tradisional Lulo ini telah ada sejak zaman pemerintahan kerjaan kesultanan Buton, dimana beras sebagai hasil pertanian Tokotua untuk memperkuat pilar perekonomian Kesultanan Buton. Dan ungkapan syukur atas panen beras yang melimpah dituangkan dalam ritual adat Lulo. Para penari Lulo terdiri dari 12 orang yang dibagi dalam 2 kelompok. Delapan penari putra memegang alu (Penumbuk Padi) yang menggambarkan pria yang menumbuk padi dan empat orang penari perempuan memegang nyiru sebagai alat penapis gabah, ditambah sapu tangan yang menggambarkan proses penapisan gabah. Pakaian yang digunakan dalam tari tersebut merupakan ciri khas Kabaena dengan pakaian berwarna dasar hitam ditambah warna kekuning-kuningan d...

avatar
Sifqa
Gambar Entri
Gorana Oputa
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Gorana Oputa adalah ritual atau upacara adat menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kegiatan seperti ini selalu digelar sejak masa kesultanan di istana Sultan Buton setiap pukul 00.00 Wita hingga 03.00 Wita malam 12 Rabiul Awal. Tradisi adat masyarakat Buton ini dimulai pada pukul 00.00 dini hari yang didalamnya terkandung maksud bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi yang sebelumnya didahului dengan penciptaan nyawa nabi Muhammad SAW sebagai Abu Arwah atau bapak dari segala nyawa, sehingga rangkaian kegiatan tersebut diawali dengan pembacaan Barsanji tentang riwayat Nabi Muhammad SAW oleh empat orang perangkat Mesjid Agung Keraton Buton. Goraana Oputa  juga merupakan gambaran tentang bagaimana tanggung jawab seorang pemimpin, dalam hal ini yakni Walikota yang disimbolkan sebagai Sultan dengan tugas utama sebagai kepala wilayah, pemerintahan, kemasyarakatan serta sebagai pemimpin dibidang keagamaan.      Peringatan Goraana Oputa umumnya dihadiri sejumlah...

avatar
Nicky Ria Azizman
Gambar Entri
Tari Waindorigi
Tarian Tarian
Sulawesi Tenggara

Tari Waindorigi berasal dari Takimpo, Kecamatan Pasarwajo. Tarian ini diilhami cerita yang menceritakan masyarakat Takimpo sebelum adanya Kerajaan Buton masa silam, di Liwu Takimpo Lipuogena oleh tokoh-tokoh adat mengamanatkan La Manuncama untuk menjadi duta (utusan) adat menuju Wabula.   Dalam kesepakatan tokoh Sara Takimpo, La Manuncama dalam perjalanan menuju Wabula didampingi oleh seorang wanita berparas cantik yang bernama Wa Indorigi. Di hari yang ditentukan berangkatlah mereka menggunakan perahu yang bernama Wasilomata dengan dikawal 20 orang perempuan dan 20 orang laki-laki.   Di saat pelayarannya, rombongan La Manuncama tersebut bernyanyi dan menari dengan gerakan-gerakan dasar di atas perahu yang pada dasarnya memberikan semangat dan pemujaan kepada wanita yang bernama Wa Indorigi.   Di pertengahan jalan, rombongan tersebut dihempas gelombang besar yang hampir menenggelamkan mereka. Untungnya di saat itu juga La Manuncama memanjatkan...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tari Popana
Tarian Tarian
Sulawesi Tenggara

Tarian ini berasal dari masyarakat Todanga, Kecamatan Kapontori. Dilakonkan 12 penari yang terinspirasi dari penanggalan Islam yang terdiri 12 bulan.Tarian ini dimainkan masyarakat Todanga sejak awal masuknya Islam di Kerajaan Buton.   Penari juga dilengkapi dengan panah yang terbuat dari bambu yang dilengkapi dengan aksesoris bulu ayam. Intisari dari tarian ini tentang ajaran kekuatan antara “si Pincang” dan “si Mati”. Dalam adu kekuatan itu “si Pincang” dapat mengalahkan “si Mati” mengandung makna kebenaran selalu menang meski yang memperjuangkannya secara fisik tidaklah sempurna.   Sumber: https://zonasultra.com/festival-budaya-tua-peradaban-buton-pesonakan-indonesia.html

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tari Kaleko
Tarian Tarian
Sulawesi Tenggara

Tarian ini diinspirasi dari permainan yang dilakonkan kaum muda mudi masyarakat Lambusango, Kecamatan Kapontori. Permainan ini menggunakan batok atau tempurung kelapa yang isinya terdiri dari Po Boku yang mengetuk-ketukan dua buah batok kelapa yang menimbulkan bunyi dan irama alam membuat perasaan dan pikiran menjadi senang dan bahagia.   Tari Kaleko mengungkapkan nilai kemenangan dan kebahagiaan yang merupakan impian bagi semua orang. Dan semua itu dicapai dengan pikiran dan tindakan yang mengedepankan kebenaran.   Dalam Festival Budaya Tua Buton 2017 ini kalaborasi Tari Waindorigi, Tari Popana dan Tari Kaleko ditampilkan secara kolosal oleh 10.000 penari.    Sumber: https://zonasultra.com/festival-budaya-tua-peradaban-buton-pesonakan-indonesia.html

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tari Batanda dan Ngibi
Tarian Tarian
Sulawesi Tenggara

  Batanda merupakan suatu tarian tradisional yang dimainkan oleh remaja putri. Kata batanda berasal dari Bahasa Wasuamba (rumpun Pancana) yang berarti memulai. Ketika batanda dimainkan, artinya sebuah tanda untuk dimulainya tarian ngibi yang diperankan laki-laki. Dalam tarian ini, pemain ngibi dalam hal ini laki-laki tidak diperkenankan untuk menyentuh wanita yang memainkan batanda, sebagai simbol penghormatan atas wanita yang banyak berperan dalam kehidupan. Gerakan tarian ngibi menyerupai gerakan ayam jantan yang hendak memikat betina. Tangan kiri memegang ujung kain sarung sedangkan tangan kanan diangkat keatas, sambil berputar 180 derajat kemudian berbalik lagi. Dewasa ini tarian ngibi banyak diminati oleh remaja.   Sumber: http://greatbuton.blogspot.co.id/

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Pengawetan Pangan Desa Rongi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Tenggara

Orang Buton sejak jaman dulu sudah mengenal pertanian. Rongi merupakan sebuah desa yang umurnya sudah sangat tua. Lokasinya terletak sekitar 30 km dari pusat Kota Baubau. Desa ini terkenal sejak zaman dulu sebagai desa tempat hidup petani-petani tradisional yang memiliki kemampuan pertahanan pangan yang baik. Kebiasaan turun-temurun warga desa ini menyimpan bahan pangan bahkan bisa menjadi pelajaran penting bagi Indonesia yang bertanah paling subur di dunia, tapi tetap saja menjadi pengimpor beras. Karena kemarau yang panjang, kelaparan hebat pernah melanda seluruh wilayah kesultanan Buton. Seluruh daerah di pulau penghasil aspal ini kelaparan kecuali Rongi. Warga dari desa lain berdatangan ke desa itu untuk menukar barang yang mereka bawa dengan makanan simpanan warga Rongi. Karena kisah yang terus dikenang itu pulalah pemerintah setempat pernah mengganti namanya menjadi Desa Sandang Pangan. Tapi Rongi tetap saja jadi nama yang lebih populer sampai sekarang.  Kemampua...

avatar
hallowulandari