Ronggeng adalah salah satu kesenian tradisional masyarakat Sunda yang berkembang di Jawa Barat bagian tenggara, khususnya di Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran. Dalam Ronggeng Ibing Sunda, beberapa penari perempuan diiringi musik gamelan dan kawih-kawih (lagu-lagu) Sunda. Kawih-kawih Sunda sebagai pengiring tari Ibing Sunda, juga mengalami perkembangan dengan banyak diciptakan kawih-kawih baru. Pementasan Ketika memulai pertunjukan, mula-mula para nayaga atau pemusik akan memainkan musik-musik pembuka. Segmen ini, biasa disebut tatalu. Sementara segmen tatalu ini, para sinden dan penari merias diri mereka sendiri. Busana yang digunakan, kata dia, masih sesuai pakem, yakni pakaian kebaya serta rambut disanggul. Pada segmen selanjutnya, sinden mendendangkan kawih pembuka, yakni Kidung Pangrajah, Kembang Gadung. Kemudian, tampil juru ibing, atau penari ke depan membawakan tarian pembuka atau disebut ibing bubuka. Pada segmen ini, penye...
Tari Kele (https://www.photo365.co) Tarian ini digarap oleh studio Titik Dua dari Ciamis, milik koreografer, Rachmayati Nilakusuma, atau yang akrab disapa Neng Peking itu. Tari Kele memiliki makna penyambutan dengan mensucikan tamu-tamu yang datang berkunjung. Istilah kele itu sendiri berarti bambu atau juga disebut lodong yang berfungsi untuk mengambil nira di kalangan masyarakat sunda. Jumlah penari dalam tarian ini biasanya tidak terbatas, tergantung tempat. Tapi biasanya berjumlah enam orang, biasanya para penari permpuan ini dipasangkan dengan empat orang pria yang membawa dongdong atau tempat untuk menyimpan hasil bumi. Ide tarian ini diadaptasi dari upacara adat Nyangku di daerah Panjalu Kabupaten Ciamis. Upacara Nyangku melibatkan sembilan perempuan berbaju adat warna putih. Di pagi hari mereka mengambil air dari sembilan mata air yang ada di sekitar situ di Panjalu. Air itu kemudian dimasukkan dalam satu ruas bambu. ”Bambu tersebut dibawa dan disimpan...
Konon, tari soja atau tari ajeng digunakan menak Karawang untuk menyambut kedatangan para gegeden (pengagung) yang datang pada acara pernikahan masyarakat Karawang. Tari soja disebut pula sebagai tari mengarak pengantin. Walaupun sudah berumur puluhan tahun, tarian ini oleh masyarakat Karawang tetap dipergunakan sebagai pelengkap pada upacara penyambutan tamu terhormat, baik di lingkungan pemerintahan, lembaga kemasyarakatan, maupun masyarakat. Tari Ajeng dipakai juga pada upacara ngarak pengantin (soja). Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/09/tarian-tradisional-karawang-jawa-barat/
Tarian barudak ini menggambarkan suasana kegembiraan para gadis sambil bersenda gurau, menunggu para orangtuanya yang sedang bekerja di sawah/ladang, serta tari mojang karawang, yaitu tarian persembahan yang dilakukan oleh sekelompok mojang Karawang. Tarian ini menggambarkan sekumpulan mojang yang sedang bergembira dan mencoba menarik perhatian para jejaka. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/09/tarian-tradisional-karawang-jawa-barat/
Menampilkan penari yang bergerak rancak dalam kegembiraan karena hasil panen pertanian mereka baik. Penari mengelilingi tiga tumpeng nasi kuning berbentuk gunungan. Nasi tumpeng berikut lauk-pauk, sayuran, dan buah itu juga mewakili rasa syukur mereka atas hasil panen. Dua tumpeng setinggi sekitar satu meter, sedangkan satu tumpeng yang diletakkan di tengah setinggi hampir dua meter. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/09/tarian-tradisional-kuningan-jawa-barat/
Menggambarkan setiap upaya merawat tanaman dilakukan dengan memperhatikan bibit yang baik supaya hasilnya juga baik. Dengan luwesnya, penari mengangkat tangan kiri sejajar mata seolah ingin melihat dan menyanjung tanaman yang mereka pilih-pilih, sedangkan tangan kanan berkacak di pinggang dengan telapak tangan menghadap ke luar. Mata penari mengimbangi kepala yang melenggok seperti boneka, berikut lemparan selendang mereka yang kadang tegas, tetapi juga kenes. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/09/tarian-tradisional-kuningan-jawa-barat/
Makna tarian itu mengajak rakyat tidak goyah dan memiliki prinsip ketika melakukan sesuatu yang baik (istiqomah), atau tidak mudah goyah karena guncangan dan angin ribut dari luar. Sikap yang demikian itu kokoh bagaikan akar pohon kawung. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/09/tarian-tradisional-kuningan-jawa-barat/
Tari Merak Priangan (https://astyulianti.wordpress.com) Tari Merak merupakan tarian kreasi baru dari daerah Pasundan, Jawa Barat. Tarian ini diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri, seorang koreografer tari Sunda pada tahun 1950-an. Pada tahun 1965, tarian ini kembali diperkenalkan dengan kreasi gerak baru oleh Irawati Urban, seorang wanita pecinta seni tari yang berasal dari daerah Bandung, Jawa Barat. Di daerah Pasundan, tari Merak seringkali dimainkan ketika menyambut kedatangan tamu kehormatan dalam sebuah acara. Dalam sebuah pesta pernikahan adat Sunda, Tari Merak seringkali menjadi tari menyambut kehadiran pengantin lelaki yang hendak berjalan menuju pelaminan. Dalam sebuah pertunjukan, tari Merak umumnya dimainkan oleh seorang atau beberapa orang penari wanita. Ketika pertunjukan, mereka mengenakan kostum yang penuh warna, seperti merah, kuning, serta hijau. Konon, warna itu menggambarkan pesona warna dari burung merak. Untuk menambah kesan menarik, mereka juga me...
Unsur Motif Dahan dan Ranting Pada Batik Lokcan Unsur motif terdapat pada Batik Lokcan yaitu unsur motif dahan dan ranting. Motif pelengkap seperti dahan dan ranting ini memang selalu diterapkan hampir disetiap Motif Batik Paoman, hal ini dikarenakan diilhami dari letak geografis Indramayu seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa daerah Indramayu terdapat sawah-sawah dan rawa-rawa yang ditumbuhi berbagai tanaman liar, kemudian dijadikan obyek oleh pengrajin sebagai unsur motif yang terdapat pada Batik Lokcan ini. ada unsur motif dahan dan ranting ini pula menggunakan isen cecek dan isen sawut. Secara visual Batik Lokcan ini memiliki unsur motif pendukung yang paling menonjol dibandingkan dengan motif lainnya, yaitu motif burung lokcan. Nama Batik Lokcan ini juga diambil dari unsur motif yang ukurannya paling menonjol diantara motif pendukung lainnya. Pada motif dahan dan ranting memiliki ukuran 5 cm x 4 cm dari bagian ujung satu ke ujung satunya....