Pakaian Adat Kalimantan Barat
Rumah adat di Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah di sebut rumah Betang, rumah tersebut biasanya digunakan atau dihuni oleh masyarakat Dayak. Rumah betang mempunyai ciri-ciri yaitu; bentuk Panggung, memanjang. pada suku Dayak tertentu, pembuatan rumah panjang bagian hulunya haruslah searah dengan matahari terbit dan sebelah hilirnya kearah matahari terbenam, sebagai simbol kerja-keras untuk bertahan hidup mulai dari matahari tumbuh dan pulang ke rumah di matahari padam. Di Kalimantan Barat mulai dari Kota Pontianak dapat kita jumpai rumah adat Dayak. Salah satunya berada di jalan Letjen Sutoyo. Walaupun hanya sebuah Imitasi, tetapi rumah Betang ini, cukup aktif dalam menampung aktivitas kaum muda dan sanggar seni Dayak. Kemudian jika kita ke arah kabupaten Landak, maka kita akan menjumpai sebuah rumah Betang Dayak di Kampung Sahapm Kec. Pahauman. Kemudian jika kita ke kabupaten Sanggau, maka kita dapat melihat Rumah Betang di kampung Kopar Kecamatan Parindu....
Tari Zapin Tembung, Merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat Kalimantan Barat.
Di Dayak, ada suatu ritual yang dimaksudkan sebagai lambang permohonan agar hasil panen ladang berlimpah sekaligus ucapan syukur, Pabayo namanya. Namun ada pendapat lain mengatakan Pabayo dibuat setiap kali ritual diadakan yang merupakan lambang khusus agama suku Dayak Kanayatn sebagai simbol penyambutan terhadap kehadiran Jubata. Menurut Jaman, Pabayo adalah simbol khusus yang hanya dipakai oleh masyarakat Dayak untuk menyatakan ciri khas atau identitas Dayak, sebab selain orang atau masyarakat Dayak,orang lain atau komunitas lain tidak boleh memakai Pabayo dalam suatu acara atau upacara. Sebabpabayo bukan merupakan tanda atau simbol suku-suku lain. Adapun teknis pemasangannya adalahsebagai berikut: Pabayo ditancapkan di tanah, ditiap tempat ritual diadakan.Pabayodibuat dalam beberapa rautan (bentuk) yang menandakan suatu kegembiraan untuk satu tujuan. Dalam masing-masing rautan (bentuk) memiliki makna tersendiri, M. Ikot Rin...
Bila mengunjungi Kota Ketapang di Kalimantan Barat sepertinya harus mencoba minuman yang berkhasiat ini yakni Teh Telur Pinang Muda . Minuman ini diyakini masyarakat dapat menambah atau merangsang vitalitas seksual. Menurut salah seorang peramu obat tradisional di daerah tersebut, sudah banyak penderita lemah syahwat yang disembuhkannya dengan cara memberi ramuan buah pinang muda yang dicampur dengan bahan ramuan alam lainnya. Semua ramuan tradisional seperti buah pinang muda, akar pinang muda (akar yang baru muncul) ditumbuk hingga halus. Kemudian, airnya yang sudah disaring dicampur dengan satu sendok madu lebah dan sebutir telur ayam kampung. Usahakan air dari buah pinang muda dan akar pinang muda itu terkumpul satu gelas. Air buah pinang dan akar pinang muda yang sudah dicampur telur ayam dan satu sendok madu lebah itu dikocok sampai rata. Adapun waktu yang tepat untuk meminum ramuan tradisional tersebut, yakni pada malam sebelum tidur. Bagi yang ingin...
