Kata Domyak merupakan singkatan dari Bo do r yang diiringi M usik dan ngarampa yak (tari). Seni Domyak Atau sebutan lain dari Buncis ini merupakan salah satu bentuk kesenian yang berkembang di beberapa daerah Purwakarta, diantaranya di Desa Pasir angin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta. Awal munculnya seni Domyak ini merupakan sebuah acara ritual permohonan turun hujan.. Pada masa ini masyarakat setempat memiliki suatu kepercayaan untuk memohon turun hujan melalui acara tarian. Acara ini dimulai dengan arak-arakan menuju sumber mata air. Agar suasana arak-arakan tersebut labih berkesan, mereka mengiringinya dengan tetabuhan alat-alat musik yang ada diantaranya angklung, dogdog, bedug, ketuk, kecrek, dan lain-lain. Pada perkembangan selanjutnya kariaan arak-arakan tersebut tidak dilakukan saa...
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa , Indonesia , dengan istilah Tatar Pasundan yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat , Banten , Jakarta , Lampung dan wilayah barat Jawa Tengah ( Banyumasan ). Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya 15,2% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Jika Suku Banten dikategorikan sebagai sub suku Sunda maka 17,8% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Mayoritas orang Sunda beragama Islam , akan tetapi ada juga sebagian kecil yang beragama Kristen , Hindu , dan Sunda Wiwitan (Jati Sunda). Agama Sunda Wiwitan masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan masyarakat suku Baduy di Lebak Banten yang berkerabat dekat dan dapat dikategorikan sebagai suku Sunda. Jati diri yang mempersa...
Kuda kosong atau Pawai kuda kosong adalah budaya dan tradisi turun temurun di Cianjur. budaya asli dari Cianjur ini, biasanya di adakan satu tahun sekali. biasanya di gelar bertepatan dengan hari jadi Kota Cianjur, yang pelaksanaan nya sering di satukan dengan perayaan hari Kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu pada 17 Agustus setiap tahunnya. http://id.wikipedia.org/wiki/Parade_kuda_kosong
Kuda kosong atau Pawai kuda kosong adalah budaya dan tradisi turun temurun di Cianjur. budaya asli dari Cianjur ini, biasanya di adakan satu tahun sekali. biasanya di gelar bertepatan dengan hari jadi Kota Cianjur, yang pelaksanaan nya sering di satukan dengan perayaan hari Kemerdekaan Republik Indonesia , yaitu pada 17 Agustus setiap tahunnya.
Tontonlah Tari Sampiung yang dipertunjukkan sebagai kelengkapan upacara hari-hari penting seperti Seren Taun, Pesta Panen, Ngaruat, Rebo Wekasan, bahkan pada hari raya kenegaraan seperti pada perayaan Ulang Tahun Kemerdekaan RI. Asal mula nama Tari Sampiung karena lagu pengiringnya berjudul Sampiung. Kadang disebut juga Tari Ngekngek, karena waditra pengiringnya adalah Tarawangsa (alat Gesek, seperti Rebab) yang biasa disebut Ngekngek. Sebagian orang menyebutnya Tari Jentreng, karena salah satu waditra pengiringnya adalah Jentreng, yaitu alat petik berupa kacapi dengan ukuran kecil, yang juga biasa dipinjam namanya untuk nama tarian yang ditampilkan. Anda dapat menikmati Tari Sampiung ini di ruang tertutup, seperti di rumah yang mempunyai ruangan luas, di bale atau pendopo. Di depan penabuh ditempatkan sesajen beserta pedupaan, dan di depannya sesajen arena untuk menari, dengan para penari duduk mengitari penabuh dan sesajen menunggu giliran menari.
1. Lokasi dan Lingkungan Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar adalah sebuah kampung adat yang mempunyai ciri khas dalam lokasi dan bentuk rumah serta tradisi yang masih dipegang kuat oleh masyarakat pendukungnya. Masyarakat yang tinggal di Kampung Ciptagelar disebut masyarakat kasepuhan. Istilah kasepuhan berasal dari kata sepuh dengan awalan /ka/ dan akhiran /an/. Dalam bahasa Sunda, kata sepuh berarti \\\'kolot\\\' atau \\\'tua\\\' dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan pengertian ini, muncullah istilah kasepuhan, yaitu tempat tinggal para sesepuh. Sebutan kasepuhan ini pun menunjukkan model \\\'sistem kepemimpinan\\\' dari suatu komunitas atau masyarakat yang berasaskan adat kebiasaan para orang tua (sepuh atau kolot). Kasepuhan berarti \\\'adat kebiasaan tua\\\' atau \\\'adat kebiasaan nenek moyang\\\'. Menurut Anis Djatisunda (1984), nama kasepuhan hanya merupakan istilah atau sebutan orang luar terhadap kelompok sosial ini yang pada masa lalu...
Selain Nasi Tutug Oncom , produk tradisional dan bersejarah lainnya yang berasal dari Tasikmalaya adalah kerajinan tangan. Banyak kerajinan tangan tradisional yang dibuat oleh masyarakat Tasikmalaya dari dulu hingga kini, seperti anyaman bambu, anyaman mendong, payung geulis, tikar dan Kelom Geulis . Produk kerajinan tersebut harus bersaing ketat dengan berbagai produk modern. Misalnya saja Kelom Geulis yang sekarang terus dikembangkan, baik dari segi desain maupun kualitasnya tanpa menghilangkan ciri khasnya sehingga dapat bersaing dengan sandal-sandal modern. Apa itu kelom geulis? Kata kelom menurut sebagian masyarakat berasal dari bahasa Belanda yaitu kelompen yang berarti sandal kayu. Sedangkan istilah Kelom Geulis berasal dari bahasa Sunda yang berarti sandal kayu cantik. Kelom Geulis biasanya dipakai pada acara tertentu atau resmi. Keunikan bentuk&...
Secara administratif terletak di Kampung Tugu, Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja. Kampung ini terletak pada daerah perbukitan dengan permukaan tanah yang bergelombang. Secara astronomis terletak pada koordinat 6°55’02 LS dan 106°58’33” BT. Tugu Sukaraja terletak di pinggir jalan raya yang menghubungkan Kecamatan Sukaraja – Kecamatan Geger Bitung. Jalan raya ini juga memisahkan wilayah yang satu dengan wilayah lainnya dari Desa Pasirhalang. Lokasi yang terletak di pinggir jalan raya ini membuat Tugu Sukaraja sangat mudah dijangkau. Pada masa sekitar Proklamasi Kemerdekaan, tugu ini pernah menjadi batas demarkasi antara tanah jajahan dan tanah yang dikuasai Republik Indonesia. Objek purbakala tersebut dinamai oleh masyarakat sebagai tugu dan ada juga yang menyebut ’Tugu Embah Demang’. Objek tersebut adalah tinggalan budaya manusia dari tradsisi megalitik pada masa prasejarah. Objek yang dimaksud berupa...
Egrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantaiatau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun[1]. Egrang di Indonesia biasa dimainkan ataupun dilombakan saat peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Egrang dengan versi lain juga dimainkan pada saat upacara sunatan.