Sumber : Arsip Kota Kendari (https://3.bp.blogspot.com) Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi yang terdapat beberapa suku seperti Bugis, Buton, bahkan Jawa. Untuk menunjukan symbol persatuan dan kesatua dari berbagai suku tersebut, pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara membuat sebuah tugu dengan nama Tugu Persatuan. Tugu yang memiliki luas sekitar 1 hektar mempunyai tinggi sekitar 99 meter ini berada dipusat kota Kendari ini adalah landmarknya bagi masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara. Namun karena kurang terawat, Tugu Pahlawan sekarang ini sangat kotor dan tidak terawat meskipun berdekatan dengan Kantor Walikota dan Kantor Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara. Landmark lainnya yang bedara di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu Masjid Raya Kendari, Istana Malige, Benteng Keraton Botton, dan Taman Nasional Wakatobi. Sumber :http://albantanipro.blogspot.com/2016/03/landmark-atau-ikon-setiap-provinsi-di.html
Hoinu atau tumbuhan yang memiliki nama Abelmoschus esculentus (L.) Moench merupakan salah satu tumbuhan yang digunakan dalam perawatan paska persalinan yaitu dengan cara mengkonsumsi sayuran dari daun dan buahnya. Tanaman ini bukan tumbuhan asli Indonesia, diduga berasal dari Asia Tenggara (Siemonsma, 1994), namun telah beradaptasi dengan kondisi alam pulau Wawonii dan diperkirakan telah dibudidayakan oleh masyarakat setempat lebih dari 100 tahun yang lalu. Menurut kepercayaan, bibit atau biji jenis tumbuhan ini dibawa masuk oleh saudagar-saudagar dari luar ke Pulau Wawonii melalui Pulau Buton (Bau-Bau) yang merupakan pintu gerbang perdagangan rempah-rempah untuk kawasan Indonesia bagian timur. Penanaman tumbuhan ini umumnya bersamaan dengan penanaman padi ladang, pemanenan pertama dilakukan setelah 3-4 bulan masa tanam. Pemanfaatan lain tumbuhan ini sebagai obat yaitu untuk obat penurun panas/demam dengan cara menumbuk daun tua kemudian ditapelkan di dahi.
Penerbitan buku Kampungku Di Sulawesi Tenggara ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan apresiasi masyarakat khususnya generasi muda terhadap budaya bangsa yang beraneka ragam. Tulisan ini secara umum juga diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk masyarakat dalrun menghayati nilai-nilai luhur budaya bangsa dan ikut berperan serta dalam usaha pelestarian, pembinaan dan pengembangan budaya bangsa. Buku terbitan ini tentunya masih jauh dari sempuma, oleh karena itu kritikan dan saran akan kami terima dengan senang hati. Akhimya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian buku ini,kami ucapkan terima kasih. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/10620/
Perangi adalah hidangan laut yang berasal dari Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Makanan ini berbahan dasar ikan segar. Ikan yang digunakan biasanya adalah ikan karang. Hidangan laut yang sering disebut sashimi ala waktobi ini merupakan makanan yang mentah yang diolah dengan bumbu khas. Masyarakat Pulau Kaledupa memanfaatkan bahan-bahan alam sekitar dalam membuat hidangan ini. Contohnya adalah ikan karang, atau ikan-ikan yang tinggal di terumbu karang. Selain itu, walaupun bumbunya sederhana, namun Perangi memiliki ciri khas dari tekstur yang lembut dan perpaduan rasa asam, asin dan gurih dari bumbunya. Perangi disajikan untuk makanan sehari-hari. Bahan: Ikan mentah yang segar (biasanya ikan Karang) Jeruk Nipis secukupnya Bawang merah sekucupnya Cabai rawit sesuai selera Garam dan penyedap rasa secukupnya Alat masak: Wadah (dapat memakai mangkok atau baskom) Pisau Talenan Pengaduk (dapat memakai sendok atau spatula) Alat seru...
Ritual Mombesara dilakukan untuk menyambut tamu terhormat atau pemimpin, termasuk mereka yang baru terpilih sebagai kepala daerah. Ritual ini sudah dilakukan sejak jaman dulu di kalangan para raja-raja. Tujuannya adalah agar tidak ada lagi konflik politik setelah pilkada selesai dilakukan. Pemerintah juga berharap bahwa pemerintahan yang akan dilakukan oleh kepala daerah terpilih dapat berjalan damai, sejuk dan lancar tanpa ada dendam, amarah antar kawan maupun lawan yang bersaing dalam pilkada. Konon, tradisi ini bermula dari perseteruan dua anak raja di Konawe. Mereka adalah Sorumba dan Buburanda. Kedua anak raja ini tengah memperebutkan wilayah kekuasaan di daratan Konawe. Untuk mendamaikan keduanya, Raja Tebawo mengambil jalan tengah dengan membagi wilayah kekuasaan menjadi dua bagian dimana Sorumba memegang kekuasaan di wilayah Timur Konawe dan Buburanda memegang wilayah Latoma Tua. Dan sebagai tanda sah berhentinya pertikaian antar kedua putra raja ini maka dihelatkan ritual...
