Pakaian Tradisional
Pakaian Tradisional
Pakaian Kalimantan Timur Kalimantan Timur
baju antakusuma
- 5 Agustus 2014
Pakaian adat tradisional Indonesia merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia dan banyak di puji oleh negara lain, dengan banyaknya suku - suku dan Provinsi yang ada di wilayah negara indonesia, maka bisa dipastikan banyak sekali baju - baju adat oleh masing - masing suku di seluruh Provinsi Indonesia.
 
Dalam hal ini Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura kekayaan budaya diantaranya terlihat dari Beragam baju adat yang dimilikinya yang kali ini memperkenalkan salah satu pakaian adatnya berupa pakaian Pengantin yaitu Baju Anta Kusuma.
 
Baju Anta Kusuma yang lebih di kenal dengan Kutai Kuning adalah baju pengantin kebesaran Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, baju ini pada jaman dahulu hanya boleh di kenakan oleh kalangan bangsawan saja, sedangkan kalangan rakyat biasa tidak di perbolehkan memakainya.
 
Seiring waktu setelah pembakuan baju adat pengantin seluruh Indonesia oleh HARPI MELATI, maka di perbolehkanlah pemakaian baju Anta Kusuma di semua kalangan masyarakat. HARPI MELATI adalah sebuah lembaga yang di bentuk dengan semangat menegakkan budaya bangsa, dan organisasi ini telah berdiri sejak berpuluh - puluh tahun yang lalu. 
 
Baju Pengantin Anta kusuma ini di pakai saat pelaksanaan resepsi pernikahan atau lebih dikenal dengan naik pengantin yang dilaksanakan dengan segala prosesi adatnya. Dimulai dari Pengantin Pria yang datang sampai melewati rintangan - rintangan Lawa Cindei sampai di pertemukan dengan pengantin wanitanya.
 
Sesuai dengan namanya Kutai Kuning, baju ini memiliki warna dasar kuning dengan aksesoris keemasan, baju ini melambangkan kebesaran Kerajaan Kutai Kartanegara dengan tergabungnya beberapa aksesoris dari negara Cina, Arab, serta beberapa daerah yang ada di Indonesia seperti Bugis, Palembang, serta Kutai sendiri. Hal ini membuktikan betapa kayanya nilai - nilai seni yang di junjung pada zaman dahulu yang harus terus di lestarikan.
 
Busana Penganten Wanita Adat Kutai terdiri dari :
  • Baju Antakesuma, yaitu baju tangan setali berkerah shanghai, tangan pendek dengan panjang tiga jari di atas siku, baju dengan belahan sepanjang 10 centimeter di bagian depan dan menggunakan peniti emas sebagai kancing. Warna kuning polos dan dihiasi dengan taburan sisik-sisik emas berbentuk gordan atau burung garuda. Tapeh Alang, yaitu songket melayu berwarna merah bermotif pucuk rabung ( tumpal ).
  • Tapeh Pasak yaitu potongan kain memanjang dengan lebar kurang lebih 8 centimeter di atas mata kaki dengan bentuk ujung meruncing, tiap potongan kain dihiasi renda – renda dan lempengan emas berbentuk kotak, jumlah tapeh pasak 10 helai dan 6 helai dihiasi renda 4 helai dan dihiasi lempengan emas serta disusun selang seling.
  • Pendeng yaitu sabuk emas berbentuk potongan persegi empat yang disatukan. 
  • Kelibun, yaitu hiasan pada bagian baju Antakesuma berwarna kuning keemasan dengan bentuk oval di bagian bawah dan berlapis dua (2 tingkat), panjang sebatas pendeng dan sisinya dihiasi renda emas serta ribu-ribu (payet) berbentuk daun-daunan atau ikan-ikanan.
 
Perhiasan Penganten Wanita :
  • Kuarik, yaitu lima hiasan berbentuk cakra yang dihubungkan dengan benang emas dan dipakaikan pada baju Antakesuma.Penjimatan, yaitu kiasan berbentuk cakra yang dihubungkan dengan benang emas dan dipakaikan pada baju Antakesuma.     
  • Penjimatan, yaitu hiasan tangan wanita bagian atas kanan berwarna merah berhias lempengan emas, yang pada zaman dahulu diletakkan jimat yang mengandung magis menurut adat.
  • Kalung, yang dipakai adalah Engkalong Naga Dua atau Engkalong Naga Empat serta Engkalong Kaseh Beranak.
  • Sepasang Kelopak Udang yaitu hiasan lengan yang disematkan pada tangan baju. 
  • Sepasang pola atau tambang raga – raga yaitu gelang berbentuk kelereng dipasang di pergelangan tangan bawah. 
  • Sepasang Gelang Lolak yaitu gelang persegi yang diletakkan di atas gelang pola. 
  • Sepasang Gelang Kelaru yaitu gelang yang diletakkan di atas gelang lolak. 
  • Gelang Betis yaitu gelang perak yang dikenakan bersusun dan bila berjalan menimbulkan bunyi gemerincing.   

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline