Meong-meongan merupakan permainan tradisional masyarakat bali yang umum dimainkan oleh anak-anak di bali diiringi dengan nyanyian lagu meong-meong. Permainan ini menggambarkan usaha dari si kucing atau dalam bahasa bali disebut meng untuk menagkap si tikus atau bikul. Dalam permainan ini biasanya diikuti oleh lebih dari 8 orang atau lebih dimana 1 orang memerankan bikul (tikus) satu orang memerankan sebagai meng (kucing) dan yang lainnya bertugas melindungi bikul dari meng dengan cara membentuk lingkaran kemudian si bikul berada di dalam lingkaran sedangkan meng berada di luar lingkaran. Meng akan berusaha masuk ke dalam lingkaran dan berusaha menangkap bikul. Anak-anak yang membentuk lingkaran juga akan berusaha menghalangi meng masuk ke dalam lingkaran. Si meng baru boleh menangkap si bikul ketika lagu sudah pada kata-kata juk-juk meng juk-juk kul.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Awalnya calung merupakan permainan masyarakat pedesaan yang bertujuan untuk menghibur diri. Alat musik ini dimainkan oleh para remaja maupun pria dewasa di sela kesibukan mengolah sawah. Calung bungbung sering dimainkan pada malam hari di saat bulan purnama agar padi tidak diserang hama, karena pada awalnya calung berfungsi untuk menghibur Dewi Sri (Nyi Pohaci) agar dapat melindungi padi dari serangan hama. Calung bungbung dibuat dari bambu gomong berukuran panjang dengan diameter besar dan tiap-tiap bambu berdiri sendiri. Dalam perkembangan selanjutnya, alat musik ini menjadi seni pertunjukkan helatan untuk menyambut tamu.
Dengan majunya teknologi, kita mudah untuk mengetahui apapun termasuk kebudayaan yang ada di Indonesia melaui media, terutama internet. Hebatnya lagi, kebudayaan seolah tak luntur di zaman yang serba canggih ini, dan itu bisa disebabkan karena kebudayaan tersebut mempunyai dasar yang kuat. Di Bali, ada ritual yang bernama 'Ngayah'. Padahal, di pulau yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara tersebut masih saja bisa mempertahankan ritual daerahnya ditengah arus modernisasi. Ngayah adalah kerja bakti untuk berbagai keperluan termasuk ritual agama atau masalah adat kemasyarakatan yang bersifat tulus ikhlas, seperti dalam acara ngarap. Kegiatan kerja bakti ini merupakan penerapan 'kerja untuk persembahan' atau dikenal dengan istilah Karma Marga Yoga.
Jika anda berkunjung ke daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta, mungkin anda akan menemui patung sepasang pengantin yang duduk bersebelahan. Patung tersebut dapat kita jumpai di rumah warga, hotel, bahkan restoran. Namun tahukah anda patung apa tersebut? Patung sepasang kekasih tersebut bernama Loro Blonyo. Bagi masyarakat Jawa, Loro Blonyo melambangkan kesuburan. Loro Blonyo digambarkan sebagai lambang kesuburan karena sosok wanita dalam Loro Blonyo adalah Dewi Sri yang sangat terkenal dengan dewi pembawa kesuburan. Sedangkan sosok pria adalah Sadana. Banyak versi yang menceritakan siapakah Sadana tersebut. Pada jaman dahulu peletakan Loro Blonyo bukanlah di hotel, ruang tamu atau di tempat makan. Loro Blonyo biasanya diletakan di ruang tengah pada rumah Joglo. Ruang tengah ini biasanya ruangan yang sangat jarang dipakai dan sangat sakral. Ruang ini selain Loro Blonyo juga terdapat kasur dan padi hasil panen. bisa dianalogikan, masyarakat Jawa yang mayoritas petani memberik...
Makepung adalah tradisi balapan kerbau dikalangan masyarakat Bali, khususnya di bagian Bali Barat. Di wilayah ini Makepung selalu dijadikan acara tradisional yang rutin dilakukan selama beberapa kali dalam setahun. Kerbau dipilih sebagai hewan yang dilombakan karena bagi masyarakat Bali, yang merupakan penganut Hindu, sapi dianggap hewan suci karena sapi merupakan binatang tunggangan yang dipergunakan oleh Dewa Shiva.
Dalam acara adat dan ritual keagamaan di Bali, Gamelan sangat sering digunakan. Gamelan merupakan beberapa kumpulan alat music yang terdiri dari gong, gambang, gendang, kempul dan bonang, termasuk juga di dalam nya Gamelan Bali. Gamelan secara umum juga terdapat di Jawa, Madura dan Nusa Tenggara, dari nama dan jenis alat music nya tidak ada yang beda. Hanya saja dari masing-masing daerah mempunyai ciri khas tersendiri ketika memainkan Gamelan. Sebenarnya di Bali sendiri ada 25 jenis Gamelan yang berkembang di pedesaan-pedesaan, 10 diantara nya terbuat dari bambu dan sisanya terbuat dari logam.
Alat musik tradisional Bali yang satu ini biasanya digunakan pada acara-acara seperti upacara adat perkawinan dan biasanya alat musik ini disandingkan dengan tarian jogged bumbung. Joged bumbung dimainkan oleh penari wanita, yang kemudian mencari pria dari salah satu penonton yang kemudian akan di ajak menari bersama. Alat musik tradisional yang terbuat dari bambu ini, biasanya juga dimainkan di hotel-hotel Bali untuk menyambut atau menghibur para tamu.
Uler-uler adalah salah satu upacara tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Demak tepatnya di Desa Jungsemi . Tradisi ini berkaitan dengan memetri desa atau selamatan seluruh warga desa dalam rangka menyambut tanam padi Tradisi uler-uler diadakan setahun sekali yang jatuh pada hari Jum’at Wage di bulan Rojab atau bertepatan dengan musim tanam padi. Adapun lokasinya adalah di bengkok atau persawahan desa (Lurahan) sehingga pada hari itu seluruh warga desa datang dengan membawa bermacam-macam makanan diantaranya uler-uler. Setelah seluruh warga desa berkumpul mulai acara Uler-uler (Tolak Bala) dilaksanakan dengan acara sambutan kepala desa, doa’a bersama dipimpin oleh ulama setelah itu kegiatan makan bersama dengan do’a bersama tersebut diharapkan hasil pertanian di desa Jungssemi bisa berlimpah atau meningkat dari tahun yang lalu. Selain itu berbagai macam penyakit yang menyerang tanaman dan juga warga bisa terhindarkan. Tradisi Ule...
Ayam Betutu adalah lauk yang terbuat dari ayam yang utuh yang berisi bumbu, kemudian dipanggang dalam api sekam. Betutu ini telah dikenal di seluruh kabupaten di Bali. Salah satu produsen betutu adalah desa Melinggih, kecamatam payangan kabupaten Gianyar. Ayam betutu juga merupakan makanan khas Gilimanuk. Betutu digunakan sebagai sajian pada upacara keagamaan dan upacara adat serta sebagai hidangan dan di jual. Konsumennya tidak hanya masyarakat Bali tapi juga tamu manca negara yang datang ke Bali, khususnya pada tempat-tempat tertentu seperti di hotel dan rumah makan/restoran. Betutu tidak tahan disimpan lama.