Alat Musik
Alat Musik
Dawai Nusa Tenggara Timur Sabu
Ketadu Mara
- 22 Maret 2013

 

1. Asal Usul Musik Ketadu Mara 
Menurut pengakuan masyarakat pemilik alat musik yang bernama Ketadu Mara bahwa, dahulu kala instrument ini cukup populer dikalangan generasi muda ketika itu, kususnya di Seba dan Mesara. Namun dalam perjalan waktu alat musik ini sudah jarang terlihat.
 
Menurut ceritera yang diwarisi secara turun temurun pada masyarakat Sabu, menyebutkan bahwa musik Ketadu Mara merupakan suatu alat musik yang dibawa oleh orang pertama yang mendatangi pulau tersebut, yakni orang India yang pada waktu itu mereka datang menggunakan perahu.
 
Ceritera kedatangan orang India untuk membuat hubungan persaudaraan, dan kisah selanjutnya terjadilah hubungan jalinan cinta kasih dengan wanita setempat. Untuk membuat bukti bahwa mereka telah sampai pada tempatyang namanya Sabu, maka dibuatlah alat musik dengan menyerupai perahu sebagai mana alat transportasi yang mereka gunakan. 
 
Sehubungan dengan alat musik Ketadu Mara yang berbentuk seperti perahu ini apakah mempunyai hubungan dengan apa yang dituliskan oleh Nico L. Kana bahwa bentuk rumah orang Sabu adalah sebagai perahu yang ditelungkupkan sebagai pelambang pulaunya sebagai perahu.
 
Sehingga aturan nampak pula dalam pengaturan terhadap bagian-bagian kampung. Sebutan lengkap dari kampung ialah Rae Koa yang berarti kampung perahu. Bagian kampung yang lebih tinggi (dida rae) juga disebut anjungan perahu (duru rae), sedangkan bagian lebih rendah adalah buritan ((wiu rae).
 
Dibagian buritan kampung terdapat kemudi kampung yang disebut Uli rae. Nico L. Kana lebih lanjut katakan bahwa bentuk rumah orang Sabu tidak saja menyerupai perahu yang tertelungkup, namun dalam segala bagian-bagian atau rangka bangunan yang ada pada rumah itu dinamakan sebagai mana yang ada pada perahu yang sesungguhnya, Sehubungan dengan itu apakah alat musik ketadu mara merupakan peniruan dari bentuk rumah?
 
2. Pengertian Musik Ketadu Mara.
Ketadu Mara yang terdiri dari dua kata yang apabila diartikan secara harafiah, maka Ketadu adalah seorang bayi yang tertidur pulas karena perutnya yang telah kenyang. Sedangkangkan Mara berarti tembaga. Untuk mendapat pengertian yang sesungguhnya dari alat musik ini tidak dapat diterjemahkan seperti apa yang disebutkan diatas, karena pengertian symbol itu mengandung suatu nilai yang dalam. 
 
Pada intinya Ketadu menggambarkan suatu kepuasan hidup yang sesungguh telah diraihnya. Sedangkan Mara menurut kepercayaan adalah suatu zat atau bentuk yang tidak ada persamaannya atau juga dapat disebutkan ada dari ada itu sendiri. Kepercayaan atau idioilogi pada orang Sabu Mara Mea adalah Maha Pencipta. Dengan demikian Ketadu Mara adalah suatu alat musik yang memberikan kebahagiaan dunia akhirat.
 
 
 
Pengertian yang lain menyebutkan Ketadu berarti suatu alat musik hiburan yang selalu dibutuhkan oleh manusia. Sedangkan Mara berarti sesuatu yang dibutuhkan oleh seorang gadis yang bertalian dengan suatu jalinan cinta. Yang lain menyebutkan Mara ialah lelah.
Untuk mengartikan pengertian musik Ketadu Mara pada bagian ini ialah berhubungan dengan ceritera kedatangan orang India di tanah Sabu. Untuk itu Ketadu Mara diartikan suatu alat musik hiburan yang mengungkapkan suatu kepuasan cinta yang terlaksana berkat jerih lelahnya (orang India) datang ke Sabu. Sebagai bukti kehadirannya, maka dibuatlah alat musik Ketadu Mara. Sampai saat ini orang Sabu mempercayai bahwa mereka mempunyai hubungan dara dengan orang India. 
 
3. Fungsi Musik Ketadu Mara.
Umumnya Alat-alat musik yang ada di NTT digolongkan kedalam kesenian rakyat. Seperti halnya musik Ketadu Mara. Musik Ketadu Mara biasanya digunakan untuk menghibur pribadi dikala seorang diri, sekaligus sebagai pengisi jiwa yang lelah. Biasa juga digunakan oleh sekelompok muda-mudi dalam mengisi waktu dimalam hari.
 
