Bahan: 500 gr daging sapi 1 sdm minyak goring 1 btg daun bawang, potong 3 cm ½ sdm kecap manis 1 sdm air asam jawa Haluskan: 3 bh bawang merah 1 siung bawang putih ½ sdt terasi 1 sdt gula merah 3 bh cabai merah ½ sdt garam Cara membuat: Rebus daging sampai empuk, angkat dan dinginkan. Potong kecil-kecil, goreng kering, angkat dan sisihkan. Tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum. Masukkan daun bawang, kecap manis, dan air asam jawa, aduk rata. Masukkan daging goreng, masak sampai bumbu meresap, angkat. Sajikan. Selamat mencoba.
Alat musik petik/pukul dari bambu ini berasal dari Manggarai. Seruas bambu betung yang 1,5 tahun yang panjangnya kira-kira 40 m. Kedua ujung bambu dibiarkan, namun salah satunya dilubangi Cara pembuatannya, di tengah bambu dilubangi persegi empat dengan ukuran 5 x 4 m. Disamping kiri kanan lubang masing-masing dicungkil satu kulit bambu yang kemudian diganjal dengan batangan kayu hingga berfungsi sebagai dawai. Cara memainkan alat musik ini adalah dengan dipetik atau dipukul-pukul dengan kayu kecil. Adapun Cara Memainkan Alat Musik Petik Tradisional MENDUT Ini Adalah Dengan Cara Dipetik Atau Dapat Juga Dengan Dipukul-Pukul Menggunakan Sepotong Kayu Yang Berukuran Kecil..
1. Asal Usul Musik Ketadu Mara Menurut pengakuan masyarakat pemilik alat musik yang bernama Ketadu Mara bahwa, dahulu kala instrument ini cukup populer dikalangan generasi muda ketika itu, kususnya di Seba dan Mesara. Namun dalam perjalan waktu alat musik ini sudah jarang terlihat. Menurut ceritera yang diwarisi secara turun temurun pada masyarakat Sabu, menyebutkan bahwa musik Ketadu Mara merupakan suatu alat musik yang dibawa oleh orang pertama yang mendatangi pulau tersebut, yakni orang India yang pada waktu itu mereka datang menggunakan perahu. Ceritera kedatangan orang India untuk membuat hubungan persaudaraan, dan kisah selanjutnya terjadilah hubungan jalinan cinta kasih dengan wanita setempat. Untuk membuat bukti bahwa mereka telah sampai pada tempatyang namanya Sabu, maka dibuatlah alat musik dengan menyerupai perahu sebagai mana alat transportasi yang mereka gunakan. Sehubungan dengan alat musik Ketadu...
Kepada Yang Terhormat, selamat malam Admin, ini adalah KArya Tulis saya yang akan saya promosikan jika saya terpilih sebagai salah satu peserta dalam Elemen Budaya ini. semoga bermanfaat atas tulisanku ini. salam hormatku, Jhon_Lebu Analisis Prospek Potensi Ekowisata Di Kota Kupang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan pariwisata di dunia semakin pesat. Begitu pula yang terjadi di Indonesia. Hal ini diikuti dengan perkembangan pariwisata secara lokal. Namun apabila berbicara mengenai dunia kepariwisataan yang terbesit dalam benak adalah banyaknya perputaran uang yang mengalir ke dalam setiap individu yang mengupayakan pariwisata. Untuk mencapai hasil yang maksimal maka negara Indonesia sebagai negara produsen paket-paket wisata, haruslah mampu mensejajarkan kualitas produk wisatanya dengan standarisasi kepariwisataan dunia. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Otonomi Daerah, yang ban...
Alat musik ini terbuat dari kayu, rotan dan kulit binatang. Tambur terompet dibuat dari kayu lai (sejenis kurma hutan) dan kulit rusa. Alat musik ini dimainkan saat berlangsung upacara adat dan untuk mengiringi lego-legi (tari tradisional) bagi kalangan bangsawan. Konon, tambur seperti ini pertama kali ditemukan oleh Agustinus. benda aslinya sekarang tersimpan di suku bangsa Alalu, Desa Aramaba, Kecamaan Pantar Tengah.
Alat musik ini terbuat dari kayu. Alat musik jenis harpa mulut, terbuat dari belahan bambu yang tipis. Bagian tengah belahan terdapat lidah sebagai sumber bunyi. Pangkal lidah dipasang tali yang berfungsi untuk menggetarkan bagian lidah apabila ditarik ke arah kanan. Edang biasa dimainkan oleh para petani saat waktu senggang ketika di sawah.
Musik adalah sebuah rangkaian nada yang diciptakan sedemikian rupa agar alunannya dapat didengar dengan enak. Menciptakan sebuah musik tentu membutuhkan alat musik di dalamnya. Saat ini, penggunaan alat musik tradisional dalam bermusik sudah mulai berkembang di Indonesia. Salah satu alat musik tradisional yang paling unik adalah Sasando. Alat musik ini berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Sasando sangat unik terutama dari segi bentuknya yang akan membuat orang yang melihatnya tertarik untuk memainkannya. Nama Sasando sendiri berasal dari bahasa Rote, Sasandu yang artinya adalah alat yang bergetar atau berbunyi. Sejarah alat musik ini diawali oleh seorang pemuda bernama Sangguana. Suatu hari ia pergi menuju padang sabana, karena kelelahan kemudian ia berhenti untuk beristirahat sejenak di bawah pohon lontar. Secara tidak sengaja ia pun tertidur dan bermimpi sedang memainkan sebuah alat musik dari pohon lontar dan berikutnya mimpi tersebut menginspirasinya untuk men...
Sasando merupakan sebuah alat musik petik khas NTT. Alat musik yang memiliki banyak senar ini dijadikan gambar untuk mata uang pecahan Rp. 5000 dahulu. Meskipun cara memainkan alat musik ini hampir sama dengan kecapi dan gitar, namun Sasando ini memiliki keunikan tersendiri, baik itu dari segi bentuk maupun bahannya. Sesando ini merupakan alat music yang terbuat dari pohon daun lontar yang dilengkungkan setengah lingkaran yang berfungsi sebagai resonansi. Dari ujung ke ujung daun tersebut terlentang potongan bambu yang terlihat sebagai garis tengah bundaran, yang di letakan ganjalan di tengahnya untuk mengikat atau meletakan dawai / senar. nada yang dihasilkan akan berbeda yang dipengaruhi oleh ganjalan. Meski sesando hampir sama dengan alat musik petik lainnya, namun sesando memiliki keunikan sendiri dengan musik / nada yang bervariasi, sebab sesando memiliki senar yang banyak, mulai dari 28, 56 dan 84 dawai / senar.
Alat musik petik/pukul dari bambu ini berasal dari Manggarai. Seruas bambu betung yang 1,5 tahun yang panjangnya kira-kira 40 m. Kedua ujung bambu dibiarkan, namun salah satunya dilubangi. Cara pembuatannya, di tengah bambu dilubangi persegi empat dengan ukuran 5 x 4 m. Disamping kiri kanan lubang masing-masing dicungkil satu kulit bambu yang kemudian diganjal dengan batangan kayu hingga berfungsi sebagai dawai. Cara memainkan alat musik ini adalah dengan dipetik atau dipukul-pukul dengan kayu kecil.