Anak
304 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tradisi Perkawinan Adat Gayo Lues
Ritual Ritual
Aceh

Upacara perkawinan adat Gayo Lues baru-baru ini diperlombakan dalam Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) dan mendapat juara kedua dari 23 kabupaten/kota se-Provinsi Aceh.Samsul Bahri, salah seorang tokoh masyarakat Gayo Lues memaparkan upacara perkawinan adat Gayo Lues tersebut berserta tahapanya, Kamis (30/8). Dipaparkan, tahapan yang dilakukan diawali resek, adalah perbincangan orangtua dari seseorang jejaka antara ayah dan ibu tentang keinginan untuk mencarikan jodoh bagi anaknya atau menantu. Setelah keduanya mendapat kata sepakat, barulah orang tuanya mengira-ngira siapa yang cocok untuk menantu (pemaen) dimaksud, setelah ada yang cocok maka kabar ini disampaikan kepada kail/ibi atau tutur temas lainyya, menghubungi sang jejaka atau bukang, apakah setuju dicarikan jodohnya. Sehingga rangkaian proses ini disebut kusik, sisu, pakok dan peden. Terjemahan kusik adalah agar ayah dan ibu dapat bebas membicarakan tentang perjodohan anaknya, sisu artinya hasil permufakataan ayah dan ibu...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tawar Kampung
Ritual Ritual
Aceh

Warga desa Uluntanoh, Kutepanjang, Gayo Lues, Rabi, 4 Juli 2018 menggelar tradisi tawar kampung. Tradisi ini sangat identik menyembelih kerbau putih untuk kenduri makan bersama, sambil berdoa untuk keselamatan desa, dijauhkan dari bencana, serta mendoakan para leluhur. Daging kerbau jantan putih yang sudah disembelih dimasak, kemudian dimakan bersama-sama di Balai Adat. Kepala Desa Uluntanoh, Suhardinsyah menjelaskan, selama ini nyaris tidak pernah lagi diadakan tradisi Tawar Kampung di desanya. “Terakhir kali Tawar Kampung di Uluntanoh dilaksanakan sekitar 22 tahun silam. Kami berencana akan mengadakan Tawar Kampung lima tahun sekali, dengan tujuan menjaga kekompakan warga, serta Desa Uluntanoh selalu berada dalam lindugan Allah SWT,” katanya di hadapan Wakil Bupati H Said Sani yang ikut hadir pada hajatan tersebut. Sementara itu Wakil Bupati Gayo Lues, H Said Sani mengatakan, Tawar Kampung merupakan warisan turun temurun dari moyang endatu warga Gayo Lues s...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Bejamu Saman
Tarian Tarian
Aceh

  Tari saman (saman dance) yang dimiliki masyarakat Gayo Lues merupakan warisan dari nenek moyang masyarakat Gayo Lues yang telah dinobatkan oleh UNESCO di Bali pada tanggal 24 November 2011 sebagai tari warisan turun temurun.  Pada tanggal 26 Desember 2014 tahun lalu tercatat sebagai tari saman terbanyak dengan personil 5005 peserta yang diadakan di stadion DISPORA Blangkejeren. Secara historis, tarian ini muncul karena kepentingan penyebaran agama Islam di Aceh umumnya, dan di tanah Gayo khususnya. Tari saman ini dikenalkan oleh seorang ulama bernama Syeikh Saman. Sebelum menjelaskan mengenai bagaimana tradisi bejamu saman di Gayo Lues, tarian saman ini memiliki beberapa varian menurut cara dan tempat persembahan dari tari saman, yaitu: 1.    Saman Jejunten, yaitu saman yang dilakukan pemuda pada malam hari, dianggap sebagai latihan dan susunan atau posisi dilakukan secara sembarangan. Merupakan salah satu kesempatan untuk mengarang atau membu...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Man Pasir
Ritual Ritual
Aceh

Restorasi Budaya Man Pasir masyarakat Gayo Lues telah menjadi sebuah kebudayaan bagi Pemuda dan Pemudi Gayo Lues, karena masyarakat  di sini mempunyai tradisi dalam memeriahkan momen Pra-nikah yang dilakukan semeriah mungkin. Bahkan, kemeriahan dimulia dari momen-momen untuk mengenang masa-masa terindah bagi setiap seorang, yang berprinsip hanya di lakukan sekali dalam seumur hidup. Salah seorang Pemuda Kuta Ujung, Muhamad mengatakan, masyrakat Gayo Lues mempunyai sebuah tradisi dalam memeriahkan momen Pra-nikah tersebut yang dikenal dengan istilah Man Pasir, Selasa (16/1/2018). Ini adalah sebuah acara khusus perkumpulan muda – mudi di kediaman salah satu calon pengantin, sehari sebelum pernikahan yang dilaksanakan pada malam hari. Dalam acara tersebut, muda – mudi berkumpul dengan teman – teman baik dari kampung sendiri, maupun dari kampung lain dengan tujuan selain untuk mempererat tali silaturahmi juga bertanda acara perpisahan masa lajang a...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Sinte Mate
Ritual Ritual
Aceh

