Tari Manimbong Tarian Manimbong ialah tari daerah Sulawesi Selatan yang cuma ditampilkan secara spesial pada upacara adat Rambu Tuka’ oleh penari-penari pria. Tarian Manimbong ini diselenggarakan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Para penarinya memakai pakaian adat khusus yaitu Baju Pokko’ dan Seppa Tallu Buku yang berselempang kain antik. Mereka juga dilengkapi dengan parang kuno (la’bo’ penai) dan sejenis temeng bundar kecil yang bermotif ukiran Toraja. https://www.silontong.com/2018/10/11/tarian-tradisional-daerah-sulawesi-selatan/
Tari Ma’badong Tari Ma’ Badong merupakan salah satu tarian adat Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian ini diadakan pada upacara kematian (Rambu Solo’) yang dilakukan secara berkelompok, para peserta (pa’badong) membentuk lingkaran dan saling berpegangan dengan mengaitkan jari kelingking. Penari pa’ badong terdiri dari lelaki dan wanita setengah baya atau para orang tua dengan pemimpin badong yang biasa disebut sebagai Indo’ Badong (perempuan) atau Ambe’ Badong (Laki-laki). Pemimpin badong akan melantunkan syair (Kadong Badong) atau semacam riwayat hidup dari orang yang meninggal mulai dari lahir sampai ia wafat dengan memberikan kalimat-kalimat syair dan modus nada untuk dinyanyikan oleh semua kelompok penari sambil berbalas-balasan. Gerakannya pun memiliki ritme tersendiri mengikuti syair dari Badong yang dilantunkan. Catatan untuk tarian Badong: Penari Badong paling sedikit berjumlah lima orang, Syair lagu Badong...
Baju Bodo (Baju Adat Wanita Suku Bugis) Baju Bodo merupakan pakaian tradisional perempuan suku Bugis Makassar, Sulawesi, dan Bugis Pagatan, Kalimantan, Indonesia. Baju bodo juga dikenali sebagai salah satu busana tertua di dunia. Melihat bentuknya, baju Bodo berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, yaitu setengah atas bagian siku lengan. Sehelai sarung menutupi pinggang hingga kaki dan baju tipis longgar dari kain muslin (kasa), memperlihatkan leluk-lekuk bagian tubuh. Menurut adat Bugis, warna baju Bodo yang dikenakan akan menunjukan usia dan martabat si pemakainya. Baju Bodo ini kerap dipakai untuk acara adat seperti upacara pernikahan. Tetapi kini, baju Bodo mulai direvitalisasi melalui acara lainnya seperti lomba menari tarian tradisional Sulawesi Selatan atau menyambut tamu agung yang datang. https://www.silontong.com/2018/10/14/pakaian-adat-tradisional-sulawesi-selatan/
Museum Batara Guru , Palopo Openingstijden: Selasa – Kamis : 08.00-16.00 WITA, Jumat : 08.00-10.30 WITA, Minggu : 08.00-16.00 WITA Plaats: Palopo Provincie: Sulawesi Selatan Land: IND Type organisatie: Museum Postadres:...
Museum Mandar , Majene Openingstijden: Senin – Kamis: 08:00–16:00, Jumat: 08:30–16:30 Website: http://museum.majenekab.go.id/ E-mail: majenemuseummandar@yahoo.co.id Plaats: Majene Provincie: Majene...
Museum Buntu Kalando , Sanggala, Tana Toraja Openingstijden: Senin – Minggu: 08.00 – 17.00 WITA Plaats: Sanggala, Tana Toraja Provincie: Sulawesi Selatan Land: IND Type organisatie: Museum Postadres:...
Bola-Bola Udang Vegetaris (sumber: E-b ook Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Dalam hubungan dengan alam/hutan, masyarakat Konjo/Kajang meyakini bahwa hutan adalah kawasan adat yang memiliki tempat yang sakral bagi mereka. Pada masyarakat Konjo/Kajang, kawasan adat tersebut terbagi dalam tiga bagian: Hutan Rakyat, Hutan Kemasyarakatan, dan Hutan Adat. Masyarakat Konjo/Kajang mempunyai sebuah ajaran yang termuat dalam pesan-pesan leluhur mereka yaitu Pasang ri Kajang. Pesan-pesan tersebut merupakan pedoman hidup masyarakat Ammatoa yang terdiri dari kumpulan amanat leluhur. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pasang dianggap sakral oleh masyarakat Ammatoa yang bila tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari akan berdampak buruk bagi kehidupan kolektif orang Ammatoa. Apabila Pasang Ri Kajang tidak dilaksanakan dengan baik maka yang terjadi adalah kerusakan dan tidak seimbang ekologis dan sistem sosial yang kacau. Begitulah keyakinan masyarakat Ammatoa terhadap Pasang ri Kajang . Pasang mengandun...
Pepe' - Pepeka Ri Makka Pepe' berarti api, Rimakka adalah tanah suci Mekkah, tarian ini mengingatkan kita pada Nabi Ibrahim yang dibakar oleh kaum Quraiz. Karena iman dan keyakinannya kepada sang khaliq turunlah Do'a Qulna yaa naaru kuunii bardan wasalaaman alaa ibraahiim laa haula walaa kuwwataa illaa billaah.....kumfayakum. Para penari terinspirasi dan menuang dalam sebuah bentuk tari yakni tari pepe'-pepeka rimakka. Dengan penuh keyakinan dan Do'a para penari membakar sarung, tangan mereka tanpa merasa kepanasan, tarian ini adanya dikampung Paropo kecamatan panakkukang kota Makassar, sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang tahun 1942. Tarian ini berdasarkan adat kebiaasan dan sebagai Icon Budaya dikampung Paropo yang bersifat tradisional dan dimainkan pada saat menyambut pesta panen dalam acara Attontong Bulang (bulan purnama) dan Maudu' Lompoa (peringatan Maulid Nabiyyullah Muhammad SAW). Karena perkembangan zaman, modernisasi dan kurangnya perhatian pemerintah setempat, tarian in...