Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
teater Bali Bali
Nong Nong Kling, Teater Rakyat Bali
- 15 April 2016
 Nong nong kling adalah seni pertunjukan yang menggunakan media ungkap tari, musik dan drama. Nama nong nong kling diambil dari suara iringannya yang apabila digerakkan akan menimbulkan efek bunyi “nong, nong, kling”.
 
Kesenian nong nong kling yang banyak terdapat di Kabupaten Klungkung biasa juga disebut dengan nama barong nongkling. Meskipun di dalam pertunjukan itu tidak terdapat “barong”, namun pertunjukan nong nong kling dikelompokkan dalam kesenian barong, seperti halnya barong ket, barong bangkal, barong landung dan banyak barong lainnya. Dengan demikian kesenian nong nong kling termasuk kelompok kesenian barong.
 
Drama tari nong nong kling hampir mirip dengan wayang wong Bali. Hal ini terlihat dari perlengkapan nong nong kling yang menggunakan tapel (topeng) Sita dan tapel Subali, seperti pada pertunjukan wayang wong Bali. Perbedaan antara nong nong kling dan wayang wong Bali, terletak terutama pada cerita yang dimainkan, meskipun keduanya bertolak dari cerita Ramayana. Jika wayang wong Bali dapat memainkan episode manapun dalam cerita Ramayana, maka nong nong kling hanya memainkan eposide “Kerebut Kumbakarna” (Kumbakarna yang diperangi beramai-ramai oleh para wanara/kera).
 
Peralatan
Peralatan musik yang digunakan untuk mengiring drama tari nong nong kling dinamakan batel, yang terdiri atas:
(1) dua buah kendang kecil (kendang keruntungan);
(2) satu set ceng-ceng kecil;
(3) satu buah kenong;
(4) satu buah kelenang;
(5) satu buah kempul; dan
(6) satu buah seruling bernada slendro. Sedangkan, busana yang dikenakan oleh para pemainnya yang berperan sebagai wanara (kera), memakai bulu dari praksok (semacam serat).
 
Pertunjukkan dan Gerak Tari Nong Nong Kling
Pertunjukan nong nong kling biasanya diadakan di alam terbuka, tanpa panggung, dan penontonnya duduk melingkar. Tidak ada batas antara penonton dan pemain yang menyebabkan pertunjukan kesenian rakyat tersebut terasa lebih akrab dan spontan, seolah-olah para penonton pun ikut bermain di dalamnya. Bahasa yang digunakan dalam pertunjukan nong nong kling ialah bahasa Kawi dan bahasa Bali. Untuk para tokoh seperti Kumbakarna dan Wanara mempergunakan bahasa kawi yang diterjemahkan oleh punakawan Delem dan Sangut yang menggunakan bahasa Bali. Seperti punakawan dalam kesenian wayang kulit di Jawa dan wayang golek di Jawa Barat, Delem dan Sangut merupakan tokoh yang sering melawak dan bernyanyi, sehingga pertunjukan kesenian rakyat tersebut banyak digemari oleh masyarakat.
 
Gerakan tari dalam nong nong kling pada prinsipnya sama seperti gerak tari Bali lainnya, yaitu:
(1) agem, yaitu gerak tari yang menggambarkan posisi berdiri yang disesuaikan dengan karakter (perwatakan) tokoh yang dimainkan;
(2) nyingsing, yaitu gerakan kedua tangan yang berada di pinggang dan kedua telapak menghadap ke belakang. Gerak ini dilakukan sambil berjalan. Gerak nyingsing pada tarian biasa dinamakan nyingsing kampuh (saput) sedangkan pada nong nong kling dinamakan nyingsing bulu;
(3) tanjek, yaitu gerakan salah satu kaki menghentak ke depan sebagai tanda untuk mengganti irama pada saat berjalan;
(4) ngaceb, yaitu gerakan berjalan tetapi tapak kaki tidak serong;
(5) ngesong, yaitu gerakan “nyalin ulat” berkali-kali diikuti gerak kaki mundur. Gerakan “nyalin ulat” ialah gerakan bahu melingkar untuk mengganti “agem” (dari kiri ke kanan);
(6) nangseh, yaitu suatu gerakan memutar kepala setengah lingkaran disertai dengan gerak tangan dan kata-kata yang diperkeras sebagai tanda gamelan harus merubah iramanya;
(7) dadengklengan, yaitu salah satu kaki diangkat sehingga pangkal paha dan lutut membentuk sudut sembilan puluh derajat; dan
(8) tetanganan, ialah sikap jari tangan (jari tengah dan jari manis ditekuk dengan ibu jari, telunjuk dan kelingking lurus) yang berfungsi untuk menggaris bawahi ucapan. 
 
Sumber:
Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1992. Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara IV. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
http://www.balipost.co.id
http://balebanjar.com

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline