Ketika membuat kue pohul-pohul, akan menggenggam itak (bahan pohul-pohul dari tepung beras) dan menekannya kuat-kuat. Dengan demikian, kue itu berbentuk serupa genggaman tangan, lengkap dengan bekas kelima jemari tangan. Maknanya adalah meskipun kita merasa tertekan, terjepit atau kesusahan dalam suatu pesta atau kegiatan adat mulai dari perencanaan hingga acara selesai, semua itu baik dan bertujuan mempererat kekerabatan dan jalinan kasih sayang, persis seperti pohul-pohul yang menjadi utuh karena ditekan genggaman tangan. Bekas 5 jari pada pohul-pohul disimbolkan sebagai konsep 5 waktu dalam tradisi Batak yang disebut hatiha silima, yaitu: 1. Manogot 2. Pangului 3. Hos Ari 4. Guling Ari 5. Bot Ari. Selain itu, lima jari-jari menjadi simbol tentang rasa manusiawi setiap orang yang terbentuk dari panca indera, yaitu: 1. Parnidaan (penglihatan) 2. Parbinegean (pendengaran) 3. Parnianggoan (penciuman) 4. Pandaian (rasa/cecap) dan 5. Pangkilaan (perasaan/kulit). Bekas 5 jari...
Sumatera Utara bukan hanya ke indahan alamnya saja yang terkenal, tapi kulinernya pun banyak sekali yang terkenal dan enak di lidah. Salah satu yang akan dibahas pada postingan kali ini adalah Resep Masakan Kue Lapet Khas Batak . Ada dua jenis Kue Lapet, ada yang berbahan dasar beras ada juga ketan, tapi kali ini yang akan kita buat adalah Lapet Beras. Makanan ini merupakan makanan khas tradisional Sumatera Utara, khususnya adat Batak. Bahan dasar dari makanan ini adalah beras, jadi kalo kamu udah makan makanan ini pasti cepat kenyang. Bahan-bahan: o 50 g tepung ketan o 50 ml air o 150 g kelapa yang muda, bersihkan kulitnya, parut memanjang o Daun pisang untuk membungkus o 200 g beras Bumbu-bumbu Halus: o 100 g gula pasir o 1 sdt garam Semua bahan-bahan dan bumbu-bumbu sudah siap, kita lanjut memasak....
Marga Silalahi di tanah Batak mengenal ulos khas tradisi marga-marga Batak yang termasuk dalam rumpun Silalahi, yang disebut Ulos Polang-polang atau Pelang-pelang. Ulos Polang-polang atau Pelang-pelang ini dipakai keluarga suhut (tuan rumah, penyelenggara) pada upacara adat Batak di kawasan Silalahi, Sumatera Utara. Dalam perkembangannya terdapat berbagai variasi Ulos Polang-polang atau Pelang-pelang, dan telah dikenal luas pula di kalangan masyarakat Batak di luar kawasan marga Silalahi. Dimensi umum ulos ini antara lain panjang sekitar 2 m, lebar sekitar 110 cm.
Meski menyandang kata roti, bentuk roti jala tidak menyerupai roti pada umumnya. Roti jala merupakan penganan tradisional khas Melayu, sehingga bisa ditemukan di daerah Sumatera Utara, Riau serta Semenanjung Malaysia dan Singapura. Dinamakan roti jala karena bentuk kuenya yang dibuat menyerupai jala atau jaring. Roti jala biasa disajikan bersama kari atau saus durian. Untuk saus bisa dikembangkan dan dikreasikan sesuai selera masing-masing, seperti srikaya dan cokelat. Roti jala biasanya disajikan di acara-acara silaturahmi keluarga dan sosial, seperti pesta pernikahan, kenduri, dan syukuran masyarakat Melayu. Roti jala juga sering disajikan sebagai hidangan pada saat perayaan Idul Fitri. BAHAN ROTI JALA : 150 gr tepung terigu protein sedang 250 ml santan dari 1/4 butir kelapa (bisa juga diganti dengan susu cair) 2 butir telur ayam, kocok 1 sdt garam 2 sdm minyak goreng 1 sdm margarin, lelehkan &nb...
