|
|
|
|
![]() |
Mbaru niang, hunian unik desa Wae Rebo Tanggal 24 Jul 2014 oleh Bayu_prasetyo . |
Wae Rebo, tidak banyak yang tahu tentang desa yang terletak di atas pegunungan Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Letaknya memang tak terlihat dari keramaian tapi pemandangan desa ini sungguh indah. Pegunungan hujan tropis dan hamparan lembah hijau menjadi suatu pemandangan yang membuat betah untuk berada di desa ini. Desa Wae Rebo ini pertama kali ditemukan pada tahun 1929 oleh misionaris pengajar agama di Jerman dan Belanda. Keunikan desa ini sendiri terletak pada rumah adatnya yang disebut Mbaru Niang. Uniknya Mbaru Niang yang menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi desa Wae Rebo.
Sekilas rumah adat ini mirip dengan rumah adat honai yang berasal dari Papua. Bentuk dari Mbaru Niang sendiri adalah kerucut dan dan terdiri dari 5 lantai dengan tinggi sekitar 15 meter. Untuk bagian atapnya sendiri bahannya menggunakan daun lontar dan dibuat hingga hampir menyentuh tanah. Struktur dari rumah adat ini cukup tinggi yang keseluruhannya ditutup dengan menggunakan ijuk. Kelima tingkat rumah adat ini terbuat dari kayu worok dan bambu serta dibangun tanpa menggunakan paku. Mbaru Niang terlihat kokoh karena tali rotan yang kuat mengikat kontruksi bangunan. Mbaru niang sendiri dihuni oleh enam sampai delapan keluarga. Setiap lantai rumah Mbaru Niang memiliki ruangan dengan fungsi yang berbeda, yaitu:
1) Tingkat pertama disebut lutur digunakan sebagai tempat tinggal dan berkumpul dengan keluarga
2) Tingkat kedua berupa loteng atau disebut lobo berfungsi untuk menyimpan bahan makanan dan barang-barang sehari-hari
3) Tingkat ketiga disebut lentar untuk menyimpan benih-benih tanaman pangan, seperti benih jagung, padi, dan kacang-kacangan
4) Tingkat keempat disebut lempa rae dibuat untuk menyimpan stok pangan apabila terjadi kekeringan
5) Tingkat kelima disebut hekang kode untuk tempat sesajian persembahan kepada leluhur
Rumah adat Mbaru Niang ini sangat langka karena di desa Wae Rebo sendiri hanya tinggal beberapa saja. Rumah adat ini telah meraih penghargaan tertinggi kategori konservasi warisan budaya dari UNESCO Asia-Pasifik pada tahun 2012. Untuk melihat keunikan Mbaru Niang jalan yang harus ditempuh adalah dengan melakukan trekking sepanjang sembilan kilometer atau sekitar empat jam dari desa Denge, Flores, Nusa Tenggara Timur.
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |