Salah satu jenis sastra lesan Betawi yang berasal dari Timur Tengah. Istilah sahibul hikayat berasal dari bahasa Arab, sohibul hikayat berarti "yang empunya cerita". Selanjutnya merupakan nama sejenis sastra lesan atau teater tutur yang dibawakan oleh tukang cerita (pencerita). Dalam permulaan cerita atau dalam adegan-adegan cerita baru, seringkali kita mendengar kata-kata bahasa Melayu Klasik. Cerita yang dibawakan disampaikan dalam bentuk prosa bahkan dengan beberapa bait pantun di sana-sini. Dalam cerita tidak ada adegan khusus atau tokoh jenaka tertentu, seperti dalam wayang, topeng, atau lenong. Namun hampir setiap kesempatan ada bagian dialog atau karakterisasi pelaku yang menggelikan. Sumber cerita yang dibawakan oleh sahibul hikayat, diantaranya dari kisah-kisah Persia seperti Seribu Satu Malam, Nurul Laila, dan Alfu Lail wal Lail.
Istilah sahibul hikayat muncul karena dalam membawakan cerita, juru hikayat sering mengucapkan kata-kata: "Menurut sahibul hikayat", atau "sahibul hikayat". Daerah penyebaran seni sahibul hikayat ini terutama di wilayah Jakarta Pusat (Salemba, Tanah Abang, Kebon Sirih, dan Kemayoran), di daerah tengah wilayah Betawi seperti di daerah antara Mampang Prapatan sampai Taman Sari.
Pembawa cerita Sahibul Hikayat biasa disebut Tukang Cerita atau Juru Cerita atau Juru Hikayat. Juru hikayat yang terkenal pada masa lalu, antara lain Haji Ja'far, Haji Ma'ruf kemudian Mohammad Zahid, yang terkenal dengan sebutan "Wak Jait". Pekerjaan sehari-hari Wak Jait sebagai tukang pangkas rambut di dekat Pasar Kambing Tanah Abang. Rumahnya di Kebon Pala, apabila bercerita di rumah yang empunya hajat Wak Jait selalu menggunakan kain pelekat, berbaju potongan sadariah, berpeci hitam.
Dalam membawakan hikayat, juru hikayat (si tukang cerita) mengambil posisi duduk bersila, ada yang sambil memangku bantal, sambil sesekali memukul gendang kecil yang diletakkan di sampingnya untuk memberikan aksentuasi (penekanan) pada jalan cerita yang dibawakannya. Dewasa ini sahibul hikayat digunakan pula sebagai sarana dakwah Islam. Ceritanya merupakan jalur besar yang sering menjadi panjang karena biasanya ditambah dengan bumbu cerita. Dalam cerita kadang diselipkan pula unsur humor di dalamnya. Tema pokok dalam sahibul hikayat adalah peperangan antara kejahatan melawan kebajikan dan selalu dimenangkan oleh kebajikan. Sampai zaman Mohammad Zaid yang meninggal, dalam usia 63 tahun, pada tahun 1963, cerita-cerita yang biasa dibawakan antara lain; Hasan Husin, Malakarma, Indra Sakti, Ahmad Muhammad, Sahrul Indra Laila Bangsawan, dll.
Sahibul hikayat adalah seorang pendongeng atau pembawa cerita yang dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang hafal atau mengetahui persis cerita yang dibawakan. Ia sering diundang dalam acara tertentu dengan mendapat bayaran. Pada zaman sebelum kemerdekaan, tukang cerita yang paling termasyur adalah Haji Ja'far dan Haji Ma'ruf. Biasanya cerita yang dibawakan berasal dari Hikayat 1001 Malam atau riwayat Hasan Husin serta sejenis hikayat lainnya.
Sumber : http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2680/Sahibul-Hikayat
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...