Gayo lues adalah salah satu daerah yang memiliki budaya, adat-istiadat atau tradisi yang beranekaragam salah satunya adalah tradisi sinte mate.  Tradisi sinte mate (kenduri meninggal)  merupakan acara yang dilakukan terhadap orang yang telah meninggal dunia. Adapun penyelenggaran sinte mate di Gayo Lues  terhadap orang yang telah meninggal dunia agak dibedakan antara anak-anak dan orang dewasa/orang tua. Untuk anak-anak di bawah umur sepuluh tahun sinte mate (kenduri meninggal) diadakan pada malam pertama, kedua, ketiga, ketujuh dan pada malam ke empat puluh empat, sedangkan untuk orang dewasa/orang tua diadakan mulai malam pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh, dan pada malam ke empat puluh empat hari. Di Gayo Lues, biasanya jika seseorang telah meninggal dunia maka pihak keluarga akan mengabarkan atau mendatangi imam mesjid atau meunasah untuk mengabarkan berita duka tersebut ke masyarakat setempat. Dan biasanya ketika masyarakat tela...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ratoh Bruek
Tarian Tarian
Aceh

Kreativitas tidak akan pernah berhenti. Meski usia TA Malik Budiman tidak bisa dibilang muda, ia tetap berusaha melahirkan karya-karya baru di bidang seni. Salah satu karyanya adalah Tari Ratoh Bruek atau Tari Batok Kelapa. Tarian ini berkembang di Kabupaten Bireuen dan ikut dipentaskan dalam Festival Seni Budaya Tradisi Bireuen yang diselenggarakan Dewan Kesenian Bireuen awal November 2018.   Adalah TA Malik Budiman, lahir 1 Maret 1943, menemukan ide penciptaan tari tersebut berdasarkan tradisi persiapan pesta perkawinan. Tari Ratoh Bruek atau Tari Batok Kelapa. (SERAMBINEWS.COM/FIKAR W EDA) "Menjelang pesta kawin, para perempuan Bireuen menyiapkan segala sesuatunya dengan bergotong royong, seperti memarut kelapa, menyiapkan bumbu masakan dan sebagainya. "Aktivitas itulah yang saya angkat dalam bentuk tarian," kata TA Malil Budiman dalam percakapan dengan Serambinews.com, di Bireuen beberapa waktu lalu. Disebut...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Kapai-Kapai Inggreh
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Permainan ini dapat dijumpai di Aceh, terutama pada kelompok etnis Aceh dan kelompok etnis Aneuk Jame yang berlokasi dibagian Kabupaten Aceh Selatan. Jadi, lokasi/tempat permainan ini dijumpai selain di bagian pesisir Aceh (pesisir Utara dan pesisir Timur) juga di pesisir bagian Barat (termasuk Kabupaten Aceh Selatan sekarang), yang masing-masing didiami sebagian kelompok etnis Aceh dan kelompok etnis Aneuk Jame. Dilihat dari segi nama, permainan ini menunjukkan keanehannya Kapai-kapai Inggreh dalam Bahasa Indonesia artinya Kapal-kapal Inggris. Adegan yang dimaksud adalah seperangkat tanya jawab antara para pemain. Adapun pertanyaan dan jawaban yang harus dilontarkan dalam permainan tersebut adalah sebagai berikut : Tanya: Peu kapai nyo? (Kapal apa ini?) Jawab: Kapai Inggreh. (Kapal Inggris) Tanya: Pei ji peuding? (Apa muatannya?) Jawab: Ate tapeh. (Hati Sabut Kelapa.) Sejarah Latar Belakang Sejarah Perkembangan Permainan. Seperti te...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Pepilo
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Pepilo adalah bahasa daerah Gayo yang berarti baling-baling dalam bahasa Indonesia. Baling-baling dibuat dari batang kayu dadap yang sudah kering atau dari bambu kering, atau dapat juga kulit buah dadap yang sudah kering. Yang dibuat dari batang dadap untuk anak-anak yang sudah besar, yang dari bambu untuk anak sedang, dan yang dari kulit buah dadap untuk anak kecil. Pepilo model pertama, panjang baling-balingnya kira-kira sedepa, lebarnya 5 jari; model kedua sedikit lebih pendek dari yang pertama, dan yang ketiga sepanjang buah itu sendiri (kira-kira sejengkal). Pembuatan pepilo dari kayu dadap harus orang yang benar-benar ahli, tidak seperti yang dibuat dari bambu; sedangkan yang dari kulit buah tidak begitu sukar. Bila angin kencang, beberapa anak kita lihat memegang pepilo masing-masing, serta berlarian ke arah datangnya angin. Arena tempat diadakannya permainan ini riuh rendah dengan sorakan anak-anak karena pepilonya berputar dengan kuat. Sejarah Menurut penutura...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Kekuriken
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Kekuriken adalah bahasa daerah Gayo yang asal katanya kurik, artinya ayam. Kekuriken berarti beradu seperti ayam. Permainan ini mempergunakan bola yang terbuat dari tanah liat. Bola tadi dinamai “kurik” karena akan diadu dengan kurik lainnya di arena peraduan yang dibuat sedemikian rupa sehingga bola digulirkan maka dengan sendirinya akan bertemu dengan bola lainnya, sehingga berbenturan keras. Bola yang pecah atau kurik yang kalah harus menanggung resiko, yaitu si pemiliknya harus menjalankan sanksinya yang telah disepakati bersama sebelumnya. Sejarah Menurut orang-orang tua, permainan ini asli berasal dari daerah Gayo ini karena menurut mereka ketika masih kanak-kanak mereka mlaksanakan permainan ini diajarkan orang-orang yang lebih tua, juga keadaan tanah persawahan di daerah ini memungkinkan melaksanakan permainan tersebut. Tanah persawahan yang sempit yang dikerjakan secara terus menerus menyebabkan tanah tersebut tandus dan akhirnya menjadi tanah liat. Bo...

avatar
Admin Budaya