Motif batik rangkiang merupakan motif batik minang yang cukup terkenal. Asal nama rangkiang pada motif batik ini diambil dari nama lumbung padi atau tempat penyimpanan padi. Dalam bahasa Minang lumbung padi disebut dengan rangkiang. Pada motif batik Sumatera Barat, rangkiang memiliki filosofi yang menggambarkan kesejahteraan dan kehidupan. Seperti diketahui bahwa padi merupakan tanaman yang menjadi sumber makanan pokok yang menghidupi masyarakat nusantara. Sumber: http://www.jnjbatik.com/blog/mengenal-batik-padang-dan-penjelasannya/
                    
            Motif keluak daun pakis terinspirasi dari tumbuhan pakis atau paku yang biasa dan mudah di temukan di indonesia terutama di daerah pinggiran sungai. Keluak sendiri merupakan bahasa minang yang berarti meliuk-liuk. Jadi motif batik keluak daun pakis menggambarkan tumbuhan pakis yang meliuk-liuk.
                    
            Batik tanah liat atau tanah liek menjadi salah satu kerajinan unik dari tanah Sumatera Barat. Tidak hanya menggunakan lilin atau malam, pewarnaan pada kain primisima (kain dasar batik) juga menggunakan bubuk tanah liat. Bubuk tanah liat dicampur dengan sejumlah bahan pendukung guna mendapatkan warna-warna yang cantik. Ragam motif pun bisa digambar di atas kain, seperti motif batangan, motif burung, dan motif rangkiang. Namun, motif itik pulo batang lah yang menjadi ciri khas dari batik tanah liat ini. Motif itik pulo batang pun sarat akan filosofi, yakni kekompakan dan juga kebersamaan. Sejak tahun 2000 lalu, batik tanah liat mulai berdenyut di tanah kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Kain batik tanah liat ini kerap digunakan kaum ibu dalam sejumlah prosesi adat minang.
                    
            Daerah yang terkenal dengan menu masakan berupa rendang ini juga merupakan salah satu provinsi di indonesia yang memiliki corak batik khas dan unik. Meskipun sumatra barat atau yang juga biasa di sebut Padang lebih terkenal dengan kerajinan kain tenunnya, namun belakangan batik dan pengerajin batik mulai bermunculan di ranah minang. Motif batik di provinsi sumatera barat bercirikan kehidupan masyarakat daerah setempat, baik itu dari segi sisi kebudayaan maupun kekayaan alam yang terkandung pada bumi sumatera barat. Ada banyak motif batik yang berkembang di sumatera barat, adapun beberapa motif batik yang cukup populer adalah motif batik tanah liek atau tanah liat, motif pucuk rebung, motif batik rangkiang, motif batik itiak pulang petang, motif tumbuhan merambat atau akar berdaun, dan motif keluk daun pakis. Berikut penjelasan dari beberapa motif batik sumatera barat atau padang : Motif Batik Tanah Liek atau Tanah Liat Tanah liek merupakan bahasa minangkabau yang berarti t...
                    
            Motif Batik Itiak Pulang Patang ini merupakan salah satu karya yang patut dilestarikan dari budaya Minang Kabau,Sumatera Barat,mengapa demikian? Yuk kita simak beberapa ulasannya! Berdasarkan namanya, motif Itiak Pulang Patang termasuk kategori motif yang terinspirasi oleh nama hewan yaitu 'Itiak'. Nama motif ini terdiri atas tiga kata yaitu 'Itiak', 'Pulang' dan 'Patang'. 'Itiak' adalah itik, 'Pulang' adalah 'kembali dari perjalanan atau suatu daerah tujuan' dan 'Patang' memiliki dua arti yaitu kemarin dan senja hari. Dalam konteks ini, 'Patang' artinya adalah senja hari. Jadi secara harfiah, Itiak Pulang Patang berarti itik yang baru kembali dari perjalanannya di waktu senja. Motif Batik Itiak Pulang Patang ini memeliki keunikan yakni terletak pada penamaan motif itu sendiri. Sebuah pertanyaan yang mungkin muncul adalah mengapa harus menggunakan kata 'Itiak' dan tidak menggunakan kata 'Ayam'? Jawaban dari pertanyaan ini merujuk kepada sifat yang dimiliki oleh kedua hewan tadi. It...
                    
