Anak
240 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Letep
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Letep adalah sejenis permainan membidik sasaran atau menembak dengan menggunakan letep atau sumpit yang dibuat dari bambu kecil. Permainan ini dapat dilakukan dengan berdiri, berlutut, duduk atau tiarap. Peserta permainan berumur 10 – 12 tahun dengan jumlah tak terbatas. Peralatan berupa sumpit dan anak panah + 10 buah.   Peralatan dapat disediakan oleh panitia atau peserta. Sasaran dapat berupa buah jeruk atau benda lain yang sebentuk/seukuran dan mudah ditancapi anak panah. Cara membidik atau menembak bisa bersama atau sendiri- sendiri. Pemenang ditentukan banyaknya anak panah yang menancap pada sasaran tempat masing-masing. Sumber :http://www.wacana.co/2010/06/permainan-tradisional-aceh-king-kingan-lehong-dan-letep/

avatar
Aze
Gambar Entri
Meu Awo
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Permainan ini membutuhkan tempat yang cukup luas semacam lapangan. Pemainnya adalah anak-anak alau anak dewasa. Permainan menggunakan bola yang dibuat dari daun kelapa (meu awo = bahasa Aceh). Kelompok pemain terdiri dua regu dengan anggota tidak terbatas (± 10 orang/regu). Pemain harus sebaya dan laki-laki atau perempuan, bahkan dapat bercampur (kadang-kadang). Peralatan berupa bola daun kelapa dan lidi-lidi daun aren untuk pancang atau tanda-tanda di lapangan permainan. Tanda itu ada pada tempat memukul bola alau bu satu (rumah satu) bu dua (rumah dua) dan bu tiga (rumah tiga).   Cara bermain dilakukan undian untuk menentukan regu bermain dan regu penjaga. Regu bermain telah ditentukan urutan pemukul bola. Regu penjaga menentukan pula personil untuk tempat tertentu. Urutan pertama melakukan pemukulan bola dengan tangan seperti sikap petenis memukul bola. Setelah memukul bola ia langsung lari ke bu kedua. Pemukul kedua mendapat giliran. Pada saat pem...

avatar
Aze
Gambar Entri
Peh Kayee
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Meuen peh kayee (permainan dengan cara memukul kayu). Peralatan ini ada juga yang terbuai dari rotan, pelepah rumbia dan aur yang telah kering. Permainan ini ada juga yangmenamakan meuen siuigket (menyungkit). Permainan ini tidak terikat sama sekali dengan waktu kecuali malam hari. Istilah-istilah yang dipergunakan dalam permainan yaitu boh sungket adalah bola pertama dalam memulai permainan dengan menyungkit anak yang telah diletakkan di atas lubang yang telah disediakan dengan gagangnya sekuat mungkin ke arah lawan.   Boh Peh adalah bola kedua dimana anak diumpamakan sebagai bola sesudah dilambungkan ke atas kemudian dipukul sekuat mungkin ke arah lawan. Sedangkan boh jeungki adalah bola ketiga, dimana anak diletakkan di atas lubang yang berukuran 5 cm, panjang 10 cm, luas 5 cm secara membujur yang sebagian berada di dalam lubang dan sebagian lagi berada di atas dan kemudian dipukul bagian atas sampai naik setelah anak ini naik dari atas lubang diusahakan...

avatar
Aze
Gambar Entri
Sepangkal
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Kata sepangkal berarti saling menjatuhkan. Permainan tradisional ini dilakukan oleh anak berumur antara 10 – 15 tahun di daerah Alas. Peserta terdiri dari dua regu yang saling berhadapan. Masing-masing regu terdiri dari 5-11 orang. Setiap anggota regu berhadapan dengan anggota regu yang lain dengan kekuatan besar badan atau umur yang hampir sama. Maka dapat disebut satu lawan satu. Biasanya permainan itu dilakukan pada sore hari sehabis membantu kerja orang tua atau sehabis sekolah atau sewaktu akan mandi di sungai.   Kedua regu menunjuk seorang wasit yang disegani kedua regu. Permainan itu dilakukan di pinggir sungai. Pada garis besarnya teknis permainan satu lawan satu, saling menjatuhkan dengancara menarik atau mendorong untuk dapat menceburkan dalam sungai. Regu yang menang adalah regu yang dapat lebih banyak menjatuhkan dan memasukkan dalam sungai anggota regu lawan. Sumber :http://www.wacana.co/2010/11/permainan-tradisional-aceh-sepangkal/

avatar
Aze
Gambar Entri
Gatok / Katok
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Gatok/katok adalah suatu permainan dengan mempergunakan biji pinang tua sebagai alat dan mempergunakan jari tangan sebagai pelenting buah pinang. Permainan dilaksanakan di lapangan yang relatif sempit dimana dibuat 3 buah lubang di tanah yang masing-masing berjarak 1 meter. Setiap peserta I biji pinang. Peserta pemain anak laki- laki umur 8-12 tahun. Permainan ini dilakukan pada waktu senggang atau pada sore hari. Peserta pemain aniara 3 – 5 orang.   Cara bermain; Dari lubang A buah permainan dibuang ke arah lubang C, giliran ditentukan dengan mengukur jarak buah permainan dengan lubang C, dan yang dianggap pemenang (sekaligus memperoleh giliran I) adalah buah yang terdekat dengan lubang C. Tetapi bila lebih dari sebuah yang masuk ke dalam lubang C, maka buah yang terakhirlah yang merebut giliran 1. Jika ketiga-tiganya masuk lubang, maka masing-masing memperoleh angka 1 dan seterusnya secara bergiliran sehingga mencapai angka 10 dan ini sudah dianggap gam...

