wayang
37 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Wayang Calonarang
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Bali

Wayang Calonarang  juga sering disebut sebagai  Wayang Leyak , adalah salah satu jenis wayang kulit  Bali  yang dianggap angker  karena dalam pertunjukannya banyak mengungkapkan nilai-nilai  magis  dan rahasia  pangiwa  dan  panengen . Wayang ini pada dasarnya adalah pertunjukan wayang yang mengkhususkan lakon-lakon dari ceritera  Calonarang . Sebagai suatu bentuk seni perwayangan yang dipentaskan sebagai seni hiburan, wayang Calonarang masih tetap berpegang pada pola serta struktur pementasan wayang kulit  tradisional  Bali ( Wayang parwa ). Pagelaran wayang kulit Calon arang melibatkan sekitar 12 orang pemain yang terdiri dari: 1 orang dalang 2 orang pembantu dalang 9 orang penabuh Di antara lakon-lakon yang biasa dibawakan dalam pementasan wayang Calonarang ini adalah: Katundung Ratnamangali Bahula Duta Pangesengan Beringin Kekhasan pertunjukan wayang Calonara...

avatar
Desi Natalika
Gambar Entri
Wayang parwa
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Bali

Wayang Parwa  adalah  Wayang kulit  yang membawakan lakon - lakon yang bersumber dari  wiracarita Mahabrata  yang juga dikenal sebagai  Astha Dasa Parwa . Wayang Parwa adalah Wayang Kulit yang paling populer dan terdapat di seluruh Bali . Wayang Parwa dipentaskan pada malam hari, dengan memakai kelir dan lampu blencong dan diiringi dengan Gamelan Gender Wayang. Walaupun demikian, ada jenis Wayang Parwa yang waktu penyelenggaraannya tidak harus pada malam hari. Jenis itu adalah  Wayang Upacara  atau  wayang sakral , yaitu  Wayang Sapuh Leger  dan  Wayang Sudamala . Waktu penyelenggaraannya disesuaikan dengan waktu upacara keseluruhan. Wayang Parwa dipentaskan dalam kaitannya dengan berbagai jenis upacara adat dan agama walaupun pertunjukannya sendiri berfungsi sebagai hiburan yang bersifat sekuler. Dalam pertunjukannya, dalang Wayang Parwa bisa saja mengambil lakon dari cerita  Bharata Yudha  atau bagian l...

avatar
Desi Natalika
Gambar Entri
Wayang Arja
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Bali

Wayang arja  adalah sebuah  wayang  ciptaan baru yang diciptakan pada tahun 1975  oleh dalang  I Made Sidja  dari desa Bona, atas dorongan almarhum I Ketut Rindha. Permunculan wayang ini banyak dirangsang oleh kondisi kehidupan Dramatari Arja yang ketika itu memprihatinkan, didesak oleh Drama Gong. Walaupun masih tetap mempertahankan pola pertunjukan wayang tradisional  Bali , Wayang Arja menampilkan lakon-lakon yang bersumber pada cerita Panji (Malat). Dalam Wayang Arja, peran utama yang memegang pokok cerita adalah tentang kerajaan-kerajaan yang terbagi dalam sisi "kanan" dan "kiri". Kerajaan-kerajaan yang terangkum dalam sekutu "kanan" antara lain adalah seperti  Daha ,  Koripan , Singasari , dan  Gegelang , sementara pihak "kiri"-nya adalah  Lasem Metaum ,  Pajang Mataram ,  Cemara , dan  Pajarakan [1] ....

avatar
Desi Natalika
Gambar Entri
Wayang Gambuh
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Bali

Wayang Gambuh  adalah salah satu jenis  wayang   Bali  yang langka, pada dasarnya adalah pertunjukan  wayang kulit  yang melakonkan ceritera  Malat , seperti  wayang panji  yang ada di  Jawa . Karena lakon dan pola acuan pertunjukan adalah  Dramatari Gambuh , maka dalam banyak hal wayang Gambuh merupakan pementasan Gambuh melalui wayang kulit. Tokoh-tokoh yang ditampilkan ditransfer dari tokoh-tokoh Pegambuhan, demikian pula gamelan pengiring dan bentuk ucapan-ucapannya. Konon perangkat wayang Gambuh yang kini tersimpan di Blahbatuh adalah pemberian dari raja Mengwi yang bergelar I Gusti Agung Sakti Blambangan, yang membawa wayang dari tanah Jawa (Blambangan) setelah menaklukan raja Blambangan sekitar tahun  1634 . Almarhum I Ketut Rinda adalah salah satu dalang wayang Gambuh angkatan terakhir yang sebelum meninggal sempat menurunkan keahliannya kepada I Made Sidja dari (Bona) dan I Wayan Nartha (dari Sukawati).

avatar
Desi Natalika
Gambar Entri
Wayang cupak
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Bali

Wayang Cupak  termasuk  wayang kulit   Bali  yang sangat langka, adalah pertunjukan wayang kulit yang melakonkan cerita Cupak Grantang  yang mengisahkan perjalanan hidup dari dua putra  Bhatara Brahma  yang sangat berbeda wataknya. Bentuk pertunjukan wayang ini tidak jauh berbeda dengan wayang kulit Bali lainnya hanya saja tokoh-tokoh utamanya terbatas pada Cupak dan Grantang, Men Bekung dan suaminya Pan Bekung, Raksasa Benaru, Galuh Daha, Prabu Gobagwesi dan lain sebagainya. Pertunjukan wayang Cupak pada dasarnya masih tetap berpegang kepada pola serta struktur pementasan wayang kulit tradisional Bali ( wayang Parwa ). Pagelaran Wayang Cupak melibatkan sekitar 12 orang pemain yang terdiri dari: 1 orang dalang 2 orang pembantu dalang 9 orang penabuh gamelan batel gender wayang. Di antara lakon-lakon yang biasa dibawakan dalam pementasan wayang Cupak, adalah: Matinya Raksasa Benaru Cupak Dadi Ratu...

