Jajak dalam bahasa Indonesia berarti Kue. Jajak berasalah dari bahasa Kutai. Jajak Serabai merupakan salah satu dari aneka macam jajak khas Kutai. Biasanya ditambah gula pasir ditasnya agar lebih nikmat. Di banyak daerah di Pulau Jawa, dapat ditemui jenis kue basah yang dikenal dengan nama serabi. Jajanan pasar yang satu ini identik dengan bentuknya yang bulat-cembung dengan sisi bawah berwarna cokelat kehitaman. Kue berbahan dasar tepung beras ini biasa disajikan dengan saus gula merah atau siraman sambal oncom yang gurih. Di sekitar Bandung, Jawa Barat, dapat ditemukan serabi yang dikreasikan dengan berbagai aneka bahan lain, seperti telur, sosis, irisan pisang, bahkan es krim. Di Kalimantan Timur, khususnya wilayah Kutai, ada pula jenis kue basah yang mirip dengan serabi. Sebutan untuk kue ini pun mirip, serabai. Meskipun menggunakan bahan dasar tepung beras seperti serabi, serabai memiliki kekhasan tersendiri yang membedakannya dari kue basah a...
Sebagai sistem aristokrasi tradisional nusantara yang telah bertahan selama hampir delapan abad, Kesultanan Kutai memiliki warisan seni budaya yang amat kaya, misalnya dalam bidang seni tari. Di dalam lingkungan Keraton Kutai, terdapat sejumlah tari klasik yang masih tetap lestari melintas zaman. Salah satu di antaranya adalah tari topeng kemindu. Tari ini sering disebut juga tari topeng Kutai untuk membedakannya dengan berbagai jenis tari tradisional yang ada di berbagai daerah lain di Indonesia. Dahulu, tari topeng kemindu hanya berkembang di kalangan terbatas. Tari ini hanya dapat dibawakan oleh orang-orang dari strata sosial tertentu, yaitu para remaja putri dari kalangan bangsawan di Kesultanan Kutai. Seiring waktu, tari ini mulai diperbolehkan untuk dibawakan oleh masyarakat di luar lingkungan Keraton. Perubahan ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Haji Aji Muhammad Salehuddin II dengan tujuan mempopulerkan dan menjaga kelestarian seni tradisi Kerat...
Dalam kalender pertumbuhan padi selalu disertai dengan upacara-upacara yang selalu dilaksanakan oleh seseorang pemimpin adat. Seperti banyak peladang lain, para peladang Dayak juga percaya bahwa padi bernenek moyang manusia, padi memberikan berkat berupa beras. Padi diyakini mempunyai roh yang harus dilindungi dari pengaruh jahat dan hama. Oleh karena itu, pada saat pembukaan hutan dilakukan pemberian sesajen, isinya berupa nasi, buah pinang, garam, telur dan do’a-do’a ditujukan kepada berbagai roh pohon dan dewa-dewa padi. Sementara padi masak, bunga-bunga besar berwarna merah mekar diseluruh ladang memberi petunjuk bahwa padi akan segera dapat dipanen. Kemampuan menghasilkan panen yang baik menunjukkan nilai batin si peladang. Pada hari penanaman padi secara kelompok kembali disediakan sesajen kepada dewa-dewa padi yang diletakkan ditengah ladang. Selain padi, tumbuh-tumbuhan yang penting untuk upacara seperti kunyit dan jahe ditanam...
Tari Nyelama Sakei/Persahabatan adalah tarian perkenalan dan persahabatan menyambut tamu yang datang berkunjung ke Desa Ritan Baru dan Desa Tukung Ritan. Tarian ini bertujuan agar terjadi keakraban dan perkenalan dengan tamu, sehingga rasa malu, sungkan, serta segan untuk berkenalan dengan mudah akan hilang.