Hal yang lebih kusus lagi alat musik ini digunakan sebagai sarana ungkapan cinta seorang pria kepada wanita incarannya dengan melantunkan syair-syair penggoda hati atau rayuan, dan biasanya musik Ketadu Mara merupakan senjata yang cukup ampuh untuk melumpuhkan seorang wanita yang berhati keras sekalipun.
 
Pada bagian lain orang Sabu juga mempercayai bahwa suara musik Ketadu Mara disenangi oleh makluk halus atau setan, untuk itu apabila berminat untuk melihat setan, maka dapat dimainkan dimalam hari dibawa pohon yang rindang daunnya. Selain itu mereka percaya bahwa suara musik Ketadu Mara dapat mengajak cecak untuk ikut bernyanyi.
 
4. Cara memainkan
Musik Ketadu Mara tergolong jenis musik petik seperti halnya gitar, namun dawainya hanya dua buah yaitu terdiri dari nada sol dan do. Yang membedakan cara memainkan gitar dan ketadu mara ialah jari-jari yang menekan dawai ketadu mara hanya jari telunjuk, tengah dan manis, sedangkan memetik dengan jari kelingking. 
 
Suatu kelompok pemain Ketadu Mara biasanya terdiri dari satu sampai tiga orang. Bersifat instrumental dimainkan oleh tiga orang. Peranan dari setiap pemain sebagai berikut: orang pertama sebagai pembawa melodi, orang kedua sebagai pengiring, dan orang ketiga sebagai pengisi/filler. 
 
Istilah daerah untuk pembawa melodi dan pengisi ialah dettu, sedangkan pengiring ialah loli, dan kesatuan dari kelompok atau gabungan dari dua istilah tersebut di atas adalah pereja. 
Permainan Ketadu Mara yang bersifat mengiring lagu biasa dimainkan oleh dua orang, dan kedua orang ini berperan sebagai dettu (pembawa melodi dan pengisi), dengan demikian sudah dapat diketahui bahwa melodi musik Ketadu Mara dan lagunya bersifat paralel, namun perlu diketahui dawai Ketadu Mara ada dua yaitu benada sol dan do dengan demikian sewaktu-waktu dapat terjadi dua bunyi sekaligus, misalkan pada waktu memetik dawai satu/sol terkadang dawai dua/do turut dibunyikan, dan sebaliknya.
 
Pada permainan instrumentalia/tanpa syair lagu, melodi Ketadu Mara menciptakan bunyi dengan menirukan suara ayam berkotek (kotek ayam yang baru selesai bertelur). 
 
5. Lagu pada musik Ketadu Mara
Ketadu Mara merupakan salah satu musik yang unik yang ada di Nusa Tenggara Timur, yaitu dalam lagu-lagunya ia menggunakan pola ritme campuran yaitu dua dan tiga sehingga bersukat 5/4, dan ada juga yang menggunakan pengolahan ritmis yang tidak terdapat kesan metric birama, meski kesan ketukan tetap ada namun ada kecenderungan menyembunyikan struktur metric birama, sesuai konsep statis dari metric birama itu sendiri.
 
Contoh salah satu lagu yang berjudul Nawoweleloloko/ nama sejenis ikan sungai yang sisiknya berkilauan. Rame muri mada ngede ngado made dae olele nawowelolokowa terjemehannya ialah Rame= berkumpul bersama untuk bersukaria, muri mada=hidup, ngede= dandanan, ngado= sebelum, made dae= selagi hidup, nawoweloloko= nama sejenis ikan sungai yang sisiknya berkilauan seperti perak, ini melambangkan seorang pemuda yang gagah perkasa dan menjadi idola setiap wanita. Syair ini mengisahkan sebelum mati atau selagi hidup nikmatilah kehidupan ini sebagai anugerah Tuhan.
 
Ta kemale mako kolo tada iko ngalu olele nawowelolokowa, terjemahannya ialah ta= kata depan, kemale= berkibar-kibar, mako= lembut, kolo tada=puncak tanda arah angin, iko=ikut, ngalu=angin. Pengertiannya ialah mengkisahkan bahwa kehidupan alam atau dunia beserta isinya tidak dapat direkayasa oleh siapapun, terutama menyangkut hidup dan mati manusia, hujan, guntur, kilat, bencana alam dan sebagainya. 
 
Semua mengikuti kehendak Tuhan, ini artinya sebagai manusia yang lemah harus mengutamakan Tuhan dalam segala aktivitasnya. Dalam dunia ini baik yang kaya, cantik, ganteng dan sebagainya harus mengedepankan Tuhan dari yang lain. 
 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline