Upacara seren taun adalah ungkapan syukur masyarakat sunda terutama orang kuningan atas suka duka yang mereka alami terutama di bidang pertanian selama setahun yang telah berlalu dan tahun yang akan datang. Seren taun dilaksanakan setiap tanggal 22 Bulan Rayagung sebagai bulan terakhir dalam perhitungan kalender sunda. Selain ritual-ritual yang bersifat sakral, digelar juga kesenian dan hiburan. Dengan kata lain kegiatan ini merupakan hubungan antara manusia dengan tuhan, dan juga dengan sesama mahluk atau alam baik lewat kegiatan kesenian, pendidikan, dan sosial budaya. Upacara Seren Taun diawali dengan upacara ngajayak ( Menjemput Padi ), pada tanggal 18 Rayagung yang dilanjutkan dengan upacara penumbukan padi dan sebagai puncak acaranya pada tanggal 22 Rayagung. Ngajayak dalam bahasa sunda berarti menerima dan menyambut, sedangkan bilangan 18 yang dalam bahasa sunda diucapkan “dalapan welas” berkonotasi welas asih yang artinya cinta kasih serta kemurahan Tuhan...
Tradisi Nyiramkeun merupakan sebuah tradisi yang berada di Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka. Tradisi Nyiramkeun merupakan tradisi berupa mencucikan benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Talaga Manggung. Kata Nyiramkeun berasal dari kata Sunda yaitu Siram yaitu mencuci dengan menggunakan air. Tradisi ini berguna untuk melestarikan benda-benda penginggalan kerajaan Talaga tersebut. Tradisi Nyiramkeun dilaksanakan secara turun temurun oleh yayasan Talaga Manggung yang merupakan keluarga keturunan Kerajaan Talaga Manggung pada hari senin pada tanggal belasan Bulan Safar. Benda-benda yang dicuci dalam upacara ini adalah patung simbarkencana, patung raden panglurah, genta, uang koin kuno, gamelan, senjata keris, golok dan pedang, meriam, senjata, dan baju zirah (perang). Air untuk penyucian benda-benda pusaka tersebut berasal dari 9 sumber mata air ( Ci Nyusu ) yang diambil oleh kuncen menggunakan tempat penyimpanan y...
Indonesia merupakan negara dengan banyak budaya yang dapat menjadi ciri khas dari masing-masing daerah yang semakin lama mulai terlupakan oleh generasi-generasi muda melek teknologi. Salah satunya adalah Tayuban yang berasal dari kota Cirebon, Jawa Barat. Tayuban atau sering disebut Ronggeng Dombret ini pada jaman dahulu merupakan tarian yang lahir di lingkungan Keraton untuk menghormati tamu-tamu sultan dan juga acara-acara penting diiringi dengan gamelan dan lagu yang sama dengan pertunjukan wayang kulit. Namun, seiring berjalannya waktu, tayuban sudah mulai menyebar di lingkungan masyarakat Cirebon dan menjadi tarian umum yang sering ditampilkan saat menjelang masa panen tiba atau Mapag Sri, hiburan untuk pernikahan, hiburan untuk khitanan, nadran (upacara adat nelayan di daerah Cirebon dan Indramayu), sedekah bumi (upacara adat bagi para petani), acara kebahagiaan, acara syukuran, dan lain-lain. Tarian ini dilakukan oleh para wanita yang memakai kebaya dan selendang di l...
Godong Ijo terletak di Jl Cinangka, Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari, Depok. Berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektar ini merupakan objek wisata yang memiliki green house dengan perlengkapan budidaya tanamannya, showroom tanaman yang di dalamnya terdapat salon tanaman pula, restoran, took alat pertanian, gedung pertemuan dan tempat pemancingan. Fasilitas pemancingannya sendiri bernama Banyu Ijo Lake Fishing dengan setu seluas 4.000meter dan kedalamannya 5meter yang dilengkapi dengan tempat lesehan dan fasilitas hot spot internet juga. Sesuai dengan namanya (Godong Ijo = daun hijau) tempat wisata edukasi ini dipenuhi dedaunan hijau. Ketika melewati gerbang kita sudah merasakan teduhnya dedaunan rindang dari pohon-pohon yang ada di kiri dan kanan kita. Hal ini mengingatkan kita akan suasana di Kebun Raya Bogor. Beberapa pohon besar menaungi kita sampai masuk ke dalam area. Hembusan angin di antara dedaunan, juga membuat kita merasa le...
Mapag Tamba adalah salah satu bagian dari rangkaian ritual budaya agrari pada kalender tani di desa-desa Indramayu, dmulai dengan sedekah bumi, mapag tamba, dan ditutup dengan mapag sri. Tradisi ini merupakan ritual selama 40 hari setelah masa tanam padi. Di daerah lain, Mapag Tamba ini sering disebut Tolak Bala . Pada prosesi Mapag Tamb a ini dilakukan dengan cara membawa air tambak ke dalam batang bambu yang berasal dari sesepuh setempat. Mapag Tamba ini kabarnya sudah ada sejak ratusan silam, dan sampai sekarang masih bertahan. Air dalam batang bambu itu biasanya dibawa oleh pamong desa (wadyabala nibakena tamba), yang dibagi beberapa kelompok. Tugas pamong desa ini menguncurkan air suci sepanjang garis perbatasan desa. Para pamong ini biasanya mengenakan pakaian serba putih, dan tidak boleh bicara apapun selama prosesi ritual berlangsung. Tujuan Mapag Tamba ini sebenarnya menyangkut hajat orang banyak, yaitu...
