Batik Kinanti merupakan sebuah nama yang di ambil dari nama pupuh sunda atau nyanyian sunda yang berarti seseorang yang memiliki rasa sayang yang sangat kuat terhadap sesama manusia (solidaritas) dan makhluk hidup lainnya. Batik Kinanti ini diperuntukan Pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama/Sederajat yang dalam hal sifat dan sikap masih tahap pengembangan rasa solidaritas sejak dini.
Batik Pangkur merupakan sebuah nama yang di ambil dari nama pupuh sunda atau nyanyian sunda yang berarti seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab atas apa yang dia lakukan sendiri. Batik Pangkur ini diperuntukan Pelajar Sekolah Menengah Atas/Sederajat yang sudah dewasa dalam menentukan sikap dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Motif batik Pring Sedapur adalah motif batik yang diambil dari bentuk rumpun tanaman bambu. Pring dalam bahasa Jawa adalah bambu. Pring Sedapur berarti Serumpun pohon bambu. Pohon perdu ini banyak ditemukan di daerah pegunungan Kabupaten Magetan, terutama di kecamatan Plaosan. Inspirasi rumpun bambu ini kemudian diaplikasikan dalam motif batik yang dibuat oleh pengrajin batik di Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Di dusun itulah banyak tumbuh pohon bambu yang sangat lebat, sehingga dinamakan Dusun Papringan, yang berarti di bawah pohon bambu.
Wayang madya adalah Wayang kulit yang diciptakan oleh Mangkunegara IV sebagai penyambung cerita Wayang Purwa dengan Wayang Gedog . Cerita Wayang madya merupakan peralihan cerita Purwa ke cerita Panji. Salah satu cerita Wayang Madya yang terkenal adalah cerita Anglingdarma. Wayang madya tidak sempat berkembang di luar lingkungan Pura Mangkunegaran. Cerita Wayang madya menceritakan sejak wafatnya Prabu Yudayana sampai Prabu Jayalengkara naik tahta. Cerita Wayang Madya ditulis oleh R.Ngabehi Tandakusuma dengan judul Pakem Ringgit Madya yang terdiri dari lima jilid, dan tiap jilid berisi 20 cerita atau lakon. Tokoh dalam Wayang madya Anglingdarma Batik Madrim Anglingkusuma Gandakusuma Merusupadma Wil Maricikunda
Sadranan adalah tradisi masyarakat nelayan dalam rangka mensyukuri hasil laut yang mereka peroleh dari laut. Bentuk rasa syukur tersebut diwujudkan dalam satu kegiatan yang melibatkan seluruh nelayan beserta keluarganya. Bagi nelayan daerah pekalongan, Sadranan atau sedekah laut biasanya dilaksanakan setiap tahun. Perayaan sadranan di sana diselenggarakan bersamaan dengan perayaan hari nelayan, atau hari koperasi, atau hari kemerdekaan Republik Indonesia. Secara harfiah, sedekah laut berasal dari kata Sodaqoh yang berarti menyisihkan sebagian rezeki yang kita peroleh yang kemudian diberikan kepada orang yang membutuhkannya. Rezeki yang diperoleh dari Tuhan melalui pekerjaan melaut itulah yang kemudian dibagi kepada orang-orang yang membutuhkan di lingkungan sekitarnya melalui kegiatan-kegiatan yang menggembiakan seperti lomba-lomba, pasar murah, pertunjukan kesenian, dan lain-lain. Dalam acara sadranan tersebut tersebu, seluruh masyarakat nelayan tidak melakukan aktivitas m...
Gunung Padang dalam angle karya. Warisan Budaya Dunia yang ada di Kabupaten Cianjur adalah Gunung Padang. Batik Khas Cianjur sebagai warisan budaya yang dijaga dan dilestarikan bersama sejak usia dini. Termasuk situs gunung padang, dalam batik dinamakan "Batik Campaka Gunung Padang"
Lembuswana adalah hewan dalam mitologi rakyat Kutai yang hidup sejak zaman Kerajaan Kutai. Lembuswana menjadi lambang Kerajaan Kutai hingga Kesultanan Kutai Kartanegara. Hewan ini memiliki semboyan Tapak Leman Ganggayaksa. Lembuswana merupakan hewan yang disucikan karena merupakan tunggangan Dewa Batara Guru dalam memberikan petuah dan petunjuknya. Lembuswana dicirikan sebagai berkepala singa, bermahkota (melambangkan keperkasaan seorang raja yang dianggap penguasa dan mahkota adalah tanda kekuasaan raja yang dianggap seperti dewa), berbelalai gajah (Leman artinya gajah, melambangkan dewa Ganesha sebagai dewa kecerdasan), bersayap garuda, dan bersisik ikan.
Kota Banjar terletak di wilayah ujung timur Provinsi Jawa Barat. Kota ini memang bukan daerah penghasil batik, namun sejak tahun 2011 kota ini mulai memperkenalkan batik motif khas kota Banjar. Batik banjar merupakan batik yang tergolong baru di Jawa Barat. Motif Batik Banjar terinspirasi dari budaya lokal Kota Banjar, yaitu motif bunga tarum dan motif ebeg (Kuda Lumping). Motif ebeg diinspirasian dari salah satu bentuk kesenian tradisional khas Kota Banjar yang berkembang di tengah masyarakat wilayah perbatasan antara wilayah Priangan dengan Banyumas, khususnya Kabupaten Cilacap. Sedangkan daun tarum atau pohon tarum menjadi motif khas Banjar, karena pohon jenis merambat tersebut banyak ditemukan di tepi Sungai Citanduy.
Konon sejak abad ke 17 Masehi, Lukisan Kaca telah dikenal di Cirebon, bersamaan dengan berkembanganya Agama Islam di Pula Jawa.Pada jamannya pemerintahan Panembahan Ratu di Cirebon, Lukisan Kaca sangat terkenal sebagai media dakwah Islam yang berupa Lukisan Kaca Kaligrafi dan berupa Lukisan Kaca Wayang. Pengaruh Islam yang disebarkan oleh para wali juga menjadi ciri khas dari lukisan kaca Cirebon. “Bahkan setelah pengaruh China, gambar-gambar yang dihasilkan seniman tradisional selalu berhubungan dengan Islam seperti gambar kabah, masjid dan kaligrafi berisi ayat-ayat Alquran atau Hadis,” Adapun pengaruh cerita wayang berasal dari pertunjukan wayang yang diperagakan para wali untuk menyebarkan agama Islam. Kuatnya kepercayaan tokoh wayang yang baik, membuat para pengrajin lukisan kaca selalu menampilkan tokoh seperti Kresna, Arjuna, Rama, Lesmana, dan lain-lain. Sejalan dengan perkembangan waktu, maka perkembangan Lukis...