Lurik merupakan pakaian dengan motif khas batik lurik asli dari kabupaten Pati. Kata lurik sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno ‘lorek’ yang berarti lajur, belang atau pun garis. Kain lurik yang memiliki motif sederhana ini memiliki segudang filosofi yang mengandung harapan, nasihat, bahkan kekuatan spiritual yang masih dipercaya dan menjadi adat dan tradisi.
Motif batik bakaran sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Sempat tenggelam dan hampir dilupakan. Kini, batik bakaran mulai bergeliat lagi. Saat ini, lebih dari 300 perajin terus melestarikannya. Selain motifnya yang unik, batik bakaran juga memiliki kisah sejarah yang erat dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit. Penjaga museum pusaka dan pembuat seragam prajurit dari Kerajaan Majapahit, Nyi Banoewati, menularkan keterampilannya membatik ketika melarikan diri ke daerah Bakaran di Juwana, Pati, Jawa Tengah, pada abad ke-14 Masehi. Dikutip dari: http://female.kompas.com/read/2012/01/09/0907545/Batik.Bakaran.Batik.Warisan.Majapahit
Kawung diambil dari nama pohon kolang-kaling (buahnya). Artinya dalam kaweruh Jawi melambangkan ajaran sangkan paraning dumadhi. Atau ajaran terjadinya kehidupan manusia menurut Kejawen. Sedulur papat lima pancer. Pada awal Surakarta batik Kawung dipakai untuk kerabat Raja saja. Setelah mataram terbagi menjadi dua (Yogjakarta dan Surakarta) batik ini digunakan orang yang berbeda. Di Surakarta dikenakan kerabat Ponokawan (dalam pewayangan/abdi dalem). Sedangkan di Yogyakarta digunakan oleh abdi Sentana Ndhalem. Batik Kawung yang diambil dari ornamen buah pohon kolang-kaling mempunyai nilai filosofis mengisyaratkan supaya eling (ingat) kepada Tuhan Yang Maha Esa. Beberapa jenis Batik Kawung adalah Kawung Picis (diambil dari nama uang 10 sen), batik Kawung Bribil (uang pecahan 25 sen) dan batik kawung sen (uang pecahan 1 sen). Selain itu, secara umum, motif Kawung juga sering dikaitkan dengan filosofi bahwa keinginan dan usaha yang keras akan selalu membuahkan hasil, seperti rejek...
Awalnya, Batik Petani tidak dibuat oleh pembatik melainkan sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Batik Petani disebut juga Batik Pedesaan adalah Batik yang biasa digunakan oleh kaum petani dimana pola-polanya tetap bersumber dari Kraton yang kemudian digubah dengan ragam hias yang berasal dari alam sekitar, flora dan fauna, gambaran aktivitas sehari-hari dan bertani . Motif untuk Batik Petani beragam merupakan tradisi yang turun temurun sesuai daerah masing-masing. Biasanya sederhana karena pembuatnya tidak secara khusus terampil atau memproduksi batik dan membatik bukan mata pencaharian hidup mereka. Batik Petani beraasal/ cukup dikenal di Klaten, Bantul, Imogiri, Tuban, Tulungagung, hingga juga Indramayu.
Pendeknya busana kebaya yang hampir tidak dimiliki oleh bangsa lain ternyata mampu membuat perempuan dalam ukuran apapun terlihat seksi dan elegan. Anda hanya perlu memperhatikan pemilihan bahan, model yang tepat dengan postur tubuh dan warna kulit. Kebaya yang dulunya hanya dipandang sebagai busana tradisional kini semakin mendapat tempat di hati kaum perempuan. Bukan hanya istri pejabat yang mengenakannya tapi juga kaum selebritis dan masyarakat awam. Bahkan banyak perempuan sekarang tidak hanya mengenakan kebaya sebagai busana formal tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Kebaya tradisionalpun banyak diminati. Namun apapun bentuk dan modelnya, kebaya tradisional maupun modern , satu yang tidak boleh ditinggalkan dari kebaya yakni soal pakem atau sileut yang membentuk bagian tubuh. Siluet ini merupakan dasar dari kebaya dan ada tiga macam yang melegenda di kalangan masyarakat Indonesia yakni Jawa, Sunda dan Kurung. Konon b...
Ruwatan merupakan Ritual adat jawa sebagai sarana untuk membebaskan atau mensucikan atas dosa dan kesalahan yang diperkirakan bisa berampak kesialan terhadap dirinya dalam menjalankan kehidupannya. Dalam cerita " wayang " dengan lakon Murwakala pada tradisi ruwatan di jawa ( jawa tengah) awalnya diperkirakan berkembang didalam cerita jawa kuno, yang isi pokoknya memuat masalah pensucian , yaitu pembebasan dewa yang telah ternoda, agar menjadi suci kembali, atau meruwat berarti: mengatasi atau menghindar i sesuatu kesusahan bathin dengan cara mengadakan pertunjukan/ritual dengan media wayang kulit yang mengambil tema/cerita Murwakala. Dalam tradisi jawa orang yang keberadaannya mengalami nandang sukerto/berada dalam dosa , maka untuk mensucikan kembali, perlu mengadakan ritual tersebut. Menurut ceriteranya, orang yang manandang sukerto ini, diyakini akan menjadi mangsanya Batara Kala . Tokoh ini adalah anak Batara Guru (dalam cerita wayang) yang lahir ka...