Masyarakat Sunda zaman dahulu itu masih dipengaruhi budaya Hindu dengan adanya sistem kasta (bisa dilihat dari cara berpakaiannya). Namun secara umum pakaian Sunda itu ada 2, pakaian untuk kaum menak & untuk masyarakat biasa. Nah yang pertama itu pakaian yg biasa digunakan oleh kaum menak (pejabat/kalangan atas). Untuk laki-laki, pakaian yang digunakan : 1. Bendo, tutup kepala yang dibuat dari sisa kain samping yang dipakai. 2. Beskap, yang biasa digunakan berkerah chiang i. Dari beskap ini bisa dilihat tingkatan sosialnya melalui jumlah kancingnya. Semakin banyak jumlah kancingnya, maka semakin tinggi tingkat sosialnya (kancingnya dulu dibuat dari emas). 3. Dodot, yaitu samping (yang digunakan di Sunda biasanya samping rereng) yang sudah dilamban. Lamban itu cara melipat kain samping di tatar sunda. Untuk laki-laki, lambanannya harus ada ekornya. Cara memasangnya dengan memutar dari kanan ke kiri. 4. Alas kakinya biasanya memakai tarumpah atau pant...
Kalau disuruh menyebutkan seni pertunjukan dari daerah Jawa Barat, mungkin yang terlintas di benak Anda adalah tari jaipong, kesenian wayang golek, tari renggong, dan sebagainya. Tapi dari contoh-contoh yang sering Anda dengar tersebut, ternyata masih banyak kesenian yang terdapat di provinsi dengan luas daerah 37.174 km 2 ini. Saking banyaknya, ada beberapa kesenian yang bisa dibilang hanya sedikit orang yang tahu. Bisa disebut juga terlupakan . Pernahkah Anda mendengar tentang seni kunclung ? Nah, kesenian ini berasal dari Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Kesenian ini terutama khas dari masyarakat Cileunyi di Desa Cileunyi Wetan. Di desa ini, kegiatan ekonomi masyarakat masih banyak bergatung pada pertanian, terutama menanam padi. Kesenian ini ditampilkan saat menjelang waktu panen padi ataupun saat baru akan menanam padi. Seni kunclung memang sudah langka ditampilkan oleh masyarakat Cileunyi sendiri. Namun, jika beruntung, Anda masih bisa meli...
Kacaritakeun aya hiji karajaan, katelah ngaranna Nagara Sokadana. Karajaan anu kamashur ma’mur, kawéntar beunghar ka mana-mana, ceuk paribasa mah réa ketan réa keton. Ari rajana ngaran Prabu Déwakeswari. Raja anu adil jeung bijaksana, sarta nyaah ka sakabéh rahayatna. Enggoning ngajalankeun pamaréntahanana, Kangjeng Raja dibantuan ku hiji patih, anu ngaranna Patih Lembu Jayéng Pati. Patih anu kakoncara percéka loba kabisa, pinter sarta asak tinimbanganana. Anu matak dipikolot ku Kangjeng Raja. Katambah-tambah kacida satia jeung satuhuna, tara kacatur ngijing sila béngkok sembah. Kacaritakeun Kangjeng Raja boga selir, Tunjungsari nu asalna ti Balangbangan. Keur geulis téh hadé tata hadé basa deuih. Nu matak kacida dipikaasihna ku Kangjeng Raja. Komi deui basa nyaho Nyi Selir kakandungan mah....
Di Kabupaten Kuningan terdapat sebuah desa yang namanya unik, yaitu Desa Kadugede yang terletak di Kecamatan Kadugede,Kabupaten Kuningan. Dibalik namanya yang unik ini ternyata terdapat sebuah kisah yang menyebar dari mulut kemulut yang sangat diyakini oleh masyarakat Desa Kadugede. Kisah ini dimulai pada saat jaman penjajahan Jepang, pada saat jaman penjajahan Jepang sebuah desa dipimpin oleh seorang ngabai(kepala desa),ngabai bertugas memimpin sebuah desa dengan kerjanya yang berupa pengawasan ketertiban dan keamanan. Diceritakan pada suatu hari di Desa Kadugede ada seorang petani yang sedang dalam perjalanan untuk bekerja, petani itu memakai pakaian pangsi,beriket,dan sambil menenteng gobang. Ketika ia berjalan dibantaran Sungai Cisanggarung betapa terkejutnya saat ia melihat sebuah kadu(durian) yang berukuran sangat besar,ia sangat terkejut karena sebelumnya belum pernah melihat kadu sebesar itu,kadu itu tersangkut disela-sela akar pepohonan dipinggir sungai. Melihat hal...