avatar
Aze
Gambar Entri
Gereja Roh Kudus Aceh
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Aceh

Aceh. Ratusan telah menyerahkan hidup mereka kepada Yeshua, dengan Roh Kudus meneguhkan firman-Nya secara kuat melalui tanda-tanda ajaib. Dan banyak orang disembuhkan. Tidak pernah di dalam sejarah Aceh pernah ada sebuah pertemuan umum Kristen pernah dilaksanakan seperti yang terjadi pada tahun 2010 ini. Ini benar-benar suatu sejarah yang besar untuk orang Aceh, khususnya pembicara utamanya adalah seorang penginjil perempuan: Mss. Suzette Hattingh, pemimpin dari Voice in the City. Beberapa menit sebelum kotbah diberikan pada pertemuan terakhir, Mss. Suzette  tiba-tiba merasakan bahwa ia harus memimpin para hadirin kedalam doa syafaat. Tidak lama kemudian setelah doa syafaat, dikabarkan bahwa 13 terroris yang mencoba mengacaukan pertemuan rohani tersebut telah ditangkap oleh tentara. Pertemuan Kebangunan Rohani ini telah terlaksana atas kerja sama yang baik antar gereja di Aceh, para pemimpin gereja Injili mengatur pertemuan-pertemuan, musik dan pujian dilayani ol...

avatar
Roro
Gambar Entri
Gegedi Pacih
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Permainan Gegedi Pacih (Engklek), terbuat dari lempengan kayu. Alat permainan ini ada juga yang terbuat dari biji-bijian dan dari batu. Permainan tradisional Aceh ini sering dilakukan pada saat pagi dan sore hari dimusim kemarau. Menurut Dr. Smpuck liur gronje; permainan tradisional Aceh ini berasal dari Hindustan dan dibawa/diperkenalkan oleh orang-orang Keling. Permainan ini secara umum pesertanya adalah anak perempuan berumur sekitar 12 tahun, karena permainan ini terlalu statis (tidak terlalu banyak gerak) sesuai dengan kodrat perempuan.   Cara bermain dilakukan secara perorangan. Sarana Permainan ini adalah lapangan yang tidak berumput atau yang agak berdebu. Masing-masing peserta menggunakan sebuah lempengan papan atau balu yang berbentuk bulat/ceper (buah). Setiap permainan terdiri dari 2 – 3 orang. Aturan Permainan; – Setiap pemain memiliki sebuah batu/papan permainan (yang selanjutnya disebut “buah” saja). – Batu te...

avatar
Aze
Gambar Entri
Hikayat Cabe Rawit
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Pada zaman dahulu kala, di sebuah kampung antah berantah, hidulah sepasang suami istri. Mereka merupakan sebuah keluarga yang sangat miskin. Rumahnya dari pelepah daun rumbia yang didirikan seperti pagar sangkar puyuh. Atap rumah mereka dari daun rumbia yang dianyam. Tidak ada lantai semen atau papan di rumah tersebut, kecuali tanah yang diratakan dan dipadatkan. Di sana tikar anyaman daun pandan digelar untuk tempat duduk dan istirahat keluarga tersebut. Demikianlah miskinnya keluarga itu. Rumah mereka pun jauh dari pasar dan keramaian. Namun demikian, suami-istri yang usianya sudah setengah abad itu sangat rajin beribadah. “Istriku,” kata sang suami suatu malam. “Sebenarnya apakah kesalahan kita sehingga sudah di usia begini tua, kita belum juga dianugerahkan seorang anak pun. Padahal, aku tak pernah menyakiti orang, tak pernah berbuat jahat kepada orang, tak pernah mencuri walaupun kita kadang tak ada beras untuk tanak.”...

avatar
Roro
Gambar Entri
Sengenda dan Gajah Putih
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Pada masa lalu di dataran tinggi Gayo tinggal dua orang kakak beradik yakni, Sengeda dan Bener Meriah bersama ibu mereka. Suatu hari kedua kakak beradik itu menanyakan kepada ibunya siapakah keluarga mereka sebenarnya. Diterangkanlah oleh ibu mereka bahwa ayah mereka bernama Raja Lingga ke XIII, raja yang berkuasa di negeri Lingga. Sedangkan dari pihak ibu mereka adalah keluarga Sultan Malaka. Raja Lingga yang sekarang berkuasa adalah Abang kandung seayah dengan mereka. Sehabis menceritakan asal usul keluarga mereka sang ibu menyerahkan dua pusaka peninggalan almarhun ayahnya Raja Lingga XIII berupa sebilah pedang dan sebentuk cincin permata yang dalam dua benda pusaka tersebut terdapat tulisan yang bertuliskan bahwa kedua benda tersebut milik Raja Lingga yang diwariskan secara turun temurun pada keturunannya. Mendengar cerita tersebut keduanya sepakat untuk pergi ke Lingga untuk menemui Abang dan para kerabatnya. Setelah mendapat izin dari ibunya, keduanya berangkat menuju Lin...

avatar
Roro