Cerita ini bagi orang Tolaki diklasifikasikan sebagai bentuk kepahlawanan. Menurut penuturnya cerita ini diterima dari neneknya ketika sedang bercakap-cakap di malam hari. Cerita ini tersebar di wilayah Konawe dan Mekongga, serta secara khusus pada masyarakat suku Tolaki. Cerita ini masih diceritakan dikalangan masyarakat dan bahkan telah diabadikan menjadi universitas negeri dan nama bandara di Sulawesi Tenggara. Halu Oleo lahir dari pernikahan antara Onggabo dan I Welanda. Dinamakan Halu Oleo disebabkan ia dilahirkan selama delapan malam delapan hari dan membawa sebilah keris sebagai senjatanya kelak. Sejak kecil hingga dewasa ia dikenal karena keberaniannya dan kepeminpinannya. Ia terkenal sebagai seorang pengembara yang suka berlayar. Daerah-daerah yang pernah dilaluinnya, yaitu Mekongga menuju Towari dan menuju muara Sambara menyusuri kali Konawe eha melewati Sanua dan tiba di olo-oloho. Ia meneruskan ke daerah Moronene dan To Mokole terus ke Muna. Selanjutnya, menggantikan ay...
Di negeri Sorume, saat ini bernama Kolaka terdapat seekor burung elang raksasa yang lalu mengacau kehidupan penduduk sehingga masyarakat menjadi resah, terganggu dan banyak binatang ternak, bahkan manusia yang terkamnya dan dijadikan santapannya. Dalam ketakutan terdengarlah kabar dari negeri Solumba yang kini bernama Balandete bahwa terdapat seorang laki-laki perkasa dari kayangan bernama Larumbalangi yang berani, arif bijaksana, dan penolong. P enduduk menghadap orang tersebut (Larumbalangi) dan mendapatkan petunjuk agar penduduk membuat bambu runcing dan mengumpulkan tombak sebanyak-banyaknya lalu di tancapkan di tempat yang biasa didatangi elang raksasa tersebut. Seorang laki-laki dari negeri Loeya bernama Tasahea akan dijadikan umpan karena ksatria, berani, dan kuat yang kelak dijadikan bangsawan di tanah Mekongga (Kolaka). Setelah pekerjaan tersebut diselesaikan dan disediakan umpan kemudian gelaplah suasana langit , muncullah elang raksasa dan menerkan orang tersebut. Namun ela...
Tari Mowindahako merupakan tarian adat. Tarian ini dilaksanakan hanya bagi bangsawan atau anakia. Dilaksanakan apabila suatu pinangan mereka sudah diterima. Maka sebagai wujud rasa senang maka diadakan tarian Mowindahako atau tarian membesara. Tarian ini mirip dengan kegiatan pada saat upacara adat perkawinan. Seperti memggunakan kalo, siwole dan menirukan model percakapan antara juru bicara laki-laki dan perempuan.
Pada suatu hari rusa dan kura-kura bertemu di pinggir rawa-rawa. Dan terjadilah perang mulut. Dalam pertengkaran itu mereka memutuskan untuk mengadu betis. Giliran pertama adalah rusa. Dengan akal liciknya rusa tidak menendang tapi langsung menginjak punggung kura-kura dan terbenam di tanah. Setelah satu minggu kura-kura pun berhasil keluar dari dalam tanah dan mencari rusa. Kemudian ia pun menemukannya dan rusa pun tak dapat berbuat apa-apa dan langsung mengambil posisi. Dari puncak gunung kura-kura menyernag laksana piring terbang dan mengenai batang hidung rusa, dan akibat ketajaman pinggir kulit punggun kura-kura batang hidung jadi outus dan sampai kerahang bawah dan tamatlah riwayat rusa yang sombong. Dalam masyarakat Tolaki cerita ini mengandung nilai pendidikan budi pekerti; terutama kepada anak-anak perlu dibina agar jangan menyombongkan diri dan memandang rendah sauradara dan orang lain.