Anak
240 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Ritual Turun Mani
Ritual Ritual
Aceh

Soal daya tarik ritual keagamaan dan adat, sebenarnya selain Bali setiap daerah di Indonesia juga  memiliki ritual adat dan budaya yang sangat menarik, seperti Bali yang memiliki ritual kelahiran dan kematian, daerah lainpun begitu, Gayo suku saya misalnya. Seperti Bali yang punya ritual khusus saat pemberian nama Bayi yang dinamakan upacara ‘telu bulanan’ ,  kamipun di Gayo memiliki ritual semacam itu, ‘Turun Mani’ namanya, seperti di Bali, di kampung sayapun bayi dipercaya lemah dan rawan terserang roh jahat saat baru lahir, karena itu sebelum si Bayi dianggap cukup kuat Bayi dilarang untuk dibawa keluar rumah. Dulu saat saya masih kecil kepercayaan seperti ini masih hidup di Gayo. Ritual ‘turun mani’ seperti yang saya sebutkan sering saya saksikan di kampung saya di Isaq. Bedanya jika di Bali bayi baru boleh keluar rumah saat sudah berumur 105 hari, maka di tempat saya cukup 7 hari saja. Seperti ritual ‘telu bulanan&rsqu...

avatar
Roro
Gambar Entri
Cerita Putroe Pahang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Pada abad ke-17 Kesultanan Aceh Darussalam di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda mengalami masa keemasan dan termasuk salah satu kekuatan adi daya di dunia khususnya di kawasan Selat Malaka.  Di balik kesuksesan seorang laki-laki selalu ada orang perempuan di balik layar. Bagi Sultan Iskandar Muda, perempuan di balik layar itu adalah permaisurinya yang bernama Puteri Pahang yang dalam bahasa Aceh lebih dikenal dengan sebutan Putroe Phang.   Perkenalan Sultan Iskandar dengan Puteri Pahang ini berawal ketika Aceh Darussalam berhasil menaklukkan Pahang. Bersamaan dengan itu, keluarga istana Pahang bersama sekitar 10.000 penduduknya berimigrasi ke Aceh untuk memperkuat pasukan Sultan Iskandar Muda.  Sultan Iskandar Muda rupanya tertarik dengan seorang puteri dan Pahang yang bernama Puteri Kamaliah. Puteri Kamaliah kemudian dinikahi Sultan Iskandar Muda dan diangkat menjadi permaisurinya. Karena Puteri Kamaliah berasal dan Pahang, rakyat Aceh memanggilnya...

avatar
Roro
Gambar Entri
Makna musik do daidi dari Aceh
Musik dan Lagu Musik dan Lagu
Aceh

Aceh merupakan daerah yang kaya akan khazanah sejarah dan kebudayaan. Setidaknya banyak aktivitas sejarah dan budaya penting yang menjadi sebuah kearifan lokal dalam masyarakat di Aceh, terutama dalam usaha membangun peradaban Islam..   Islam dibawa dan disebarkan ke Aceh dengan berbagai cara. Hal utama yang dilakukan adalah melalui perkawinan. Selanjutnya, anak yang lahir dari hasil perkawinan tersebut dididik melalui unsur-unsur yang juga bernuansa Islami. Salah satu metode ringan yang biasa digunakan adalah Dodaidi (meng-”nina”-”bobok”-kan). Dodaidi berasal dari bahasa Aceh, yaitu “doda” dan “idi”. Doda atau peudoda yang berarti bergoyang, dan idi atau dodi yang berarti berayun.   Dodaidi merupakan upaya  orang tua khususnya kaum “mak” atau ibu untuk menidurkan anaknya diiringi lantunan syair-syair dalam bahasa Aceh. Dodaidi biasanya memerlukan beberapa alat seperti ija kroeng (kain sarung)...

avatar
Roro
Gambar Entri
Bangsi Alas
Alat Musik Alat Musik
Aceh

Bangsi Alas Alat musik tradisional Aceh yang bernama Bangsi Alas merupakan instrumen tiup dari bambu yang dijumpai banyak dijumpai di daerah Alas, Kabupeten Aceh Tenggara (Ateng). Berdasarkan sejarah, secara tradisional pembuatan Bangsi dikaitkan dengan mistik, yaitu ketika ada orang meninggal dunia di kampung/desa tempat Bangsi dibuat. Apabila diketahui ada seorang meninggal dunia, Bangsi   yang telah siap dibuat sengaja dihanyutkan disungai. Setelah diikuti terus sampai Bangsi tersebut diambil oleh anak-anak, kemudian Bangsi yang telah di ambil anak-anak tadi dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan anak-anak yang mengambilnya. Bangsi inilah nantinya yang akan dipakai sebagai Bangsi yang merdu suaranya. https://www.silontong.com/2018/03/10/alat-musik-tradisional-aceh/

avatar
Roro
Gambar Entri
Canang dari daerah Aceh
Alat Musik Alat Musik
Aceh

Canang Canang merupakan alat musik tradisional dari daerah Aceh yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat Aceh, Gayo, Tamiang, dan Alas. Masyarakat Aceh sendiri menyebutnya “Canang Trieng“, di Gayo disebut “Teganing“, di Tamiang disebut “Kecapi” dan di Alas disebut dengan “Kecapi Olah“.   Canang   terbuat dari kuningan dan bentuknya menyerupai gong. Hampir semua daerah di Aceh terdapat alat musik canang dan masing-masing memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda-beda pula.   Fungsi canang secara umum sebagai penggiring tarian-tarian tradisional. Canang juga sebagai hiburan bagi anak-anak gadis yang sedang berkumpul. Biasanya dimainkan setelah menyelesaikan pekerjaan di sawah ataupun pengisi waktu senggang. https://www.silontong.com/2018/03/10/alat-musik-tradisional-aceh/