Salah satu makanan unik dan sederhana adalah kerupuk basah khas Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Kerupuk basah ini memang dibuat tidak untuk dijadikan ‘kerupuk’, melainkan disajikan langsung tanpa melalui proses dijemur dan digoreng sepertinya lazimnya pembuatan kerupuk lainnya. Kerupuk jenis ini sedikit kenyal namun gurih dengan cita rasa ikan air tawar yang kental terasa. Biasanya Kerupuk Basah di sajikan dengan sambal. Di kalangan Masyarakat Kapuas Hulu khususnya di kawasan Danau Sentarum, makanan ini sangat popular dan menjadi sajian utama ketika ada tamu. Bagi yang ingin membuat sendiri berikut ini resepnya : Bahan Kerupuk : - 1 Kg Daging ikan belidak segar (dapat diganti dengan ikan Tenggiri) - 500 Gr Tepung sagu/kanji putih - 6 Siung bawang putih ditumbuk halus - ½ Sdk makan merica bubuk - 3-4 Gelas air - Garam secukupnya - Penyedap rasa sesuai selera. Bahan Sambal : - 10 Bh cabe rawit merah - 200...
Bubur Pedas adalah salah satu makanan khas Sambas dan kini menjadi populer di Kalimantan Barat. Menurut cerita, bubur pedas adalah makanan yang ada sejak jaman penjajahan belanda di Inonesia tepatnya di Sambas Kalimantan Barat. Saat itu persediaan beras menipis. sementara masyarakat harus tetap bisa makan seperti biasa. Nah diambil inisiatif beras yang sdikit itu disangrai. Supaya menjadi banyak, maka ditambahkanlah dengan sayur. semua sayur dimasukkan. Dan bbur itu terkenal hingga sekarang dengan nama Bubur Pedas. Bubur ini sangat kaya akan gizi. Berbahan dasar beras yang telah dihaluskan dan disangrai, serta kelapa parut yang telah disangrai, kaldu daging, berbagai macam sayuran dan rempah-rempah menghasilkan citarasa yang luar biasa unik. Sangat gurih dan lezat, tentunya lebih enak disantap saat masih hangat. Bahan-bahan Bubur Pedas: 500 gram beras, cuci bersih, tiriskan 200 gram kelapa parut 300 gram tetelan sapi...
Adat Mantu Kucing, Tradisi Kuno Dari Desa Kemendung Kemajuan teknologi ternyata belum sepenuhnya mampu menggusur adat tradisi. Terbukti, ketika teknologi sudah mampu mendatangkan hujan melalui awan buatan, toh masih ada sekelompok masyarakat di Desa Kemendung, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, yang masih percaya bahwa untuk mendatangkan hujan cukup dengan menggelar adat tradisi Mantu Kucing . Dibandingkan dengan beberapa waktu silam, saat ini memang tidak terlalu banyak masyarakat, termasuk di Desa Kemendung sendiri, yang percaya bahwa hujan akan segera tercurah dari langit begitu digelar adat mantu kucing. Sebagian dari mereka (yang tidak percaya) itu, menganggap bahwa adat tradisi semacam itu hanyalah sebuah tradisi yang bersumber dari kepercayaan kuno. Pendapat mereka itu bisa jadi memang benar. Sebab, bagaimanapun pola berpikir mereka telah berubah total karena adanya pengaruh-pengaruh budaya global...
Alkisah, di Negeri Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia , hiduplah dua orang pemimpin dari keturunan dewa yang memiliki kesaktian tinggi, namun keduanya memiliki sifat yang berbeda. Yang pertama bernama Sebeji atau dikenal dengan Bujang Beji. Ia memiliki sifat suka merusak, pendengki dan serakah. Tidak seorang pun yang boleh memiliki ilmu, apalagi melebihi kesaktiannya. Oleh karena itu, ia kurang disukai oleh masyarakat sekitar, sehingga sedikit pengikutnya. Sementara seorang lainnya bernama Temenggung Marubai . Sifatnya justru kebalikan dari sifat Bujang Beji. Ia memiliki sifat suka menolong, berhati mulia, dan rendah hati. Kedua pemimpin tersebut bermata pencaharian utama menangkap ikan, di samping juga berladang dan berkebun. Bujang Beji beserta pengikutnya menguasai sungai di Simpang Kapuas, sedangkan Temenggung Marubai menguasai sungai di Simpang Melawi. Ikan di sungai Simpang Mel...