Rumah unik dari pulau lontar atau Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu pulau yang daratannya di hiasi Pohon Lontar, masyarakat sekitar biasa menyebutnya Pohon Tuak, dan juga di kelilingi oleh lautan luas yang indah dan beragam, bahkan ada salah satu pantai yang terkenal dengan keindahan laut dan ombaknya bahkan terkenal sampai ke manca negara dan pernah di jadikan Tournament Surfing International pada tahun 2010, pantai tersebut bernama Pantai Nembrala yang terletak di Desa Delha Namun kali tidak akan dibahas tentang keindahan laut tapi keunikan Rumah Tradisonal yang terletak dekat laut. Rumah tradisional rote memilki bentuk, struktur, konstruksi, dan material yang unik yang di sesuaikan dengan kondisi lingkungan pulau rote. Pada atap memiliki kemiringan yang curam menggunakan penutup daun alang-alang atau daun kelapa ataupun daun pohon lontar. Pondasi rumah menggunakan konstruksi tiang kayu yang ditanam dalam tanah. Dinding rum...
Upacara Ritual Penti merupakan upacara tahun baru yang juga merupakan tanda dimulainya kegiatan bercocok tanam atau berladang. Kegiatan ini adalah kewajiban turun-temurun yang harus dijalankan sebagai wahana rasa syukur, berkumpulnya keluarga besar masyarakat Wae Rebo, serta pemberkatan terhadap kelestarian alam sekitar. Upacara Penti dilaksanakan setiap bulan November, yang biasanya jatuh pada pertengahan bulan dan diisi dengan upacara adat, pemberkatan, serta atraksi budaya yang sangat unik.Upacara Penti dimulai dengan pemberkatan terhadap sumber mata air, keselamatan kampung dan roh jahat. Semua masyarakat berkumpul di rumah Gendang untuk menuju ke tempat pemberkatan dengan diiringi oleh nyanyian-nyanyian budaya. Upacara pemberkatan ini ditandai dengan pemotongan ayam sebagai tanda persembahan untuk para leluhur. Bagi masyarakat Wae Rebo, apabila isi ayam yang disembelih (hati dan lai-lain) bagus, maka hasil persembahan mereka diterima oleh leluhur. ...
Kepada Yang Terhormat, selamat malam Admin, ini adalah KArya Tulis saya yang akan saya promosikan jika saya terpilih sebagai salah satu peserta dalam Elemen Budaya ini. semoga bermanfaat atas tulisanku ini. salam hormatku, Jhon_Lebu Analisis Prospek Potensi Ekowisata Di Kota Kupang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan pariwisata di dunia semakin pesat. Begitu pula yang terjadi di Indonesia. Hal ini diikuti dengan perkembangan pariwisata secara lokal. Namun apabila berbicara mengenai dunia kepariwisataan yang terbesit dalam benak adalah banyaknya perputaran uang yang mengalir ke dalam setiap individu yang mengupayakan pariwisata. Untuk mencapai hasil yang maksimal maka negara Indonesia sebagai negara produsen paket-paket wisata, haruslah mampu mensejajarkan kualitas produk wisatanya dengan standarisasi kepariwisataan dunia. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Otonomi Daerah, yang ban...
Alat musik ini terbuat dari bambu dan daun lontar. Pulau Rote terkenal dengan alat musik sasando. Resonatanya dibuat dari daun lontar (Borassus sundaicus). Berdasarkan struktur nada, sasando terdiri dari dua jenis, yaitu (1) Sasando gong dengan sistem nada pentatonik dengan 12 dawi dan hanya dapat memainkan lagu-lagu tradisional Rote, (2) Sasando biola dengan sistem nada diatonik dengan jumlah dawai mencapai 48 dan dapat memainkan lagu-lagu yang lebih bervariasi. Sasando biola mulai berkembang pada akhir abad ke 18 M dan berkembang di Kabupaten Kupang. Sasando dimainkan untuk mengiringi nyanyian atau tarian tradisional. Di samping sasando akustik, sejak tahun 1960-an sasando sudah dimodifikasi menjadi sasando elektrik atas prakaras Edu Pah, seorang pakar pemain sasando di Nusa Tenggara Timur.