Tari ngeleway dikenal sebagai tarian pelengkap pada upacara perkawinan Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung. Tarian ini diadakan ketika acara naik kepala yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dari semua golongan umur. Untuk wanita menggunakan kain ta’ah, kebaya lengan panjang dengan leher bundar dan selendang sedangkan penari laki-laki menggunakan cawat, baju dari kulit jomo dan kesapu dank ain yang bercorak kotak-kotak serta Mandau yang diikatkan dipinggang. Pelaksanaannya selalu pada siang hari saat kedua mempelai dipersandingkan (Ibid, 79).
Tari ngerangkau adalah tarian khusus yang diadakan untuk upacara Kwangkai, bermaksud untuk mengundang roh si mati untuk bersama-sama dengan keluarga bersuka ria. Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung percaya bahwa tarian ini dapat mendatangkan roh yang meninggal. Tarian ini dibawakan oleh laki-laki maupun perempuan, tidak ada batasan jumlah penari dalam tarian ini. Dilaksanakan di tumah duka yang mengadakan upacara Kwangkai, dilakukan malam hari sampai dinihari. Tarian ini baru dilaksanakan jika penari sudah mendapat isyarat dari sang pawang. Saat tarian dilaksanakan sang pawang akan terus menerus membaca/bernyanyi yakni menceritakan riwayat hidup si mati. Kostum yang digunakan untuk laki-laki pakaian sehari-hari dengan memakai kain cawat, rompi dan ikat kepala dari kain berwarna merah yang disebut kesapu. Pakaian wanita terdiri dari kain taah atau tapeh silak, kebaya lengan panjang dengan leher bundar dan ikat kepala berwarna merah pula (Zailani, 1999:75-76).
Tari kanjet’ung merupakan tarian anak muda yang dikenal juga dengan tari seraung yaitu tari yang menggambarkan kekayaan suku Dayak Kenyah dibidang kerajinan tangan. Dibawakan oleh perempuan muda dengan menggunakan baju (aban), topi (tapung aban) dan rok (ta’aban) yang dibuat dari manik-manik dengan hiasan kecil-kecil melingkar saling berkaitan yang juga melambangkan persatuan atau tidak terpisahkan. Secara tidak langsung tarian ini juga merupakan promosi bagi hasil kerajinan mereka.
Pakaian adat tradisional Indonesia merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia dan banyak di puji oleh negara lain, dengan banyaknya suku - suku dan Provinsi yang ada di wilayah negara indonesia, maka bisa dipastikan banyak sekali baju - baju adat oleh masing - masing suku di seluruh Provinsi Indonesia. Dalam hal ini Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura kekayaan budaya diantaranya terlihat dari Beragam baju adat yang dimilikinya yang kali ini memperkenalkan salah satu pakaian adatnya berupa pakaian Pengantin yaitu Baju Anta Kusuma. Baju Anta Kusuma yang lebih di kenal dengan Kutai Kuning adalah baju pengantin kebesaran Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, baju ini pada jaman dahulu hanya boleh di kenakan oleh kalangan bangsawan saja, sedangkan kalangan rakyat biasa tidak di perbolehkan memakainya. Seiring waktu setelah pembakuan baju adat pengantin seluruh Indonesia oleh HARPI ME...
Pacar terbuat dari bahan daun pacar yang ditumbuk halus dan diberi bentuk bundar seperti kelereng kemudian dengan suatu upacara diletakan keujung jari telunjuk dan jari manis masing – masing mempelai, kemudian ( kurang lebih 6 jam ) bila pacar dilepas akan meninggalkan bekas warna merahBila pacar kemudian dilepas akan meninggalkan bekas warna merah. Pelaksanaan Upacara Bepacar adalah sebagai berikut: Pacar dari mempelai pria maupun mempelai wanita di tempatkan dalam wadah tradisional, kemudian dipertukarkan dan diarak ke tempat ketempat mempelai masing – masing yang diramaikan dengan barisan rabana/hadra. Kemudian kedua mempelai ditempat pelaminan masing-masing didudukan di atas tilam kasturi dengan segala kelengkapan adat lainnya. Sementara pembaca berjanji dilangsungkan. Makna Upacara adat Bepacar adalah: Sebagai kelengkapan hiasan untuk naik pengantin perkawinan. Sebagai Syi’ar kepada masyarakat sekitarnya, t...