            Asal batik Tanah Liek ini diduga dari negeri Cina yang masuk ke Minangkabau pada abad ke 16 pada zaman Kerajaan Minangkabau berpusat di Pagaruyung, Batusangkar. Batik tanah liek sempat hilang tanpa jejak pada masa penjajahan Jepang, namun berkat usaha Wirda Hanim, teknik batik ini diperkenalkan kembali pada tahun 1994. Awalnya Wirda Hanim melihat motif batik ini digunakan oleh beberapa orang penduduk nagari Sumanik, Kecamatan X Koto, Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Beliau tertarik dengan batik yang langka tersebut dan berniat untuk membangkitkan kembali seni tradisional batik tanah liat yang hampir punah. Berkali-kali ia melakukan percobaan agar mendapatkan hasil yang menyamai batik tanah liek asli yang pernah ia temui di Sumani. Namun ia kerap gagal. Dari sepuluh batik yang ia coba produksi, hanya dua saja yang menyamai batik liek asli. Akhirnya, dengan tanah payau yang ia ambil dari dekat rumahnya, ia berhasil terus m...
                    
            Tabuik adalah perayaan memperingati Hari Asyura (10 Muharam) yaitu mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad Saw yaitu Saidina Hassan bin Ali yang wafat diracun serta Saidina Husein bin Ali yang gugur dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Iraq tanggal 10 Muharam 61 Hijrah (681 Masehi). Dalam pertempuran yang tidak seimbang itu, tubuh Imam Husain yang sudah wafat dirusak dengan tidak wajar. Kepala Imam Husein dipenggal oleh tentara Muawiyah. Kematian Imam Husein diratapi oleh kaum Muslim terutama Muslim Syiah di Timur Tengah dengan cara menyakiti tubuh mereka sendiri. Tradisi mengenang kematian cucu Rasulullah tersebut menyebar ke sejumlah negara dengan cara yang berbeda-beda. Di Indonesia, selain di Pariaman, ritual mengenang peristiwa tersebut juga diadakan di Bengkulu. Dalam perayaan memperingati wafatnya Husein bin Ali, tabuik melambangkan janji Muawiyah untuk menyerahkan tongkat kekhalifahan kepada umat Islam...
                    
            Proses Pembuatan Batik Tanah Liek Batik tanah liek adalah batik yang berasal dari Minangkabau yang bahan pembuatannya menggunakan tanah liat atau yang biasa disebut liek oleh orang minang.Batik ini berasal dari negeri Cina yang diduga masuk ke Minangkabau pada abad ke 16, namun batik tanah liat ini sempat mati suri pada masa penjajahan Jepang. Akan tetapi berkat usaha Wirda Hanim, batik ini diperkenalkan kembali pada tahun 1994. Awalnya Wirda Hanim melihat motif batik ini digunakan oleh beberapa orang penduduk nagari Sumanik, Kecamatan X Koto, Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Dia tertarik dengan batik yang langka tersebut dan berniat untuk membangkitkan kembali seni tradisional batik tanah liat yang hampir punah.Saat ini ada tiga sentra pembuatan batik tanah liek di Provinsi Sumatera Barat, yaitu Kota Padang,Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Dharmasraya. Adapun proses pembuatan batik tanah liek sebagai berikut : 1...
                    
            Seorang panghulu atau biasa disebut ninik mamak, merupakan seseorang bergelar datuk oleh masyarakat yang berperan sebagai pemimpin kaumnya. Ia mempunyai pakaian adat khusus yang secara umum terdiri dari seluk bertimba, baju hitam longgar tanpa kancing, celana hitam lebar (sarawa), kain samping yang melilit pinggang diatas lutut, kain sandang, keris dengan posisi miring ke kiri terselip di perut, dan biasanya ditambah dengan tongkat untuk berjalan, dan semua bagian pakaian memiliki filosofinya masing-masing. Namun, tiap-tiap daerah adat di Minangkabau memiliki variasi yang berbeda. Sebagai contoh pada daerah Pesisir, Padang Pariaman memiliki destar seluk bertimba batik dan berkalung emas, sementara daerah Solok berdestar berikat, disertai dengan kain hitam dan cincin. Sumber Foto: https://www.google.co.id/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjhpeWq6e7cAhXKMo8KHYxPAYoQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2Fmedia%2Fset%2F%3Fset%3...