Salah satu jenis sastra lesan Betawi yang berasal dari Timur Tengah. Istilah sahibul hikayat berasal dari bahasa Arab, sohibul hikayat berarti "yang empunya cerita". Selanjutnya merupakan nama sejenis sastra lesan atau teater tutur yang dibawakan oleh tukang cerita (pencerita). Dalam permulaan cerita atau dalam adegan-adegan cerita baru, seringkali kita mendengar kata-kata bahasa Melayu Klasik. Cerita yang dibawakan disampaikan dalam bentuk prosa bahkan dengan beberapa bait pantun di sana-sini. Dalam cerita tidak ada adegan khusus atau tokoh jenaka tertentu, seperti dalam wayang, topeng, atau lenong. Namun hampir setiap kesempatan ada bagian dialog atau karakterisasi pelaku yang menggelikan. Sumber cerita yang dibawakan oleh sahibul hikayat, diantaranya dari kisah-kisah Persia seperti Seribu Satu Malam, Nurul Laila, dan Alfu Lail wal Lail. Istilah sahibul hikayat muncul karena dalam membawakan cerita, juru hikayat sering mengucapkan kata-kata: "Menurut sahibul hikayat", a...
Wayang Golek Betawi, Kreasi Baru Kesenian Wayang Para penggiat seni wayang tak henti-hentinya berinovasi. Selalu saja ada kreasi baru agar para penonton terutama generasi muda bisa menikmati pertunjukan wayang. Salah satunya adalah Wayang Golek Lenong Betawi. Wayang Golek Betawi merupakan kreasi dari seorang dalang Tizar Purbaya yang diciptakan pada tahun 2001. Pada mulanya, Tizar Purbaya merasa bahwa Betawi tidak ada kesenian wayangnya, meskipun wayang kulit dan wayang golek cukup diminati masyarakat Betawi. Karena terdorong keinginan Betawi harus memiliki kesenian wayangnya sendiri, maka Tizar Purbaya berinisiatifmembuat wayang khas Betawi. Dan lahirlah Wayang Golek Lenong Betawi. Wayang Golek Lenong Betawi adalah gabungan antara kesenian wayang, lenong dan gambang kromo. Pertunjukan wayang ini tidak diiringi musik gamelan seperti kesenian wayang lainnya, melainkan dengan musik gambang kromo dari Betawi yang diselipi candaan khas lenong. Boneka wayangnya...
Masyarakat peranakan Tionghoa telah menjadi bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia. Kesenian tradisional Tionghoa pun ikut memberi warna dalam budaya nusantara. Persenyawaan unsur budaya asal daratan Cina dengan karakter budaya lokal menghadirkan keunikan tersendiri dalam tradisi yang berkembang dalam masyarakat peranakan Tionghoa di Indonesia. Keunikan ini begitu kental terasa dalam seni pertunjukan tradisional wayang potehi. Wayang potehi merupakan seni pertunjukan boneka tradisional asal Cina Selatan. “Potehi” berasal dari akar kata “pou” (kain), “te” (kantong), dan “hi” (wayang). Secara harfiah, bermakna wayang yang berbentuk kantong dari kain. Wayang ini dimainkan menggunakan kelima jari. Tiga jari tengah mengendalikan kepala, sementara ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan sang wayang. Diduga, akar dari kesenian wayang potehi telah berkembang selama kurang lebih 3.000 tahun. Bukti-bukti sejarah yang lebi...
Berdasarkan sumber, Wayang Sumedang Merupakan sebuah kesenian khas daerah Betawi. Wayang Sumedar menggunakan layar polos .Dengan adanya layar polos membagi pentas pemain dengan ruang tunggu pemain. Untuk cerita Wayang Sumedar umumnya menggunakan cerita komedi bangsawan . Wayang Sumedar mempunyai banyak kesamaan dengan Wayang Senggol , tetapi dapat dilihat perbedaanya melalui 2 unsur yaitu layar dan dekorasi. Layang pada Wayang Sumedar memiliki layar polos sementara Wayang Senggol memiliki layar Wayang Senggol dipenuhi lukisan-lukisan mengilustrasikan latar-latar pada alur cerita. Wayang Sumedang juga terkenal sebelum perang dunia ke-2.Namun karena sudah hampir punah,banyak informasi mengenai Wayang Sumedar telah hilang . #OSKMITB2018 Sumber foto : https://www.sumber.com/component/k2/sumber/wayang-sumedar.html
Naskah kuno Pecenongan karya sastrawan Muhammad Bakir merupakan salah satu warisan manuskrip yang dimiliki Indonesia dari abad ke-19. Naskah kuno tersebut yang kini tersimpan rapi di Perpustakaan Nasional merupakan bagian kecil dari begitu banyak manuskrip Betawi yang kebanyakan berada di luar negeri. Tercatat berbagai manuskrip kuno tulisan Sapian bin Usman, Sapirin bin Usman, dan Ahmad Baramka kini berada di Leiden dan sebagian di Saint Petersburg. Muhammad Bakir yang menulis naskah Pecenongan merupakan tokoh yang ada di masa peralihan antara sastra klasik dan sastra modern Indonesia. Tinggal di sebuah langgar dan besar di sebuah kawasan yang disebut Pecenongan, Muhamad Bakir beraktivitas mengajarkan anak-anak membaca Alquran dan dasar-dasar agama Islam. Tak heran jika dalam naskah tulisannya tersirat pesan-pesan moral sesuai dengan ajaran Islam yang diyakininya. Naskah tulisan Muhammad Bakir kebanyakan berupa hikayat. Hikayat merupakan salah satu genre dalam sastra klasik...
