 
            level tertinggi dan “termewah” bentuk penghormatan keluarga yang masih hidup dengan yang sudah meninggal, upacara ini cukup lama 5 hari lima malam, dengan biaya luar bisa, “memakan korban “puluhan ekor Babi jumbo dan ratusan ekor ayam kampung esensinya adalah memberi/mengirim “kesejahteraan dan kemapanan” untuk roh/adiau yang di”bontang”, upacar ini bukan termasuk upacara duka, tapi sudah berbentuk upacara sukacita. Sumber: https://tumpuknatat.wordpress.com/2009/05/11/berbagai-upacara-adat-kematian-dayak-maanyan/
 
                     
            upacara mambatur yang setingkat di bawah upacara Miya, karena pelaksanaannya hanya satu hari satu malam. Dan kuburan si mati pun hanya dibuat batur satu tingkat saja, di antar kue sesajen khas dayak yaitu tumpi wayu dan lapat wayu dan berbagai jenis kue lainnya dalam jumlah serba tujuh dan susunan yang cukup rumit Sumber: https://tumpuknatat.wordpress.com/2009/05/11/berbagai-upacara-adat-kematian-dayak-maanyan/
 
                     
            kelanjutan dari upacara Mia yang dilaksanakan setelah empat puluh hari sesudah upacara Mia. Pelaksanaan upacara Siwah ini hanya satu hari satu malam. Inti dari upacara Siwah adalah pengukuhan kembali roh si mati setelah dipanggil dalam upacara Mia untuk menjadi pangantu pangantuhu, atau “sahabat” bagi keluarga yang belum meninggal Sumber: https://tumpuknatat.wordpress.com/2009/05/11/berbagai-upacara-adat-kematian-dayak-maanyan/
 
                     
            Berbagai khasiat dari tumbuh-tumbuhan, bahkan akar-akaran itu telah lama dibuktikan dan dipakai oleh orang pedalaman Kalimantan secara turun-temurun. Di Kalimantan memang kaya akan hasil hutan. Tidak hanya kayu yang bisa dimanfaatkan untuk bangunan perumahan, tetapi juga tumbuh-tumbuhannya yang berkhasiat dan bisa menjadi obat tradisional yang ampuh untuk mengobati bermacam-macam penyakit. Namun yang sangat disayangkan adalah bahwa tidak banyak potensi alam yang menguntungkan itu dipatenkan oleh orang kita, malahan salah satu andalan obat-obatan tradisional itu yaitu Akar Pasak Bumi lebih dulu diteliti oleh orang Amerika dan telah dipatenkan oleh mereka. Tentunya ini adalah suatu kerugian buat kita. Selain akar Pasak Bumi yang mempunyai khasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mengobati sakit pinggang serta badan lesu, satu lagi ramuan tradisional Kalimantan yang terkenal dan bahkan telah dipasarkan di beberapa wilayah Kalimantan, khususnya Martapura Kalimantan Selata...
 
                     
            Dulu, di daerah Tewah, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, ada seorang perempuan bernama Nyai Balau. Selain anggun dan rupawan, Nyai Balau memiliki perangai yang baik, sopan dalam berucap dan santun dalam berperilaku. Ia juga penurut dan patuh kepada kedua orangtuanya. Kecantikannya telah mengundang decak kagum para pemuda di kampungnya. Namun, tak seorang pun yang berani melamarnya karena Nyai Balau berasal dari keluarga terpandang sehingga orangtuanya menginginkan Nyai Balau menikah dengan laki-laki dari keluarga terpandang pula. Mendengar kabar kecantikan Nyai Balau, seorang pemuda yang berasal dari keluarga terpandang bernama Kenyapi datang melamarnya. Selain tampan, pemuda itu pun bijaksana. Maka, keluarga Nyai Balau pun langsung menerima lamaran itu. Pernikahan antara Nyai Balau dan Kenyapi dilangsungkan dengan meriah. Setelah menikah, Nyai Balau bermaksud untuk hidup mandiri bersama suaminya. Maka, ia ditemani sang Suami menyampaikan niat tersebut kepada kedua ora...
 
                     
            Pakaian adat Sangkarut (Baju Sangkarut) Pakaian adat Sangkarut adalah pakaian adat suku Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng) yang disebut juga dengan Baju Basulau, karena memang baju ini dilapisi Sulau – sejenis kerang. Baju Sangkarut dibuat dari serat serat daun nenas, serat daun lemba, serat tengang atau serat nyamu. Kemudian pada serat daun tersebut digantungkanlah sulau (kulit kerang). Baju Sangkarut yang merupakan baju adat Kalteng ini sudah jarang bisa ditemukan. Pada zaman dahulu, baju sangkarut ini digunakan sebagai baju perang atau baju kebesaran untuk acara pernikahan. https://www.silontong.com/2018/05/08/pakaian-adat-dayak-kalimantan/
 
                     
            Pakaian Adat Upak Nyamu (Baju Upak Nyamu) Pakaian upak nyamu ialah pakaian adat tradisional yang bahannya terbuat dari kulit kayu nyamu yang dipipihkan sehingga bisa digunakan sebagai bahan pembuat pakaian dan ewah (cawat). Baju yang terbuat dari kulit nyamu ini kadang dibentuk seperti rompi kadang juga dibentuk seperti baju tanpa lengan. https://www.silontong.com/2018/05/08/pakaian-adat-dayak-kalimantan/
 
                     
            Pakaian Tenunan (Baju Tenunan) Uniknya, suku dayak ngaju juga memiliki tradisi tenun, dan ini terbukti dengan adanya beberapa baju tenun. Baju Tenunan ini digunakan juga sebagai pakaian perang dan juga pakaian sehari-hari. Sangat disayangkan, baju tenunan ini sudah sangat jarang ditemui. Bahan tenunan yang digunakan ialah serat tumbuh-tumbuhan seperti serat nyamu, serat nenas, dan beberap jenis tumbuhan lainnya. https://www.silontong.com/2018/05/08/pakaian-adat-dayak-kalimantan/
 
                     
            Pakaian Adat Anyaman Tikar (Baju Anyaman Tikar) Pakaian adat dari suku dayak ngaju yang merupakan baju anyaman tikar. Pada bagian luar dari pakaian adat ini biasanya ditempel hiasan tulang, kerang atau ukiran kayu. Baju adat Kalimantan Tengah ini pada zaman dahulu biasanya digunakan sebagai baju perang. https://www.silontong.com/2018/05/08/pakaian-adat-dayak-kalimantan/
