Si Pitung adalah seorang pemuda yang soleh dari Rawa Belong. Ia rajin belajar mengaji pada Haji Naipin. Selesai belajar mengaji ia pun dilatih silat. Setelah bertahun- tahun kemampuannya menguasai ilmu agama dan bela diri makin meningkat. Pada waktu itu Belanda sedang menjajah Indonesia. Si Pitung merasa iba menyaksikan penderitaan yang dialami oleh rakyat kecil. Sementara itu, kumpeni (sebutan untuk Belanda), sekelompok Tauke dan para Tuan tanah hidup bergelimang kemewahan. Rumah dan ladang mereka dijaga oleh para centeng yang galak. Dengan dibantu oleh teman-temannya si Rais dan Jii, Si Pitung mulai merencanakan perampokan terhadap rumah Tauke dan Tuan tanah kaya. Hasil rampokannya dibagi-bagikan pada rakyat miskin. Di depan rumah keluarga yang kelaparan diletakkannya sepikul beras. Keluarga yang dibelit hutang rentenir diberikannya santunan. Dan anak yatim piatu dikiriminya bingkisan baju dan hadiah lainnya. Kesuksesan si Pitung dan kawan-kawannya dikarenakan du...
Bagi para lelaki, kecantikan Dasima bak madu yang dapat disesap setiap saat. Dasima adalah wanita yang berasal dari Kahuripan. Lantaran, enggan hidup melarat, ia rela dijadikan wanita simpanan Tuan Edward. Dengan menjadi wanita simpanan Tuan Edward, Dasima mendapat gelar Nyai--yang kemudian disandangnya di depan namanya. Hasil hubungan mereka, lahirlah Nancy. Atas kelahiran Nancy, Tuan Edward memberikan sebuah rumah di Pejambon untuk Nyai Dasima lengkap dengan para pembantu yang siap melayani kebutuhan Dasima. Kepindahan Nyai Dasima ke Pejambon tidak disertai oleh Tuan Edward, sehingga laki-laki yang lewat depan rumah Nyai Dasima pasti berdecak kagum pada si pemilik rumah. Sayangnya, mereka tidak berani masuk atau tidak punya kesempatan masuk karena memang tidak punya kepentingan. Dikisahkan dalam cerita rakyat ini, ada seorang laki-laki bernama Samiun. Bisa dikatakan bahwa Samiun ini begitu beruntung, lantaran ia punya paman seorang tentara dengan jabatan Komandan Onder Distrik...
H. Rodjali Jakarta, 10 Desember 1936 atau yang lebih dikenal sebagai Babe Jali adalah seorang seniman senior yang dilahirkan di Jakarta pada 10 Desember 1936. Dalam usianya menjelang 77 tahun ini, beliau tetap memotivasi anak dan cucunya untuk terus berlatih mengembangkan bakat bernyanyi, bermain musik, dan bermain lawak Betawi tanpa henti. Babe selalu mengingatkan anak dan cucunya untuk tetap berlatih meskipun tidak ada tanggapan, karena menurut Babe Jali kesenian ini tidak ada matinya, selama orang Betawi dan tanah Betawi ini masih ada pasti kesenian ini akan berguna dan dicari orang. Kebermaknaan dan fungsi kesenian inilah yang meyakinkan Babe Rojali bahwa dengan kesenian orang bisa hidup, yang terpenting menurutnya kita musti berusaha dan berkreatifitas dalam memajukan kesenian Betawi agar tidak ketinggalan zaman. Bagi Babe Jali masuknya film dan alat musik modern sebagai ajang kompetisi bagi orang Betawi, karena menurut beliau justru masuknya hal modern itu dapat...
Meski teknologi yang saat ini semakin maju dan perkembangan dari jenis obat-obatan semakin lebih bagus, kenyataanya obat yang berasal dari bahan alam atau yang biasa disebut dengan obat herbal semakin banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit dan menjadi salah satu penyembuhan alternatif yang paling digemari. Banyak yang menggunakan obat herbal dengan alasan bahwa obat herbal lebih aman dibandingkan dengan obat kimia, dan negara yang paling terkenal dengan pengyembuhan alternatif dengan menggunakan obat herbal adalah Cina. Seperti kita ketahui bersama bahwa obat herbal telah membantu menyembuhkan banyak orang dengan penyakit yang berbeda, meskipun beberapa obat tersebut tidak memiliki klaim terapi, obat herbal masih menjadi pilihan utama sebagai obat yang paling aman dan efektif untuk digunakan. Namun, kita harus berkonsultasi dengan dokter mereka terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengambil salah satu produk herbal. Jenis obat-obatan herbal dan khasiatny...