Merupakan tari garapan yang mengambil unsur-unsur gerak tari Wayang Betawi. Nama serondeng digunakan sesuai dengan nama lagu yang dimainkan oleh Musik Ajeng Betawi yang mengiri tarian ini. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/01/tarian-tradisional-jakarta/
Lenong Denes dianggap sebagai perkembangan dari beberapa bentuk teater rakyat Betawi yang dewasa ini sudah punah, seperti Wayang Sumedar, Wayang Senggol dan Wayang Dermuluk. Lenong Denes mementaskan cerita-cerita kerajaan dan busana yang dikenakan tokohnya pun gemerlapan, seperti halnya raja, bangsawan, pangeran, putri, hulubalang. Maka kata "denes" (dinas) melekat pada cerita dan busana yang dipakai. Maksudnya untuk menyebut orang-orang yang berkedudukan tinggi atau orang-orang yang berpangkat atau yang dinas. Lenong Denes menggunakan bahasa Melayu tinggi dalam dialognya sehingga para pemainnya tidak leluasa untuk melakukan humor. Contoh kata-kata yang sering digunakan antara lain: tuanku, baginda, kakanda, adinda, beliau, daulat tuanku, syahdan, hamba. Dialog dalam Lenong Denes sebagian besar dinyanyikan. Agar pertunjukkan bisa lucu, maka ditampilkan tokoh dayang atau khadam (pembantu) yang menggunakan bahasa Betawi. Adegan-adegan perkelahian dalam Lenong Denes tidak menampilk...
Lenong Denes dianggap sebagai perkembangan dari beberapa bentuk teater rakyat Betawi yang dewasa ini sudah punah, seperti Wayang Sumedar, Wayang Senggol dan Wayang Dermuluk. Lenong Denes mementaskan cerita-cerita kerajaan dan busana yang dikenakan tokohnya pun gemerlapan, seperti halnya raja, bangsawan, pangeran, putri, hulubalang. Maka kata "denes" (dinas) melekat pada cerita dan busana yang dipakai. Maksudnya untuk menyebut orang-orang yang berkedudukan tinggi atau orang-orang yang berpangkat atau yang dinas. Lenong Denes menggunakan bahasa Melayu tinggi dalam dialognya sehingga para pemainnya tidak leluasa untuk melakukan humor. Contoh kata-kata yang sering digunakan antara lain: tuanku, baginda, kakanda, adinda, beliau, daulat tuanku, syahdan, hamba. Dialog dalam Lenong Denes sebagian besar dinyanyikan. Agar pertunjukkan bisa lucu, maka ditampilkan tokoh dayang atau khadam (pembantu) yang menggunakan bahasa Betawi. Adegan-adegan perkelahian dalam Lenong Denes tidak menampilk...
Lokasi Museum Artha Suaka Jakarta ada di Lantai 6 Gedung Bank Indonesia yang berada di Jl. Kebon Sirih 82, Jakarta Pusat. Museum ini menyimpan ribuan koleksi uang dan alat-alat pembayaran lainnya yang pernah beredar di dalam wilayah Nusantara. Koleksi yang disimpan di Museum Artha Suaka ada yang berasal dari jaman kerajaan, masa perdagangan antar benua pada jaman dahulu, masa penjajahan Belanda, Jepang, Inggris dan uang yang dibuat pada jaman revolusi kemerdekaan Republik Indonesia hingga sampai saat ini. Diantara koleksi langka Museum Artha Suaka adalah Uang Kampua dari Kerajaan Buton di Sulawesi Selatan yang dibuat dari kain yang ditenun puteri raja. Uang Jambi, Uang Gobog Majapahit, dan ada uang yang ditulis menggunakan darah. Ada Uang Krishnala dari Kerajaan Jenggala terbuat dari emas. Uang Krishnala juga dibuat dari bahan perak dan perunggu, berbentuk setengah bulat, segi empat dan kancing, yang mulai dibuat pada abad ke-7 dan digunakan hingga abad ke-12. Se...