Siapa yang sangka jika batang rotan bisa dijadikan makanan berbuka puasa. Bagi masyarakat Tapanuli, Sumatera Selatan, Pakat atau batang rotan muda merupakan makanan yang wajib dihidangkan dalam menu buka puasa. Banyak cara mengolah pakat, mulai dari merebus, mencampurnya dengan sayuran lain, hingga dibakar. Umumnya pakat yang dikonsumsi buka puasa adalah dibakar. Caranya pakat yang telah dipotong sesuai selera, biasanya dipotong 1 meter, dicuci. Kemudian dibakar selama 1 jam. Setelah dipastikan matang, pakat kemudian di kupas dan diambil daging pakat yang berwarna putih. Kemudian potong sesuai selera, umumnya berukuran 5 centimeter. Pakat lebih nikmat disajikan dengan santan dan serundeng (daging kelapa digoreng). Cara membuatnya cukup mudah, bagi pembaca yang tidak sempat ke Medan, bisa langsung mencobanya di dapur kesayangan anda. Sumber: https://www.merdeka.com/ramadan/pakat-menu-berbuka-ala-tapanuli.html
Awalnya, dengke mas na niura adalah makanan yang hanya disajikan khusus untuk para raja, namun sekarang karena rasanya yang sangat lezat, maka seluruh masyarakat Batak ingin pula menyantapnya. Sesuai dengan namanya, na niura yang berarti mentah atau tidak dimasak (bahasa Batak). Namun, isian dari air jeruk nipis dan garam yang dimasukkan dalam ikan mas dan juga digunakan untuk merendam inilah yang secara otomatis mampu mengubah ikan yang tadinya amis menjadi tidak terasa amis. Setelah itu, rasa unik dari berbagai bumbu yang dilumurkan juga membuat sajian ini begitu dicari, khususnya masyarakat Batak. Dengke ikan mas na niura, jika diperhatikan sekilas akan mirip dengan santapan khas Jepang yaitu sushi, bedanya dengke mas na niura ini disajikan dengan berbagai macam bumbu lengkap khas Batak. Resep dengke mas na niura sangat terkenal dan kini dapat juga dirasakan tidak hanya masyarakat Batak, namun juga seluruh wilayah Indonesia. Bagi kamu yang baru mengenal atau tahu tentang masa...
Sigale-gale adalah boneka kayu yang dibuat untuk membahagiakan Raja Rahat, raja dari salah satu kerajaan di Pulau Samosir. Sigale-gale berawal dari Alkisah, Raja Rahat memiliki putra tunggal bernama Raja Manggale. Sayangnya, sang putra kesayangan gugur di medan perang dan jasadnya tidak ditemukan. Kesedihan karena kehilangan sang putra membuat Raja Rahat sakit. Guna membahagiakan kembali rajanya, para tetua di kerajaan tersebut membuat sebuah patung yang mirip dengan Manggale. Agar patung tersebut ‘hidup’, para tetua itu memanggil roh Manggale yang membuat patung bisa bergerak. Berkat patung tersebut, Raja Rahat pulih dari sakitnya. Sejak saat itu, masyarakat Batak menyebut patung tersebut sebagai Sigale-gale, yang diambil dari nama Manggale. Pertunjukkan Sigale-gale tentu tidak menggunakan roh seperti dimasa lalu. Boneka yang digunakan dalam pertunjukkan, digerakkan menggunakan sistem penggerak mekanis, sehingga boneka bisa menari lincah. T...
Babae adalah makanan khas Nias Selatan terbuat dari kacang putih yang bahasa Nias nya harita fakhe, proses pembuatan sebelum di masak sedikit rumit, proses masak dan resep nya sih cukup simpel kacang putih tersebut direbus kemudian ditumbuk dan di masak lagi campur santan dan telur, karena proses sebelum dimasak memakan waktu yang lama dan ribet, sehingga masyarakat di nias selatan jarang membuat babae, hanya pada bulan desember atau hari natal mereka membuatnya makanan ini. Sumber: http://www.tanoniha.net/2017/07/makanan-khas-nias.html
Fakhe nifalögu adalah nasi yang di masak menggunakan beras khas asli nias selatan, yang membuat nya unik adalah memasak nya itu menggunakan periuk tanah liat yang setengah lingkaran bola. Penyajian nya di telungkupkan diatas daun pisang, makanya di beri nama Fakhe nifalögu. Sejatinya fakhe nifalögu disajikan dengan lauk daging babi, atau anak babi. Fakhe nifalogu biasanya di jumpai pada acara acara tertentu, misalnya pesta pernikahan, upacara adat, menjamu tamu penting atau bangsawan dan upacara upacara adat lainnya. Sumber: http://www.tanoniha.net/2017/07/makanan-khas-nias.html