avatar
Roro
Gambar Entri
Rapai Pukul Aceh
Alat Musik Alat Musik
Aceh

Rapai Alat musik tradisional Rapai merupakan alat musik yang dibunyikan dengan cara dipukul. Menurut Z.H Idris, alat musik Rapai ini berasal dari Bahdad (irak), dan dibawa ke Aceh oleh seorang penyiar agama Islam bernama Syeh Rapi.   Dalam pertunjukannya, alat musik rapai ini dimainkan oleh 8 sampai 12 orang pemain yang disebut awak rapai. Alat musik Rapai ini berfungsi untuk mengatur tempo dan tingkahan-tingkahan irama bersama Serune kalee maupun buloh perindu. Berdasarkan besarnya rapai serta fungsinya, alat musik tradisional dari Aceh ini terdiri dari beberapa jenis yaitu Rapai Pasee (rapai gantung) Rapai Daboih Rapai Geurimpheng (rapai macam) Rapai Pulot Rapai Anak/tingkah Rapai kisah Alat musik Rapai ini biasanya dimainkan dalam berbagai kesempatan seperti misalnya pada saat pasar malam, upacara perkawinan, ulang tahun, mengiringi tarian, memperingati hari hari tertentu...

avatar
Roro
Gambar Entri
Pemuda Aceh Koleksi 400 Naskah Kuno
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Aceh

Tim Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi yang dipimpin langsung oleh Kepala Pusat Litbang Lektur Muhammad Zain, berkunjung ke dua tempat penyimpanan naskah di Aceh Besar dan Banda Aceh. Museum Peduli Sejarah(Mapesa) yang terletak di Punge Blang Tjut, Banda Aceh adalah salah satu tempat penyimpanan naskah yang dimiliki oleh Masykur (20 tahun) asal Pidie.  Masykur menekuni koleksi naskah dan barang-barang antik sejak empat tahun yang silam, tepatnya ketika ia sedang berada di bangku sekolah SMA kelas II. Jumlah naskah yang dikumpulkannya sebanyak 400 naskah, 200 naskah disimpan di Mapesa, Aceh Besar, 200 naskah lainnya disimpan di rumah orang tuanya di Luengputu, Pidie Jaya. Naskah yang dikoleksi berjenis mushaf Alquran sejak abad ke 16 M dan kitab-kitab ilmu pengetahuan agama lainnya, seperti Fiqih, Tasawuf, ilmu falak, ilmu Tajwid, Sejarah Aceh, dan obat- obatan serta azimat dan ta’bir gempa. Pada umumnya naskah-naskah tersebut...

avatar
Roro
Gambar Entri
Upacara Kematian pada Masyarakat Suku Ala
Ritual Ritual
Aceh

Pendahuluan Manusia berakal merupakan syarat mutlak bagi pendukung suatu kebudayaan, karena akal penyebab adanya kebudayaan, akal melahirkan pikir dan rasa. Keseluruhan pikir dan rasa yang ada dalam pemikiran manusia, merupakan hal yang sangat bernilai dalam hidupnya, sebagai pedoman tertinggi atas perilakunya. Dengan demikian pikir dan rasa atau konsepsi-konsepsi yang ada dalam alam pikiran masyarakat ( sistem nilai budaya), tidak langsung terlihat, melainkan tercermin dan terwujud dalam pola tingkah laku, pergaulan sosial serta pemikiran masyarakat yang bersangkutan. Nilai-nilai budaya yang menjadi ciri-ciri kehidupan suatu masyarakat biasanya terkandung di dalam sumber-sumber tertulis, lisan dan gerak. Sumber-sumber tertulis dapat berupa naskah-naskah kuno. Sumber lisan berupa cerita-cerita rakyat, sastra lisan, Sedangkan sumber gerak terwujud dalam kegiatan seperti permainan rakyat, upacara-upacara.   Upacara tradisional adalah merupakan bahagian yang tak te...

avatar
Aze
Gambar Entri
Lehong
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Lehong berarti mati (bahasa Aneuk Jamee). Permainan dilakukan di halaman rumah, masjid atau lapangan atau tempat ukuran 5×5 meter2 atau lebih, Alat utama permainan ini adalah kaleng berisi baLu, sehingga berbunyi keras apabila ter- sepak. Sejumlah anak misal 10 orang mengadakan mufakat untuk bermain lehong. Sebelum bermain dilakukan undian. Undian ini akan mendapatkan satu orang yang dipandang kalah.   Pemain yang kalah misalnya no. 1 ditutup matanya dan menunggu kaleng yang diletakkan di tengah lingkaran. Sementara itu semua teman bersembunyi kesegala arah. Setelah sepi, maka tutup mata boleh dibuka. Tugas pemain penjaga adalah mencari teman yang bersembunyi sambil memperhatikan kaleng itu. Misalnya no. 7 (tujuh) diketahui persembunyiannya. Maka secepatnya no. 1 kembali ke kaleng dan menggerakkannya sambil berteriak no. 7 lehong. Maka no, 7 tidak istirahat (tidak main). No. 1 melanjutkan pencarian. Tetapi awas, sebab pemain lain dapat dengan cepat...

avatar
Aze