avatar
Desi Natalika
Gambar Entri
kain gringsing
Motif Kain Motif Kain
Bali

Kain gringsing adalah satu-satunya kain tenun tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik teknik dobel ikat dan memerlukan waktu 2-5 tahun. Kain ini berasal dari Desa Tenganan , Bali . Umumnya, masyarakat Tenganan memiliki kain gringsing berusia ratusan tahun yang digunakan dalam upacara khusus. Kata gringsing berasal dari gring yang berarti 'sakit' dan sing yang berarti 'tidak', sehingga bila digabungkan menjadi 'tidak sakit'. Maksud yang terkandung di dalam kata tersebut adalah seperti penolak bala. Di Bali, berbagai upacara, seperti upacara potong gigi, pernikahan, dan upacara keagamaan lain, dilakukan dengan bersandar pada kekuatan kain gringsing. Berdasarkan mitos, adanya kain tenun gringsing berawal dari Dewa Indra, pelindung dan guru kehidupan bagi masyarakat Tenganan. Dewa Indra kagum dengan keindahan langit di malam hari dan dia memaparkan keindahan tersebut melalui motif tenunan kepada rakyat pilihannya, yaitu rakyat Tenganan. D...

avatar
Rizkianazahra
Gambar Entri
Nong Nong Kling, Teater Rakyat Bali
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Bali

 Nong nong kling adalah seni pertunjukan yang menggunakan media ungkap tari, musik dan drama. Nama nong nong kling diambil dari suara iringannya yang apabila digerakkan akan menimbulkan efek bunyi “nong, nong, kling”.   Kesenian nong nong kling yang banyak terdapat di Kabupaten Klungkung biasa juga disebut dengan nama barong nongkling. Meskipun di dalam pertunjukan itu tidak terdapat “barong”, namun pertunjukan nong nong kling dikelompokkan dalam kesenian barong, seperti halnya barong ket, barong bangkal, barong landung dan banyak barong lainnya. Dengan demikian kesenian nong nong kling termasuk kelompok kesenian barong.   Drama tari nong nong kling hampir mirip dengan wayang wong Bali. Hal ini terlihat dari perlengkapan nong nong kling yang menggunakan tapel (topeng) Sita dan tapel Subali, seperti pada pertunjukan wayang wong Bali. Perbedaan antara nong nong kling dan wayang wong Bali, terletak terutama pada cerita...

avatar
Ressy vemialita
Gambar Entri
Teater Arja (Bali)
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Bali

Salah satu jenis seni di Bali yang masih digemari oleh masyarakat Bali adalah Arja, jenis seni ini termasuk berbentuk teater. Bagaimana sesungguhnya teater ini memperoleh penamaannya tidak begitu diketahui, tetapi dugaan adalah dari ungkapan bahasa Sansekerta “reja” yang kemudian mendapat awalan “a” sehingga menjadi “areja” dan akhirnya berubah menjadi Arja yang berarti keindahan atau mengandung keindahan. Ungkapan inilah yang hingga saat ini digunakan untuk menamakan bentuk teater Arja seperti yang kita lihat sekarang. Sebagai suatu bentuk teater Arja merupakan seni teater yang sangat kompleks karena merupakan perpaduan dari berbagai jenis kesenian yang hidup di Bali, seperti seni tari, seni drama, seni vokal, seni instrumentalia, puisi, seni peran, seni pantomim, seni busana, seni rupa dan sebagainya. Semua jenis seni yang bersatu dalam Arja dapat saling menyatu dan padu, sehingga satu sama lain tidak saling merugikan. Perpadua...

avatar
Ressy vemialita
Gambar Entri
Kayon Anoman Obong
Ornamen Ornamen
Bali

Gunungan adalah sebuah gambar wayang yang menyerupai gunung. Di bawah gunungan ini terlihat gambar pintu gerbang yang dijaga oleh dua raksasa yang memegang pedang dan juga perisai, gunungan ini memperumpamakan sebuah pintu gerbang istana sewaktu wayang main, gunung ini dipergunakan sebagai istana.   Di sebelah atas gunungan terdapat sebuah pohon kayu yang dibelit seekor ular besar dan juga berbagai binatang hutan. Gambar di dalam gunungan ini keseluruhannya melukiskan sebuah keadaan di dalam hutan. Menurut riwayatnya, gunungan ini melambangkan keadaan dunia serta isinya.   Sebelum wayang dimainkan, gunungan-gunungan ini ditancapkan di tengah-tengah kelir dengan cenderung sedikit ke kanan, yang berarti lakon wayang belum dimulai. Sesudah wayang ini mulai dimainkan, maka gunungan-gunungan ini akan dicabut dan dijajarkan di sebelah kanan. Gunungan ini juga dipakai sebagai sebuah pertanda akan bergantinya cerita atau lakon, untuk melakukan keperluan ini gununga...

avatar
hallowulandari