Tarian betawi yang satu ini dibawa oleh para cukong atau tuan tanah peranakan tionghoa yang kaya raya. Dulu mereka merawat penari cokek dan pemain-pemain Gambang Kromong. Tarian cokek ini diiringi oleh musik Gambang Kromong dan sering ditampilkan dalam acara-acara yang diadakan oleh Tuan Tanah, seperti acara perayaan dan pernikahan. Oleh karena itu, tarian dan pakaian tari Cokek Betawi agak mirip dengan tarian-tarian di Cina karena Tari Cokek sendiri ialah hasil akulturasi dari kebudayaan asli Betawi dengan kebudayaan Tionghoa. Seiring berkembangnya zaman, tuan tanah yang mau menampung hidup penari cokek dan Gambang Kromong pun berkurang. Alhasil sedikit sekali yang mau melestarikan tarian betawi ini. Tari cokek agak mirip dengan ngibing. Ciri khasnya yang lain adalah goyang pinggul yang geal-geol. Kini pemain cokek dan pemain Gambang Kromong yang profesional sedikit susah dicari, karena sedikitnya peminatnya sehingga tidak ada penerus dari para penari cokek ini. Sekarang ini Ta...
Lenong sebagai tontonan, sudah dikenal sejak 1920-an. Almarhum Firman Muntaco, seniman Betawi terkenal, menyebutnya kelanjutan dari proses teaterisasi dan perkembangan musik Gambang Kromong. Jadi, Lenong adalah alunan Gambang Kromong yang ditambah unsur bodoran alias lawakan tanpa plot cerita. Kemudian berkembang menjadi lakon-lakon berisi banyolan pendek, yang dirangkai dalam cerita tak berhubungan. Lantas menjadi pertunjukan semalam suntuk, dengan lakon panjang utuh, yang dipertunjukkan lewat ngamen keliling kampung. Selepas zaman penjajahan Belanda, lenong naik pangkat, karena mulai dipertunjukkan di panggung hajatan. Baru di awal kemerdekaan, teater rakyat ini murni menjadi tontonan panggung Saat itu, dekornya masih sangat sederhana, berupa layar sekitar 3Ã--5 meter bergambar gunung, sawah, hutan belantara dengan pepohonan besar, rumah-rumah kampung, laut dan perahu nelayan serta balairung istana dengan tiang-tiangnya yang besar. Alat penerangannya pun tradisional, berup...
Salah satu jenis sastra lesan Betawi yang berasal dari Timur Tengah. Istilah sahibul hikayat berasal dari bahasa Arab, sohibul hikayat berarti "yang empunya cerita". Selanjutnya merupakan nama sejenis sastra lesan atau teater tutur yang dibawakan oleh tukang cerita (pencerita). Dalam permulaan cerita atau dalam adegan-adegan cerita baru, seringkali kita mendengar kata-kata bahasa Melayu Klasik. Cerita yang dibawakan disampaikan dalam bentuk prosa bahkan dengan beberapa bait pantun di sana-sini. Dalam cerita tidak ada adegan khusus atau tokoh jenaka tertentu, seperti dalam wayang, topeng, atau lenong. Namun hampir setiap kesempatan ada bagian dialog atau karakterisasi pelaku yang menggelikan. Sumber cerita yang dibawakan oleh sahibul hikayat, diantaranya dari kisah-kisah Persia seperti Seribu Satu Malam, Nurul Laila, dan Alfu Lail wal Lail. Istilah sahibul hikayat muncul karena dalam membawakan cerita, juru hikayat sering mengucapkan kata-kata: "Menurut sahibul hikayat", a...
Monumen Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran adalah salah satu monumen patung yang terdapat di Jakarta . Letak monumen ini berada di kawasan Pancoran , Jakarta Selatan . Tepat di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara . Posisinya yang strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma . Ide pertama pembuatan patung adalah dari Presiden Soekarno yang menghendaki agar dibuat sebuah patung mengenai dunia penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan manusia angkasa, yang berarti menggambarkan semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah angkasa. Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta . Sedangkan proses pengecora...
Bahan resep membuat masakan ini sebenarnya tidak terlalu repot dan ribet. Anda dapat memperolehnya dengan mudah. Apabila masakan ini telah dibuat pastinya hasilnya yahut dan lezat di Resep Masakan Indonesia satu ini Bahan-bahan/bumbu-bumbu: Bahan: 1 ikat daun labu, disiangi 1 buah labu siam, dipotong kotak besar 100 gram ikan gabus asin, diseduh, dipotong – potong, digoreng 6 butir bawang merah, iris 4 siung bawang putih, iris 1 lembar daun salam 2 cm lengkuas, memarkan 2 buah cabai merah besar, buang biji, iris serong 2 buah cabai hijau, buang biji, iris serong 1000 ml 4 sendok teh garam 1/4 sendok teh merica bubuk 1/2 sendok makan gula pasir 2 sendok makan minyak untuk menumis Cara membuat: Tumis bawang merah iris, bawang putih iris, daun salam, dan lengkuas sampai harum. Tambahkan cabai merah dan cabai hijau. Tumis sampai layu. Masukkan santan, garam, gula pas...