Wae Rebo, tidak banyak yang tahu tentang desa yang terletak di atas pegunungan Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Letaknya memang tak terlihat dari keramaian tapi pemandangan desa ini sungguh indah. Pegunungan hujan tropis dan hamparan lembah hijau menjadi suatu pemandangan yang membuat betah untuk berada di desa ini. Desa Wae Rebo ini pertama kali ditemukan pada tahun 1929 oleh misionaris pengajar agama di Jerman dan Belanda. Keunikan desa ini sendiri terletak pada rumah adatnya yang disebut Mbaru Niang. Uniknya Mbaru Niang yang menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi desa Wae Rebo. Sekilas rumah adat ini mirip dengan rumah adat honai yang berasal dari Papua. Bentuk dari Mbaru Niang sendiri adalah kerucut dan dan terdiri dari 5 lantai dengan tinggi sekitar 15 meter. Untuk bagian atapnya sendiri bahannya menggunakan daun lontar dan dibuat hingga hampir menyentuh tanah. Struktur dari rumah adat ini cukup tinggi yang keseluruhannya ditutup dengan menggu...
Labuan Bajo, sebuah daerah yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur ini selalu menjadi magnet bagi wisatawan baik dari dalam maupun luar negri. Daerah ini memiliki tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, terutama pulau-pulau kecil yang mengelilinya. Tidak hanya pulaunya saja, Labuan bajo memiliki sebuah tarian yang sangat menarik untuk disaksikan yakni Tarian Caci. Tarian ini dapat disaksikan di Kampung Cecer, Desa Liang Ndara, Kecamatan Mbeling, Manggarai Barat. Di Kampung Cecer, tarian khas ini biasa digunakan untuk menyambut para tamu yang datang berkunjung. Awal mulanya tarian ini hanya dimainkan oleh para pejuang perang sebagai bentuk perayaan dan mengenang perang. Tarian Caci menjadi simbol pertobatan manusia dalam hidup. Arti Caci sendiri adalah ujian satu lawan satu untuk membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah. Untuk menjadi peserta Caci syarat paling utamanya adalah seorang pria. Pria tersebut dipilih yang benar-benar mahir memukul lawan, mena...
Alat musik tradisional FOY DOA, adalah nama sebuah alat musik tradisional NTT [ Nusa Tenggara Timur ], yang berasal dari pulau Flores, lebih tepatnya lagi berasal dari Kabupaten Ngada. Seberapa lama usia musik Foy Doa tidaklah diketahui dengan pasti karena tidak ada peninggalan- peninggalan yang dapat dipakai untuk mengukurnya. Foy Doa berarti suling berganda yang terbuat dari buluh/bamabu keil yang bergandeng dua atau lebih.Mungkin musik ini biasanya digunakan oleh para muda-mudi dalam permainan rakyat di malam hari dengan membentuk lingkaran. FOY DOA terdiri dari 2 atau bisa saja lebih suling yang digandeng dan dalam memainkannya digunakan secara bersama-sama. Sistem penadaan, Nada-nada yang diproduksi oleh musik Foy Doa adalah nada-nada tunggal dan nada-nada ganda atau dua suara, hak ini tergantung selera si pemain musik Foy Doa. Bentuk syair, umumnya syair-syair dari nyanyian musik Foy Doa bertemakan kehidupan , sebagai contoh : Kami bhodha ngo kami...
Bentuk alat musik ini sama dengan busur panah. Cara memainkannya ialah, salah satu bagian ujung busur ditempelkan di antara bibir atas dan bibir bawah, dan kemudian udara dikeluarkan dari kerongkongan, sementara tali busur dipetik dengan jari. Merupakan kebiasaaan masyarakat dawan di pedesaan apabila pergi berook tanam atau mengembala hewan mereka selalu membawa alat-alat musik seperti Leku, Heo, Knobe Kbetas, Knobe Oh, dan Feku. Sambil mengawasi kebun atau mengawasi hewan-hewan, maka musik digunakan untuk melepas kesepian. Selain digunakan untuk hiburan pribadi, alat musik ini digunakan juga untuk upacara adat seperti, Napoitan Li'ana (anak umur 40), yaitu bayi yang baru dilahirkan tidak diperkenankan untuk keluar rumah sebelum 40 hari. Untuk menyonsong bayi tersebut keluar rumah setelah berumur 40 hari, maka diadakan pesta adat (Napoitan Li'ana)
Alat musik petik/pukul dari bambu ini berasal dari Manggarai. Seruas bambu betung yang 1,5 tahun yang panjangnya kira-kira 40 m. Kedua ujung bambu dibiarkan, namun salah satunya dilubangi. Cara pembuatannya, di tengah bambu dilubangi persegi empat dengan ukuran 5 x 4 m. Disamping kiri kanan lubang masing-masing dicungkil satu kulit bambu yang kemudian diganjal dengan batangan kayu hingga berfungsi sebagai dawai. Cara memainkan alat musik ini adalah dengan dipetik atau dipukul-pukul dengan kayu kecil.