kepercayaan masyarakat terhadap suatu hal yang mungkin menakutkan seperti menghormati seseorang yang telah meninggal dunia dengan mengadakan ritual acara yang masyarakat sekitar menyebutnya dengan "Paddoa/ayunan raksasa" yang di adakan setiap setahun sekali yang diadakan oleh masyarakat sekitar.acara ini juga sering dijadikan sebagai ajang promosi kebudayaan kepada seluruh masyarakat.acara ini diramaikan dengan "Pagganrang/permainan gendang dan lesung".serta acara makan sapi setiap hari pertama dan hari terakhir oleh masyarakat sekitar dan para pejabat daerah/tamu penting.acara berlangsung sekitar 1 minggu.
Makanan terbuat dari jagung putih di siram dengan air santan kental dan gula. Bisa dibeli di: Bassang Bhayangkara Jalan Bhayangkara, sekitar bundaran Pasar Pabaeng-baeng Sumber: http://samaratulqalbi.blogspot.co.id/2017/10/bassang-si-putih-manis-dari-makassar.html
Mayoritas penduduk suku Toraja, hingga enam puluh persen masih memegang teguh kepercayaan nenek moyangnya, maka adat istiadat yang ada sejak dulu tetap dijalankan sekarang. Sebagai penganut Aluk Todolo masyarakat Suku Toraja mengenal dan masih melestarikan dua ritual besar dalam daur hidupnya, yaitu: Upacara kegembiraan yang disebut Rambu Tuka dan upacara kedukaan yang disebut Rambu Solok . Upacara Rambu Solok adalah jawaban dari ketidakpastian akan misteri kehidupan setelah mati, agar terhapuskan segala kekhawatiran akan nasib si mati di alam baka. Karena ajaran Aluk Todolo menurut orang Toraja berisi konsep kepercayaan terhadap alam kehidupan setelah mati. Ajaran ini menganggap bahwa arwah seseorang setelah mati tidak hilang begitu saja melainkan kembali ke suatu tempat yang dianggap sebagai alam arwah atau sebagai tempat asal-usul leluhur merek...
Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette pernah menggambarkan benteng ini sebagai “the best preserved Dutch fort in Asia”. Pada awalnya benteng ini disebut Benteng Jumpandang (Ujung Pandang). Benteng ini awalnya dibangun tahun 1545 oleh raja Gowa ke X yakni Tunipallangga Ulaweng. Bentuknya yang unik layaknya seekor penyu membuat benteng ini populer dengan sebutan Benteng Panyyua oleh masyarakat setempat. Bahan baku awal benteng adalah tembok batu yang dicampur dengan tanah liat yang dibakar hingga kering. Bangunan didalamnya diisi oleh rumah panggung khas Gowa dimana raja dan keluarga menetap didalamnya. Ketika berpidnah pada masa raja Gowa ke XIV, tembok benteng lantas diganti dengan batu padas yang berwarna hitam keras. Fort Rotterdam pada tahun 1924 (foto via wikipedia) Saat Belanda datang ke tanah Makassar, pecahlah p...
Alkisah, pada zaman dahulu kala, di sebuah daerah di Provinsi Sulawesi Selatan, berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaaan Luwu. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja atau datu yang bernama La Busatana Datu Maongge, atau sering dipanggil Raja Luwu atau Datu Luwu. Ia adalah seorang raja yang adil, arif dan bijaksana, sehingga rakyatnya hidup makmur dan sentosa. Datu Luwu mempunyai seorang putri yang cantik jelita dan berperangai baik, namanya Putri Tandampalik. Berita kecantikan dan perangai baiknya tersebar sampai ke berbagai negeri di Sulawesi Selatan. Pada suatu hari, Raja Bone ingin menikahkan putranya dengan Putri Tandampalik. Ia pun mengutus beberapa pengawal istana ke Kerajaan Luwu untuk melamar sang Putri. Sesampainya di istana Luwu, utusan tersebut disambut dengan ramah oleh Datu Luwu. “Ampun, Baginda...
Upacara Rambu Tuka merupakan serangkaian ritual yang dilakukan dalam rangka memperbaiki tongkonan , biasanya dimulai pada pagi hari saat terbit matahari. Ada beberapa prosesi yang dilakukan dalam upacara ini, yaitu: Ma’pallin Pengusiran roh jahat dengan menyembelih seekor ayam. Ini bertujuan untuk menyucikan diri dari kesalahan yang pernah dilakukan. Mangika biang Memohon kehadiran dan berkat para dewa dengan penyembelihan ayam. Mangipang (mangrapa) Pemberian sesaji pada keluarga di suatu tempat di luar tongkonan , tujuannya untuk memohon doa restu pada leluhur. Hewan yang dikurbankan pada tahap ini adalah babi. Ma’pande to matua Pemberian sesaji untuk leluhur yang dilakukan di sebelah barat tongkonan . Diyakini bahwa arwah leluhur menetap sementara di dalam tongkonan yang tengah diupacarakan. Mangrara banua Pada proses ini semua rumpun keluarga akan hadi...
Rumah adat Palembang sering disebut sebagai Rumah Limas. Rumah berbentuk limas dengan bangunan yang bertingkat. Tingkat tersebut seringkali disebut sebagai bengkilas. Lua rumah mulai dari 400-1000 meter persegi. Bahan material untuk membuat dinding, lantai, serta pintu menggunakan kayu tembesu. Sementara untuk tiang rumah, pada umumnya menggunakan kayu unglen yang tahan air. Rangka rumah biasanya dibuat dari kayu seru, yang menurut kepercayaan masyarakat setempat tidak boleh diinjak/dilangkahi. Tingkatan di dalam rumah dilengkapi dengan lima ruangan yang disebut kekijing. Pada tingkat pertama yang disebut pagar tenggalung, ruangan ini tidak memiliki dinding pembatas, seperti beranda saja. Ruang kedua disebut Jogan , digunakan sebagai tempat berkumpul khusus untuk pria. Naik lagi ke ruang ketiga yang diberi nama kekijing ketiga, yang posisi lantainya lebih tinggi dan diberi batas/penyekat. Ruangan ini biasanya untuk tempat menerima para undangan da...
Karya: Anci Larici Djauzi Saleh Engkana' rimabelae Rilipu' wanua laeng Deceng Muaro Usappa Uwelai wanuakku ... Tanah Ogi Wanuakku Wanua talessurekku Indo' ambo malebbi'ku Uwa'bokori ulao Pura janci rialeku Sikerru'ri atikku Iapa urewe' mattana ogi Uruntu'pi usappae Indo' Ambo Malebbikku Aja' tapettu rennuang Marillau ripuangnge Natepu winasakku
Ammac ciang dendang ammac ciang dendang, ammac ciang ! Tallu luwara lekona Napak napak lalang bang sikontu bonena lino Mak biring kasih kibo nudendek, ma tamparang ! Malam parang laisinu Alla mate te bombang Buhuleng tanna lajjunu Baku’ ku na bun tulu nakku dendek, naluluang ! Naluluang pangngurangi Alla tenamo kanang Baji baji ri matangku